Fenomena Kotak Kosong-Asep “Masyarakat Punya Penilaian Sendiri !”

Bangka Belitung. Jum’at, (11/10/24)-Kontestasi politik yakni pada Pilkada 2024 di Bangka Belitung, pada beberapa kabupaten/kota terjadi kegamangan antara menangkan calon tunggal atau kotak kosong. Keduanya menjadi perbincangan dan pertimbangan dikalangan masyarakat Bangka Belitung jelang Pilkada, 27 November 2024.

Di provinsi Bangka Belitung sendiri terdapat 3 (tiga) kabupaten/kota yang mana Pilkada yang akan dilaksanakan mendatang, hanya ada calon tunggal. Sehingga, masyarakat tidak memiliki pilihan calon selain dari calon tunggal tersebut.
Namun yang demikian itu, pada mekanismenya masyarakat akan tetap dihadapkan pada pilihan. Adapun pilihan yang dimaksudkan adalah memilih calon tunggal atau kolom kosong pada surat suara pada Pilkada mendatang.

Dalam hal ini, kedua pilihan tersebut tentu membuat sebagian kelompok masyarakat menjadi dilematis. Sebab, sebagian masyarakat tentu bertanya-tanya terkait resiko dari keduanya dan mana yang lebih baik diantara kedua pilihan tersebut.

Asep ketua umum HMI Cabang Bangka Belitung, dalam wawancara singkat dikediamannya di sekretariat HMI Cabang Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang, pada hari Kamis, 10 Oktober 2024., menyebutkan bahwa keduanya merupakan pilihan yang memang cukup membuat kegamangan di kalangan masyarakat. Pasalnya, ini mengenai kelangsungan masa kepemimpinan 5 (lima) tahun mendatang. Kamis, (10/10/24).

Asep juga menuturkan bahwa kegamangan ini timbul karena hanya ada calon tunggal pada Pilkada 2024 dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Bangka Belitung. Untuk sebagian masyarakat yang mungkin menginginkan adanya pergantian pemimpin karena sudah puas dengan kepemimpinan yang lama dan ingin merasakan adanya kepemimpinan baru, mungkin ini menjadi sangat disayangkan, sebab yang menjadi calon kepala daerah di tiga kabupaten/kota tersebut adalah pemimpin yang sebelumnya menjabat. Sedangkan untuk yang menginginkan kelanjutan, hal ini mungkin menjadi hal baik bagi sebagian masyarakat.

Ia juga menambahkan bahwa, dengan adanya fenomena Pilkada melawan kotak kosong ini juga sangat disayangkan, sebab ini bisa dianggap adanya kemunduran partai-partai politik di Bangka Belitung sebagai tonggak dalam hal mempersiapkan kader-kader partai yang berdaya saing dan unggul untuk menjadi calon-calon pemimpin di Bangka Belitung. Yang mana Ia betul-betul menyangkan ditengah-tengah ekonomi Bangka Belitung yang sedang lesu dan sedang mengalami defisit anggaran dibeberapa kabupaten/kota dan di pemerintah provinsi Bangka Belitung sendiri, tetapi Bangka Belitung juga mengalami defisit calon-calon pemimpin.

Meski demikian, Asep mengatakan bahwa masyarakat tetap mempunyai hak untuk menentukan pilihannya. Karena masyarakat tentu juga mempunyai penilaian sendiri tentang pemimpin seperti apa yang diinginkan, pada dasarnya memilih calon tunggal atau memilih kotak kosong keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

“Tentu masyarakat tetap mempunyai hak untuk menentukan pilihannya. Karena masyarakat pastinya juga mempunyai penilaian sendiri terkait pemimpin seperti apa yang diinginkan, ya pada dasarnya memilih calon tunggal atau memilih kotak kosong keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing”. Ucap Asep. Kamis, (10/10/24).

Adapun yang menjadi kekurangan-kekurangan dari memilih calon tunggal dan kotak kosong menurutnya adalah sebagai berikut:

“Ya kalau terkait kekurangannya, mungkin secara kekurangan diantara keduanya beberapa hal yang menurut hemat saya jadi pertimbangan, pertama jika memilih calon tunggal artinya hal-hal yang mungkin sebelumnya sudah diketahui dan dirasa kurang baik sehingga mungkin dianggap tidak layak karena khawatir akan menyengsarakan masyarakat dalam memimpin, mau tidak mau harus diterima. Adapun yang kedua, jika memilih kotak kosong tidak ada jaminan untuk Pj Bupati/Walikota yang dipilih akan lebih baik dan tidak adanya kepastian arah kepemimpinan yang mana Pj Bupati/Walikota bisa saja berganti-ganti dan belum lagi biaya yang dikeluarkan untuk pilkada ulang juga bukan sedikit yakni mencapai puluhan miliar. Jadi ya mengenai hal ini saya rasa masyarakat akan selalu mempunyai penilaiannya sendiri, dan saya yakin masyarakat pasti bisa menentukan pilihan terbaiknya pada 27 November mendatang”. Ujarnya

Asep juga berharap bahwa pada pilkada 2024 di provinsi Bangka Belitung berjalan baik dan terhindar dari konflik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat.

“Tentu kalau harapan kami pada intinya, pilkada 2024 ini di provinsi Bangka Belitung berjalan baik dan terhindar dari konflik yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan masyarakat, karena pada dasarnya kita semua saudara setanah Air”Pungkasnya.***