Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema “Lindungi Diri Dari Penipuan di Ruang Digital”

Jendelakaba.com—Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema Lindungi Diri Dari Penipuan di Ruang Digitalvia zoom meeting pada Sabtu, 6 April 2024.

Irwan menyampaikan bahwa digitalisasi selain membawa berbagai peluang dan kemudahan, tentu juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satu tantangan terbesar dari digitalisasi adalah adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan teknologi, celah keamanan, dan ketidaktahuan korban untuk melakukan penipuan.

Penipuan digital merupakan kejahatan cyber yang paling sering ditemui dan menjadi persoalannya global. Penipuan digital juga sering disebut dengan penipuan online dan penipuan cyber. Dampak dari penipuan digital bagi para korban mencakup kerugian keuangan, kebocoran data pribadi, dan informasi sensitif lainnya, serta turunnya kepercayaan terhadap layanan yang disediakan oleh internet.

Hasil riset nasional penipuan digital di Indonesia menyebutkan bahwa 91 ,2 persen penipuan berkedok hadiah, 74 ,8 persen pinjaman digital ilegal, 65 ,2 persen peniruman tautan yang berisi malware atau virus, kemudian 59 ,8 persen penipuan berkedok krisis keluarga, dan 56 persen investasi. Agar kita terindah dari penipuan seperti ini, kita harus waspada dengan menganali modus pelaku penipuan online, serta membiasakan diri melindungi data pribadi. Sangat banyak sekali raga modus penipuan seperti phishing, farming, sniffing, moneymule, dan social engineering. Contoh penipuan berupa phishing. Biasanya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi dengan menggunakan telepon, email atau pesan teks.

Selanjutnya penipuan farming handphone yaitu penipuan dengan budus mengarahkan korban kepada situs web palsu. Sebagai pengguna media digital kita harus rajin berpartisipasi untuk melaporkan segala bentuk penipuan yang terjadi. Partisipasi bagi kita yang telah atau sedang mengalami penipuan adalah harus lebih berhati -hati dan segera memberi tahu orang -orang di sekitar agar lebih bisa waspada. Selain itu, kita juga dapat mencegah penipuan online dengan meningkatkan kemampuan literasi digital agar kita selalu menjadi kritis dalam menilai suatu informasi. memverifikasi kebenaran suatu berita sebelum membagikan informasi.

Salah satu narasumber dalam webinar.Sri Mustika memaparkan bahwa banyaknya pengguna internet dan media sosial membuat lalu lintas pesan itu teramat sesak, seperti situasi lalu lintas menuju menjelang lebaran, penuhnya sampai mau ke toilet tidak ada tempat gitu ya. Orang melakukan makan sahur di pinggir jalan, tidak ada tempat lagi di rest area. Penuh sesaknya pesan -pesan yang ada di media sosial ini.

Disisi lain juga mencemaskan, karena belum sempurnanya perlindungan cyber atau cyber security. Akibatnya orang mudah kehilangan data pribadi dan juga privasinya, tiba -tiba ada orang yang jelonong masuk media sosial kita lalu menyapa Assalamualaikum kita lihat nomornya dari India atau dari mana gitu ya. kita tidak mengenal orang itu, tiba -tiba kok dia bisa masuk ke akun media sosial kita.menyedihkannya lagi kaum perempuan yang banyak menjadi penyakit penipuan, termasuk kekerasan berbasis gender online. Kekerasan berbasis gender online, yaitu segala bentuk tindakan yang membuat seseorang tidak aman atau merasa tidak aman menyerang gender atau seksualitas gender atau seksualitas seseorang dan divasilitasi oleh internet dan juga teknologi. Jadi kekerasan berbasis gender online ini pasti terjadinya di ruang maya, di ruang digital.

KPGO merupakan pelanggaran privasi ya pada awalnya ya karena pelaku itu bertindak tanpa persetujuan korban. Ini menurut SafeNet, suatu lembaga yang concern pada perlindungan KPGO. Survey plan internasional pada 2020, 4 tahun yang lalu, menemukan dari 14 .000 responden perempuan, 58 persen orang mengaku pernah mengalami kekerasan daring. Jadi entah itu dikata -katai orang, entah itu dimaki -maki orang melalui media digital. Termasuk penyampaian bahasa yang kasar dan juga perisakan cyber atau bullying. Jadi dibully, bully bukan langsung tetapi melalui online. Research World Association of Girl Guides and Girl Scouts tahun 2021, menemukan bahwa 84 persen responden berpikir bahwa ini adalah masalah yang semakin memburuk. Jadi bukan semakin membaik, justru semakin memburuk. Jadi artinya jumlah korban KBKO ini semakin banyak, tidak hanya yang berada di kota -kota besar, tetapi juga di kota kecil dan bahkan pedesaan.

Di Indonesia KBGO sudah banyak terjadi Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Perempuan Indonesia atau LBHP mencatat ada 659 kasus KBGO itu sekitar 2 tahun yang lalu Padahal pada tahun 2017 hanya ada 16 kasus Belum banyak 2018 meningkat 97 kasus dan pada 2019 sudah 281 kasus Artinya kenaikannya itu bukan belipat 2 tapi sudah belipat 10 kalinya Nah KBGO ini merupakan masalah umum yang dialami oleh para perempuan pengguna media sosial di berbagai tempat Kasus KBGO paling banyak terjadi pada media sosial seperti Facebook Pasti ya semua punya Facebook karena Facebook termasuk media sosial pertama ya lalu Instagram dan juga setelah ada gadget itu di WhatsApp Untuk KBGO ini macam -macam, ada revenge porn, penyebaran konten intim yang tanpa disetujui oleh penerima atau korban.

Lalu online grooming, proses mengizinkan korban melalui apa? meyakinkan korban melalui media sosial untuk melakukan hal -hal yang cabul. Jadi, orang itu dihubungi lalu disuruh melakukan hal -hal yang cabul oleh pelaku kejahatan. Lalu, juga berupa ancaman akan menyebarkan foto atau video korban yang sifatnya asusila. Kemudian cyber harassment atau pelaku itu membanjiri korban melalui media sosialnya tentu ya dengan ancaman -ancaman dan cacian -cacian yang sangat kasar. Kemudian impersonation, lalu juga berujung pada pemerasan.

Yanto, Ph.D menambahkan mengenai tipsnya yang paling penting adalah literasi digital dimana kita punya tau modus, kita lihat tau modus, artinya praktisnya kita lihat contoh, misalnya kalau terkait dengan modusnya untuk investasi ilegal misalnya, nah kita patut curiga kalau investasi ilegal ini dimana bunganya tinggi sekali sampai 3 -4 kali bang diposito, misalnya. Kita harus patut curiga, ini nggak mungkin. Masa kita nggak ngapain, investasi sekian juta, mungkin sekian puluh juta, dapatnya sekian juta per bulan. Jadi dalam dua tahun sudah kembali semua. Nggak mungkin. Kalau bunga diposito 3 -4%, ada yang menawarkan sampai 15%, 12%, pasti ada sesuatu yang salah. Jadi, apa yang dimanfaatkan? Rasa tamak. Rasa tamak, rasa ingin keuntungan yang besar tanpa bekerja.

Kemudian ada juga misalnya impulsive buying. Biasanya ini terkait belanja. Nah, diskon yang besar sekali, harga murah, dan harus dalam waktu cepat. Kalau nggak, diskonnya hilang. Harus memasukkan data -data tertentu. Kita wajib curiga untuk modus seperti itu. Kemudian ada lagi modus tadi dari 15 modus. Misalnya berkedok hadiah. Kalau hadiah, berarti kita nggak ngapain -ngapain. Bayangin, kita nggak ngapain -ngapain, kita tiba -tiba dapat hadiah. Apakah logik? Menurut saya enggak. Orang kerja keras saja belum -belum mendapatkan hadiah. Apalagi nggak ngapain -ngapain. Kita wajib curiga.

Kemudian ada lagi penipuan berkedok asmara. Lagi -lagi, kalau memang orang ada rasa tertentu, pasti ada rasa saling menghormati. Kalau istilahnya percintaan, ada rasa saling menghormati, menjaga air, dan seperti itu. Kalau sudah mulai, boleh saja mulai hubungan dari online, rasa ingin tahu, dan seterusnya. Ya ajaklah langsung. Misalnya ketemuan face -to -face, kopi dara. Jadi jangan sampai belum pernah ketemu, hati sudah langsung jatuh cinta. Padahal belum pernah ketemu, belum melihat secara fisik. Ditambah lagi ada permintaan yang nggak masuk akal. Coba lihatkan bagian tubuh tertentu. Padahal ini online, bisa direkam. Jadi sekali lagi, jangan jadi orang yang mudah berjaya. Dan kita lihat penipuan berkedok asmara ini kadang -kadang sudah main Facebook bertahun -tahun, 2 -3 tahun, tapi masih ketiku. Jadi nggak ada beda. Kadang pengguna baru dengan yang lama.

Kemudian ada juga misalnya terkait dengan pinjaman. Itu juga hati -hati. Terkait juga dengan tadi penipuan berkedok amal. Itu juga jangan gampang. Sekarang Palestine. Kemudian gampang percaya. Transfer revenue ini. Ini di -check dulu. Benar nggak? Termasuk juga lowongan kerja dan sebagainya. Jadi sekali lagi, ini bukan masalah pengguna baru dan lama, karena banyak kejadian seperti kedok asmara itu.

Groomingnya kadang -kadang bisa tahun lebih. Ada yang malah saya lihat tahun setengah, 18 bulan. Mungkin menjalin hubungan yang intens sama 18 bulan tanpa pernah ketemu. Tapi rasa itu sudah masuk. Rasa sayang. Ada yang malah di Inggris saya tempat baca, itu sampai transfer sekian miliar. Padahal belum pernah ketemu. Dan itu bukan pengguna baru, tapi pengguna lama. Jadi sekali lagi, hati -hati. Jadilah manusia yang anti modus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *