JENDELAKABA.COM, SIJUNJUNG – BKKBN Sumbar dan Pemkab Sijunjung menggelar Forum Koordinasi percepatan penanganan stunting, Senin (10/7).
Kegiatan diikuti 133 peserta dari Forkopimda Kab. Sijunjung, Kepala OPD terkait, Pimpinan BUMN dan BUND, camat dan wali nagari.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar, Fatmawati mengatakan Kab. Sijunjung menjadi daerah kelima yang mengadakan forum koordinasi di Sumbar.
“Harapan kita bersama meningkatkan kolaborasi dan sinergitas untuk percepatan penanganan stunting sehingga bisa mengintervensi sasaran secara tepat,” pungkasnya.
Pihaknya menambahkan peran Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kab. Sijunjung sangat dibutuhkan untuk mendeteksi anak beresiko stunting, sehingga bisa didampingi dan angka stunting tidak bertambah.
Mulai dari catin (calon pengantin) harus dideteksi dan pastikan sehat, bebas anemia, paham kesehatan reproduksi, jarak kelahiran, pemberian gizi anak dan lainnya. Kemudian pendampingan ibu hamil dan seterusnya.
“Semoga rapat ini bermanfaat dan berperan dalam penurunan stunting di Sumbar. Jika ingin menjadi keluarga berkualitas jangan biarkan anak kita terlahir stunting. Semangat mewujudkan kabupaten sijunjung yang bebas stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sijunjung, Iraddatillah yang juga merupakan Ketua TPPS Kab. Sijunjung mengimbau pihaknya agar tetap bersemangat melakukan kegiatan pembinaan keluarga yang dampaknya terhadap percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sijunjung.
“Hasil data SSGI di Kabupaten Sijunjung penurunan stuntingnya hanya 0,01 persen. Dimana tahun 2021 itu 30,01 persen, kemudian setelah bekerja keras yang kami merasa sudah maksimal. Seperti saat APBD tidak mencukupi kita carikan sumber lain, support baznas, BUMD, kita antarkan langsung ke rumah-rumah anak-anak stunting. Setelah setahun keluar data 30,0 persen, terkejut kita turunnya hanya sedikit,” ujarnya.
Mungkin di pendataannya sebab dari data by name by addres, ternyata sudah di angka 13,89 persen artinya sudah dibawah target nasional 14 persen.
Kondisi itu, kata Iraddatillah harus tetap disikapi secara bijak dan dijadikan motivasi pelecut untuk terus menekan angka stunting. (Rel/Hend).