Kominfo RI Himbau Seluruh Masyarakat untuk Mendukung dan Memahami Budaya Sendiri

Jendelakaba.com — Kominfo gelar kegiatan Pertunjukan Rakyat (PETUNRA) dengan tema “Potensi Budaya Lokal sebagai Identitas Bangsa” di The Culture hotel Bogor, Sabtu, 30 September.

Dalam kegiatan ini Dr. H. Fadli Zon, SS., M. Sc Anggota Komisi I DPR RI Berbicara mengenai budaya itu berasal dari budaya, kreasi lokal. Salah satunya adalah silat (silat cimandeh). Di Azer Baizar ada 3000 orang yang belajar silat dan silat ini adalah budaya lokal Indonesia. Budaya Bogor patok pataoknya sangat banyak contohnya silat, rumah bambu, budaya ngadongen, kabayan, jang jawokan dan budaya kecapi suling. Indonesia jumlah suku bangsa dan bahasanya sagatlah banyak totolnya lebih dari 1000 bahasa dan suku bangsa.

Indonesia merupakan ibukota budaya dunia karena semua budaya yang ada di dunia itu ada di negara kita Indonesia. Ketika kita berbicara tentang budaya lokal sangat kaya akan budaya tinggal bagaimana kita membentuk budaya lokal menjadi identitas bangsa kita Indonesia. Kita tentunya tidak mau budaya kita kalah dengan budaya Barat. ketika kita kehilangan budaya kita akan kita akan kehilangan identitas kita dan Ketika kokoh dengan identitas kita, kita tidak akan kemana mana dan tau dengan tujuan kita.

Adapun Petunra ini juga di ramaikan oleh Putra Gara (Ketua Dewan Kesenian Kabupaten Bogor), menurutnya budaya di 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor pada setiap wilayahnya itu berbeda-beda. Terdapat satu moment dalam satu tahun yaitu cucurak. Cucurak merupkan makan bersama dewan kesenian sekaligus memberikan apresiasi pelestari budaya seperti pelestari budaya silat, budaya kujang dan pelestari lainnya. Untuk melestarikan budaya salah satu cara yang dilakukan aalah dengan melakukan festival-festival yaitu festival film pendek terkait potensi budaya daerah agar tidak tergerus oleh zaman. Kita harus bersama-sama dalam melestarikan budaya-budaya lokal dan kita harus bangga dengan budaya kita.

Senada dengannya, Dr. Nursodik Gunarjo, S.Sos (Plt Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) mengajak kita untuk harus memanfaatkan budaya lokal dengan mendukung festifal atau budaya lokal dengan mendukung genarasi muda belajar dan memahami budaya sendiri. Dalam era digital teknologi menjadi alat yang sangat bergujna dalam memanfaatkan budaya lokal. Individu dan komunitas dengan mudah bisa berbagi konten. Kolaborasi adalah kunci dalam memanfaatkan budaya lokal. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *