PENGAWASAN PRODUKSI : INVENTARIS DAN TRANSPORTASI INTERNAL

Close up of a group of workers working in a warehouse

Ekonomi

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Pengertian Persediaan

Setiap perusahaan apakah itu perusahaan perdagangan atau pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan, karena itu persediaan sangat penting, tanpa adanya persediaan para pengusaha yang mempunyai perusahaan – perusahaan tersebut akan dihadapkan pada resiko – resiko yang dihadapi, misalnya; pada sewaktu-waktu perusahaan tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa yang dihasilkan. Hal tersebut dapat terjadi karena disetiap perusahaan tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia setiap saat, yang berarti pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan yang seharusnya di dapatkan.

 

Begitu pentingnya persediaan sehingga merupakan elemen utama terbesar dari modal kerja yang merupakan aktiva yang selalu dalam keadaan berputar dimana secara terus-menerus mengalami perubahan.

 

Menurut bahasa

Pengendalian persediaan merupakan fungsi manajerial yang sangat penting bagi perusahaan, karena persediaan fisik pada perusahaan akan melibatkan investasi yang sangat besar pada pos aktiva lancar. Pelaksanaan fungsi ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produksi dan penggunaan sumber daya dapat maksimal.

 

Persediaan merupakan harta yang sensitive terhadap kekunoan, penurunan harga pasar, pencurian, pemborosan , kerusakan, dan kelebihan biaya sebagai akibat dari salah urus. Controller harus dapat menganalisis peersediaan secara detail dan menyediakan kepada manajemen laporan yang cukup, sehingga kondisi yang kurang baik dapat diperbaiki dengan segera. 

 

Persediaan adalah bentuk aktiva lancar dan aktiva jangka pendek. Persediaan hanya masuk dalam satu kategori dan manajemen mengintegrasikan semua persediaan dalam aktiva lancer. Persediaan dapat ditinjau dari kontribusi strategis terhadap tujuan perusahaan, Konteks manajemen persediaan dalam hal ini adalah berkaitan dengan kebutuhan fungsi-fungsi lain dalam perusahaan seperti bagian keuangan, pemasaran dan produksi .

 

Persediaan (inventory) dapat diartikan sebagai sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.

 

Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa resiko-resiko tertentu yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut. Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya persediaan tersebut.

 

Menurut para ahli

  1. Przwirosentono ( 2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaarr bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah jadi dan barang dalam proses.
  2. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)
  3. Soemarso (1999), Mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.
  4. Menurut terry Hill (2000:104), menyatakan bahwa Pengendalian persediaan adalah suatu kegiatan untuk menentukan tempat dan komposisi dari persediaan barang maupun bahan baku sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien”.
  5. Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan, persediaan mempunyai nilai ekonomis di masa yang akan datang pada saat aktif. (Yuliana, 2001)
  6. Persediaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan yang dimaksud untuk dijual dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.
  7. Sedangkan menurut Freddy Rangkuty (2004:1) persediaan merupakan suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu , atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi.

 

Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalannya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk memproduksi barang-barang, serta selanjutnya menyampaikan pada pelanggan atau konsumen. Persediaan memungkinkan produk-produk yang dihasilkan pada tempat yang jauh dari pelanggan atau sumber bahan mentah. 

 

Dengan adanya persediaan produksi tidak perlu dilakukan khusus buat konsumsi atau sebaliknya tidak perlu dikonsumsi didesak supaya sesuai dengan kepentingan produksi. Adapun alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan menurut Sofjan Assauri (2004: 169) adalah sebagai berikut:

  1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari satu tingkat proses yang lain yang disebut persediaan dalam proses dan pemindahan.
  2. Alasan organisasi untuk memungkinkan suatu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas tidak tergantung dari yang lainnya.

 

Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi antara lain berguna untuk dapat: Menurut Sofjan Assauri (2004:170):

  1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
  2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembaliakan.
  3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
  4.  Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi . 
  5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.
  6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi adalah memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut
  7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau penjualannya.

 

Karena sangat luasnya pengertian dan jenis persediaan maka dalam pembahasan selanjutnya hanya akan menekankan pada masalah persediaan bahan baku. Bahan baku (bahan mentah) menurut Suyadi Prawirosentono(2001:61) merupakan bahan baku utama dari suatau produk atau barang, hal ini dapat secara visual bahwa bahan tersebut merupakan bahan utama untuk membuat produk. 

 

Pengertian  Transportasi Internal

 

Menurut bahasa

Transportasi adalah alat yang digunakan untuk mengangkut atau membawa barang atau penumpang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Transportasi internal adalah alat yang digunakan dalam perusahaan guna menjalankan aktifitas perusahaan, seperti membawa barang yang sudah di produksi oleh perusahaan untuk dipasarkan ataupun dipakai perusahaan untuk membawa bahan mentah dari tempat pembeliannya ke lokasi produksi perusahaan.

Transportasi diartikan sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Proses pengangkutan merupakan gerakan dari tempat asal, dari mana kegiatan angkutan dimulai, ke tempat tujuan, kemana kegiatan pengangkutan diakhiri. Peranan transportasi sangat penting untuk saling menghubungkan daerah sumber bahan baku, daerah produksi, daerah pemasaran dan daerah pemukiman sebagai tempat tinggal konsumen. 

 

Jenis persediaan dan transportasi internal

  1. Jenis Persediaan

Dilihat dari dari fungsinya persediaan menurut Sofjan Assauri (2004:170) adalah sebagai berikut:

        a. Batch Stock atau Lot size Inventory yaitu persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar daripada jumlah yang dibutuhkan pada saat itu.

Adapun keuntungan yang diperoleh dari adanya Lot Size Inventory adalah sebagai berikut:

  • Memperoleh potongan harga pada harga pembelian
  • Memperoleh efisiensi produksi (manufacturing economis) karena adanya operasi atau “production run” yang lebih lama.
  • Adanya pengematan didalam biaya angkutan.

      b. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan.

       c. Anticipation stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan atau penjualan permintaan yang meningkat.

 

Sedangkan persediaan dilihat dari jenis atau posisi menurut Sofjan Assauri (2004:171) dapat dibedakan sebagai berikut:

  • Persediaan bahan baku (Raw Material stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi perusahaan pabrik yang menggunakan nya.
  • Persediaan bagian produk (Purchased part) yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari part atau bagian yang diterima dari perusahaan lain, yang dapat secara langsung diassembling dengan part lain, tanpa melalui proses produksi sebelumnya.
  • Persediaan bahan-bahan pembantu atau barang-barang perlengkapan (Supplies stock) yaitu persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlikan dalam proses produksi untuk membantu berhasilnya produksi atau yang dipergunakan dalam bekerjanya suatu perusaahan, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen dari barang jadi.
  • Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process/progress stock) yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap-tiap bagian dalam satu pabrik atau bahan-bahan yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi lebih perlu diproses kembali untuk kemudian menjadi barang jadi
  • Persediaan barang jadi (Finished goods stock)yaitu barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau perusahaan lain.

2. Jenis Transportasi Internal

Transportasi Internal, transportasi jenis ini melakukan pendistribusian materila diantara line-line department pekerjaan, untuk mengatur pengiriman produk saat in-progress proses pembuatan produk menjadi barang jadi. Jenis-jenis transportasi yang digunakan dalam hal ini misalnya folk lift, truck, dan mesin conveyor.

   a. Forklift 

Merupakan salah satu material handlingyang utamanya digunakan untuk memindahkan produk berkemasan.Alat ini merupakan peralatan bermotor yang dapat menghasilkan gerakan perpindahan ke depan belakang serta ke kanan dan kiri. Forklift merupakan salah satu material handling yang akan sering ditemukan dalam gudang untuk kepentingan pemindahan produk dari satu tempat ke tempat lain yang diinginkan. Menurut Anonim (2010) forklift juga sering disebut sebagai lift truck adalah salah satu material handling yang paling banyak digunakan di dunia logistik.

 

Tujuan utama dari penggunaan forklift adalah untuk transportasi dan mengangkat. Dalam kehidupan sehari-hari forfklift dapat kita temukan dalam supermarket. Alat ini biasanya digunakan untuk meletakkan produk dirak penyimpanan yang susah dijangkau manusia tanpa peralatan penunjang. Sejarah forklift awalnya dibawa oleh seorang ahli penggudangan pada tahun 1906. Pennsylvania Railroad memperkenalkan sebuah battery platform truck untuk memindahkan barang. Perkembangan selanjutnya banyak terjadi pada saat perang dunia I. Konon menurut sejarah, dunia logistik sangat dipengaruhi oleh adanya perang. Forklift modern sekarang sudah berbeda jauh dengan sejarah awal forklift yang ada. Forklift modern benar-benar difokuskan untuk kedua hal utama, yaitu transportasi dan mengangkat.

 

Pada prinsipnya ada beberapa bagian utama forklift seperti misalnya overhead guard, counterweight, mast, carriage, serta fork

  • Fork 

Berbentuk dua buah besi lurus dengan panjang berkisar antara dua sampai tiga meter. Posisi peletakan barang di atas pallet masuk ke dalam fork juga menentukan beban maksimal yang dapat diangkat oleh sebuah forklift (Anonim, 2010).

 

Fungsi fork ini adalah sebagai pemegang landasan beban yang mana fork ini terpasang pada kerangka ( backrest ) sebagai pembawa garpu dan tiang penyokong mast. Fork assembly diikatkan ke salah satu ujung rantai dan yang lainnya terikat pada beam tiang penyokong. Rantai ini bergerak sepanjang puli ( wheel ) yang melekat pada ujung atas dari batang torak pada lift silinder (Anonim, 2009).

  • overhead guard

Bagian ini merupakan bagian safety work bagi pengendara forklift. Bagian ini yang akan melindungi kepala pekerja forklift dari bahaya yang mungkin terjadi saat bekerja, seperti jatuhnya barang-barang yang sedang diangkut saat dinaikkan maupun diturunkan menggunakanforklift. Bagian ini juga memiliki kegunaan sebagai perlindungan dari cuaca seperti panas atau hujan yang dapat mengganggu pekerjaan pemindahan barang. Bagian yang terakhir adalah counterweightyang merupakan bagian penyeimbang beban dari sebuah forklift. Letaknya berlawanan dengan posisi fork, bagian ini akan memberikan keseuimbangan penuh ketika nantinya muatan yang diangkut besar.

 

Menurut sumber energi yang digunakan, ada 2 macam jenis forklift yang saat ini populer digunakan yakni forklift diesel dan forklift battery. Untuk forklift diesel ini menggunakan mesin diesel sebagai penggeraknya. Secara otomatis, forklift ini berbahan bakar solar dan biasanya memiliki jenis ban yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan pada umumnya. Sedangkan forklift batterymenggunakan tenaga bateraisebagai sumber energinya. Baterai ini mempunyai lifetime sehingga diperlukan sebuah alat untuk mer-recharge dan baterainya dapat berfungsi kembali. Fungsi perawatan ini sangat penting untuk kelangsungan hidup dari sebuah baterai (Anonim, 2011).

    b. Truk

Sebagian besar kita telah mengenal apa itu truk dan bentuk dari truk itu sendiri. Truk ini digunakan oleh suatu industri untuk membawa barang-barang dalam proses distribusi atau sebagainya.

     c. Konveyor 

Berasal dari kata convoy yang berarti berjalan dalam jumlah besar, maka konveyor dapat juga diartikan mesin yang berfungsi mengangkut barang jumlah besar dan mengatasi jarak yang ada. Mesin konveyor telah banyak dipakai di industri dunia dalam kegunaannya menghemat waktu dan tenaga manusia. Mesin konveyor yang umum dipakai saat ini adalah belt, roller, chains, screw, dan pneumatik konveyor (Anggono, 2009)

Pada dasarnya konveyor bukanlah sebagai salah satu mesin yang termasuk dalam proses industri karena hanya memindahkan bahan atau produk yang diolah supaya proses yang dilakukan menjadi lebih cepat maka dari itu mesin konveyor ini termasuk dalam mesin penunjang atau pembantu.

Beragam jenis konveyor dibedakan menurut alat yang digunakannya serta daya angkutnya:

  • Belt konveyor

Konveyor ini menggunakan sabuk kulit yang diloop pada satu jalur dan diputar menggunakan mesin listrik di salah satu atau kedua ujungnya. Mesin listrik yang dihubungkan dengan sabuk terpasang pada silinder yang menarik gulungan sabuk, sabuk yang tertarik karena keketatan silinder dan panjang loop yang membuatnya menjadi konveyor dengan menaruh bahan-bahan di atasnya.

Konveyor ini memiliki kapasitas bahan yang relatif kecil karena hanya menggunakan daya gesek antara sabuk dan silinder. Semakin kecil daya gesek tersebut semakin besar kapasitas bahan yang bisa diangkut. Penggunaan belt konveyor contohnya pada industri karet, untuk memindahkan bahan baku ke dalam pemanasnya.

Konveyor jenis ini memiliki keuntungan yaitu dapat diimprove seperti pemberian plat pada sabuknya, serbaguna, dapat beroperasi secara continue, meskipun kecil kapasitasnya dapat diatur dengan pengubahan gaya gesek pada silinder, dan perawatannya mudah. Sedangkan  kelemahannya yaitu jaraknya tidak dapat diubah, dan biaya operasinya terhitung mahal dengan penggunaan yang kecil.

  • Roller konveyor

Konveyor ini disusun oleh banyak silinder yang membentuk jalur untuk pengangkutan bahan-bahan yang relatif berat. Silinder ini terbuat dari bahan logam yang jalurnya dibuat sepanjang logam raknya dan sebagai kelebihannya rak-rak ini dapat diatur panjangnya sesuai dengan kebutuhan produksi.

Konveyor jenis ini ada yang bekerja dengan perputaran tiap silinder tersebut yang mendorong bahan diatasnya. Untuk silinder yang berputar menggunakan energi listrik yang dialirkan untuk tiap-tiap kelompok silinder, artinya setiap kelompok silinder yang dipasang memiliki mesin penggerak sendiri, sehingga dalam hal ini roller konveyor berputar memiliki biaya operasi yang relatif mahal. Tetapi konveyor ini cocok untuk pengangkutan bahan-bahan berat dan sangat banyak.

Konveyor roller juga ada yang hanya sebagai dudukan yang tidak berputar dan tenaga penggeraknya berasal dari bahan yang datang dibelakangnya ataupun tenaga gaya gravitasi, karena konveyor disusun miring. Untuk konveyor roller yang bergerak banyak digunakan untuk industri-industri barang elektronik, pada pemindahan produk yang sudah dilakukan pengemasan. Dan konveyor roller yang tidak berputar banyak digunakan pada industri pertanian seperti pengolahan selai nanas.

  • Konveyor jenis chains

Digunakan untuk pengangkutan bahan-bahan yang sangat berat misalnya pada pabrik mobil atau motor. Seperti namanya konveyor ini tersusun oleh rantai-rantai yang tersambung membentuk jalur dan diberi plat di atasnya sebagai tempat dudukan barang. Rantai-rantai ini dapat disusun di atas sebuah jalan ataupun pada susunan roda yang berputar untuk menggerakkan konveyor. Konveyor ini pada umumnya menggunakan tenaga mesin penggerak motor bakar (Fauzi, 2004).

Konveyor chains ini terbagi menjadi dua jenis menurut fungsi dan kegunaannya, yakni apron dan scraper. Konveyor apron digunakan untuk variasi yang lebih luas dan untuk beban yang lebih berat dengan jarak yang pendek. Konveyor apron yang sederhana terdiri dari dua rantai yang dibuat dari mata rantai yang dapat ditempa dan ditanggalkan dengan alat tambahan A. Palang kayu dipasang pada alat tambahan A diantara rantai dengan seluruh tumpuan dari tarikan conveyor (Fatia, 2011). Sedangkan untuk konveyor scraper  merupakan konveyor pelat yang bisa digunakan untuk mengangkut muatan yang berat namun tidak seberat bila menggunakan konveyor apron. 

Kelebihan dari konveyor rantai adalah kapasitasnya yang sangat besar, jalurnya dapat dibuat berkelok-kelok. Karena menggunakan roda ber-plat maka luas jalurnya juga dapat diatur serta memudahkan dalam proses langsung di atas konveyor tersebut. Tetapi dalam penggunaannya konveyor ini memerlukan biaya operasional yang sangat besar. Meskipun begitu di dalam industri pertanian juga ditemukan yang menggunakan konveyor ini seperti pada industri minyak kelapa sawit.

Konveyor yang digunakan untuk bahan yang sangat sedikit atau kecil dapat digunakan konveyor screw dan pneumatic. Screw konveyor adalah konveyor yang sekaligus sebagai pengaduk bahan ketika dilakukan pengangkutan. Konveyor ini seperti bor raksasa yang dimasukkan ke dalam silinder panjang, prinsipnya yaitu ketika bor ini berputar loop yang ada pada sisi bor akan mendorong bahan dari tempat masuk ke ujung satunya.

Konveyor ini menggunakan motor bakar sebagai penggerak serta keuntungannya dapat diposisikan ke atas atau miring .Kelemahannya adalah penggunaannya yang sulit dioperasikan serta biayanya yang relatif mahal. Perawatannya pun sulit karena menggunakan mesin yang besar dan juga arah dari pengangkutannya tidak dapat dirubah.

  • Pneumatic konveyor

Konveyor ini menggunakan tenaga angin untuk mengangkat bahan yang ingin dipindah. Konveyor jenis ini juga berguna sebagai pemisah antara bahan dengan kotorannya seperti bahan tepung dengan debu. Prinsipnya adalah penghembusan angin dari dasar konveyor yang menerbangkan bahan dan melewati cyclone yang diatur agar hanya dapat dilewati oleh bahan. Sangat berguna untuk pembersihan atau pemrosesan yang benar-benar memerlukan bahan yang murni tetapi proses yang dilakukan lama ( Fauzi, 2004).

 

Faktor faktor yang mempengaruhi persediaan

Bambang Riyanto (2001:74) Menurut Besar kecilnya persediaan yang dimiliki oleh perusahaan ditentukan oleh beberapa factor antara lain:

  1. Volume yang dibutuhkan untuk melindungi jalannya perusahaan terhadap gangguan kehabisan persediaan yang akan menghambat atau mengganggu jalannya produksi.
  2. Volume produksi yang direncanakan, dimana volume produksi yang direncanakan itu sendiri sangat tergantung kepada volume sales yang direncanakan
  3. Besar pembelian bahan mentah setiap kali pembelian untuk mendapatkan biaya pembelian yang minimal.
  4. Estimasi tentang fluktuasi harga bahan mentah yang bersangkutan diwaktu-waktu yang akan datang.
  5. Peraturan-peraturan pemerintah yang menyangkut persediaan material
  6. Harga pembelian bahan mentah
  7. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan di gudang
  8. Tingkat kecepatan material menjadi rusak atau turun kualitasnya

 

Sedangkan menurut Suyadi Prawirosentono (2001:71) fakor yang mempengaruhi jumlah persediaan adalah:

  • Perkiraaan pemakaian bahan baku

Penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam satu periode produksi tertentu.

  • Harga bahan baku

Harga bahan yang diperlukan merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi besarnya persediaan yang harus di adakan.

  • Biaya persediaan

Terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku , adapun jenis biaya persediaan adalah biaya pemesanan (order) dan biaya penyimpanan bahan gudang.

  • Waktu menunggu pesanan (LeadTime)

Adalah waktu antara tenggang waktu sejak peasanan dilakukan sampai dengan saat pesanan tersebut masuk kegudang. 

 

Biaya – Biaya yang Berkaitan dengan Persediaan

Untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya biaya-biaya variable dan untuk menentukan kebijakan persediaan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana perusahaan dapat meminimalkan biaya-biaya. Biaya-biaya persediaan yang harus dipertimbangkan menurut Freddy Rangkuty (2004:16) adalah sebagai berikut:

 

  1. Biaya Penyimpanan (Holding cost/carring costs)yaitu terdiri dari biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantutas persediaan, biaya penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang termasuk sebagai biaya penyimpanan antara lain:
  • Biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan (termasuk penerangan, pendingin ruangan , dan sebagainya);
  • Biaya modal (opportunity cost of capital), yaitu alternative pendapatan atas dana yang di investasikan dalam persediaan;
  • Biaya keusangan;
  • Biaya perhitungan fisik;
  • Biaya asuransi persediaan;
  • Biaya pajak persediaan;
  •  Biaya pencurian, pengrusakan, atau perampokan;
  • Biaya penanganan persediaan dan sebagainya;

 

       2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs). Biaya-biaya ini meliputi:

  • Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi;
  • Upah;
  • Biaya telepon;
  • Pengeluaran surat-menyurat;
  • Biaya pengepakan an penimbangan;
  • Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan;
  • Biaya pengiriman ke gudang;
  • Biaya utang lancar dan sebagainya;

 

Pada umumnya biaya perpesanan (diluar biaya bahan dan potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi apabila semakin banyak komponen yang dipesan setiap kali pesan , jumlah pesanan per-periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. 

 

       3. Biaya penyiapan(manufacturing)atau set up costs. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri”dalam pabrik”perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up costs)untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari:

  1. Biaya-biaya mesin-mesin menganggur;
  2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung;
  3. Biaya penjadwalan;
  4. Biaya ekspedisi dan sebagainya.

Seperti halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan total per-periode sama dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode

 

      4. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya yang kekurangan bahan adalah sebagai berikut:

    1. Kehilangan penjualan;
    2. Kehilangan pelanggan;
    3. Biaya pemesanan khusus;
    4. Biaya ekspedisi;
    5. Selisih harga;
    6. Terganggunya operasi;
    7. Tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.

Biaya kekurangan bahan sulit di ukur dalam praktik, terutama karena kenyataannya biaya ini sering merupakan opportunity costs yang sulit diperkirakan secara objektif.

 

Faktor yang mempengaruhi transportasi internal

  • Tersediannya barang

Efek yang sangat nyata dari adanya transportasi yang baik dan murah adalah penyediaan atau pengadaan pada masyarakat barang barang yang dihasilkan ditempat lain yang tidak dapat dihasilkan setempat, mengingat kondisi iklim dan keterbatasn sumber daya alam yang tidak memungkinkan untuk menghasilkannya atau kalau dihasilkan juga terpaksa dengan biaya produksi dan harga yang sangat tinggi.

  • Stabilisasi dan penyamaan harga

Dengan transportasi yang murah dan mudahnya pergerakan barang dan suatu lingkungan masyarakat ke yang lainnnya, maka akan cenderung terjadinya stabilisasi dan penyamaan harga dalam hubungan keterkaitan satu sama lain.

  • Penurunan harga

Hampir sam dan identik dengan pengaruh stabilitas dan penyamaan harga harga di atas adalah terjadinya penurunan harga sebagai hasil dari transportasi yang murah. Namun disini lebih ditekankan pada penyediiaan sumber sumber produksi beserta ongkos pemrosesan.

  • Meningkatnya nilai tambah

Banyak lahan pertanian yang tidak menguntungkan dan tidak layak untuk ditanam bagi usaha pertanian karena hasilnya tidak dapat dijual kepasar akibat lokasinya jauh dan ongkos transportasinya mahal.

  • Terjadinya spesialisai antar wilayah

Dengan adanya spesialisasi atau pembagian kerja antar daerah tersebut akan terjadi surplus hasil produksi karena spesialisasi yang bersangkutan.

  • Berkembangnya usaha kecil

Dengan fasilitas transportasi ongkos yang relatif murah akan dapat disediakan supply bahan bahan dan tenaga kerja, dan produk yang dihasilkan akan dapat mencapai atau memasuki pasar yang lebih luas dan yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan dan manfaat yang lebih besar.

  • Terjadinya urbanisasi dan konsentrasi penduduk

Dengan tersedianya transportasi yang mudah dan murah akan mendorong timbulnya kerja dan spesialisasi antar daerah. 

 

Fungsi persediaan dan trasportasi internal

   1. Fungsi persediaan

Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan.

Untuk mempertahankan eksitensi perusahhan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan memberikan barang yang diminta.

    2. Fungsi Utama Pengendalian Efektif

  • Pengadaan (Procuring)

Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memperoleh supply material yang dibutuhkan dalam jumlah cukup.

  • Pemeliharaan (Maintaining)

Harus diciptakan beberapa prosedur untuk memelihara dan melindungi material yang sudah masuk sebagai persediaan.

  • Pengeluaran (Issving)

Harus diciptakan, ditentukan suatu route untuk mengeluarkan pada waktu dan tempat yang dibutuhkan. Fungsi lain persediaan yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan.

Untuk mempertahankan eksitensi perusahhan dengan mencari keuntungan atau laba perusahaan itu. Caranya memberikan pelayanan yang memuaskan pelanggan dengan memberikan barang yang diminta.

     3. Fungsi persediaan menurut freddy rangkuti  :

  • Fungsi  lot size 

Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan (replishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya persiapan produksi atau pembelian dan biaya transport.

  • Fungsi cadangan

Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan permintaan konsumen biasanya diserti kesalahan peramalan. Waktu siklus produksi (lead time) mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah produksi yang ditolak (reject) hanya bisa diprediksi dalam proses. Persediaan cadangan mengamankan kegagalan mencapai permintaan konsumen atau memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.

  • Fungsi antisipasi

Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penuruan persediaan (supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan dapat memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi terjadinya pemogokan tenaga kerja.

  • Fungsi  pipeline 

Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point) dengan aliran diantara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan terakumulasi ditempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi (work in process).

  • Fungsi lebih

Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan fisik yang terjadi.

   4. Fungsi transportasi internal

Transportasi ( perangkutan ) Transportasi memegang peranan penting dalam usaha mencapai tujuan pengembangan ekonomi dalam suatu bangsa.Adapun tujuan pengembangan ekonomi yang bisa diperankan oleh jasa transportasi adalah : 

  1. Meningkatkan pendapatan nasional, disertai dengan distribusi yang merata antara penduduk, bidang usaha dan daerah. 
  2. Meningkatkan jenis dan jumlah barang jadi dan jasa yang dapat dihasilkan para konsumen, industri dan pemerintah. 
  3. Mengembangkan indusri nasional yang dapat menghasilkan devisa sera men –supply pasaran dalam negeri.
  4. Menciptakan dan memelihara tingkatan kesempatan kerja bagi masyarakat.

 

Ada peranan transportasi dalam kegiatan non ekonomis yaitu sebagai sarana mempertinggi integritas bangsa, transportasi menciptakan dan meningkatkan standar kehidupan masyarakat secara menyeluruh, mempertniggi ketahanan Nasional bangsa Indonesia ( Hankamnas ) dan dan menciptakan pembangunan nasional. 

 

Fungsi lain transportasi adalah untuk mengangkut penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat lain. Kebutuhan akan angkutan penumpang tergantung fungsi bagi kegunaan seseorang ( personal place utility ).Peranan transportasi tidak hanya untuk melancarkan barang atau mobilitas manusia.Transportasi juga membantu tercapainya pengalokasian sumber – sumber ekonomi secara optimal.Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan ( the promoting sector ) dan pemberi jasa ( the servicing sector ) bagi perkembangan ekonomi. 

 

Tujuan atau Manfaat Persediaan dan transportasi internal

    1. Tujuan Persediaan

Menurut Assauri (1998) tujuan pengendalian persediaan dapat diartikan sebagai usaha untuk:

  • Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan persediaan sehingga menyebabkan proses produksi terhenti
  • Menjaga agar penentuan persediaan oleh perusahaan tidak terlalu besar sehingga biaya yang berkaitan dengan persediaan dapat ditekan.
  • Menjaga agar pembelian bahan secara kecil kecilan dapat dihindari. 

 

Tujuan dasar dari pengendalian bahan adalah kemampuan untuk mengirimkan surat pesanan pada saat yang tepat kepada pemasok terbaik untuk memperoleh kuantitas yang tepat pada harga dari kuantitas yang tepat ( Matz, 1994).

 

Jadi, dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas, pengendalian persediaan dan pengadaan perencanaan bahan baku yang dibutuhkan baik dalam jumlah maupu kualitas yang sesuai dengan kebutuhan untuk produksi serta kapan pesanan dilakukan.

 

Dari teori fungsi dan tujuan pengendalian tersebut diatas, dapatlah diambil kesimpulan bahwa pengendaliaan persediaan bertujuaan untuk :

  1. Optimalisasi dari modal yang tertahan dalam perusahaan. 
  • Menjaga agar proses produksi tetap lancar.
  • Melindungi persediaan terhadap pemborosan, kerusakan dan resiko-resiko lain.
  • Tujuan praktis dalam kegiatan untuk mendapatkan biaya persediaan yang minimal.

 

Tujuan dari pengendalian persdiaan adalah mempunyai jumlah mutu material yang tepat pada waktu dibutuhkan dengan pengeluaran investasi yang minimum sesuai dengan kemampuan perusahaan.

Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan pengendalian persediaan yang berbeda :

  • Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.
  • Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk mengurangi setup mesin). Disamping itu juga produk menginginkan persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.
  • Pembelian (purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingi ada persediaan sebagai pembatas kenaikan harga dan kekuranga produk.
  • Keuangan (finance) menginginkan minimisasi semua bentu invenstasi persediaan karena biaya investasi dan efek negatif ya terjadi pada perhitungan pengembalian aset(return of asset perusahaan.
  • Personalia (personel and industrial relationship) menginginka adanya persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenag kerja dan PHK tidak perlu dilakukan.
  • Rekayasa (engineering) menginginkan persediaan minimal untu mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa /engineering.

 

Cara – Cara Penentuan Persediaan

Ada 2 sistem yang umum dikenal dalam menentukan jumlah persediaan pada akhir suatu periode yaitu dengan Menurut Sofjan Assauri (2004:173):

  1. Periodic System yaitu setiap akhir periode dilakukan perhitungan secara fisik dalam menentukan jumlah persediaan akhir.
  2. Perpetual atau disebut juga Book Inventories yaitu dalam hal ini dibina catatan administrasi persediaan. Setiap mutasi ari persediaan sebagai akibat dari pembelian ataupun penjualan dicatat atau dilihat dalam kartu administrasi persediaannya. Bila metode ini yang dipakai maka perhitungan secara fisik hanya dilakukan paling tidak setahun sekali yang biasanya ilakukan untuk keperluan counter cheking antara jumlah persediaan menurut fisik dengan menurut catatan dalam kartu administrasi persediaannya.

 

Manfaat  transportasi internal

Transportasi Transportasi ( perangkutan ) bukanlah tujuan melainkan saran untuk mencapai tujuan. Sementara itu, kegiatan masyarakat sehari – hari bersangkut paut dengan produksi barang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan yang beraneka.karena itu manfaat dari transportasi dapat dilihat dari beberapa segi diantaranya adalah manfaat : 

 

Manfaat ekonomi Kegiatan ekonomi masyarakat sangat berkaitan dengan produksi, distribusi, dan pertukaran kekayaan.kegiatan tersebut membutuhkan moda transporasi.dengan tranportasi bahan bahan baku dibawa menuju tempat produksi dan kepasar. Selain itu, dengan tranportasi pula konsumen datang ke pasar atau tempat pelayanan kebutuhan.

 

Sementara itu distrubusi barang karena adanya transportasi akan berdampak pada beberapa hal yaitu : Terjadi transaksi pejual pembeli Persediaan barang antar daerah dapat disamakan harga barang antar daerah dapat disamakan spesialisasi dalam kegiatan ekonomi dapat dibedakan timbul  komunakasi dalam perukaran barang antar masyarakat Manfaat sosial

 

Faktor penghambat dan pendorong

    1. Faktor penghambat persediaan

Banyak hal yang mengakibatkan sistem persediaan pada penawaran tidak efektif. Sebab-sebab tersebut sangat bervariasi, ada yang teknis dan ada juga yang terkait dengan perilaku individu maupun organisasi. Beberapa diantaranya, yaitu :

  • Dari segi perusahaan
  1. tidak ada pengaturan kinerjakaryawan yang jelas.
  2. Kinerja perusahaan banyak terkait dengan persediaan. Misalnya tingkat perputaran persediaan (inventory turnover rate) rata-rata lama permintaan atau kebutuhan bisa dipenuhi olehpersediaan (inventory days of supply), banyaknya persediaanyang kadaluwarsa, dan sebagainya.
  3. Walaupun ukuran-ukuran tersebut relatif jelas definisi dan cara mengukurnya di lapangan, memilih ukuran mana yang pas dan berapa target yang harus dicapai bukanlah hal yang simpel.
  • Dari segi konsumen
  1. Status Pesanan Tidak Akurat.
  2. Ketika pelanggan memesan suatu produk ke pemasok, berharap bisa mendapatkan informasi kapan pesanan tersebut bisadipenuhi.
  3. Walaupun pada awalnya pelanggan sudah mendapatkanlnformasi tersebut, mereka tetap mengharapkan informasi yangmutakhir tentang perkembangan pesanan mereka dari waktu kewaktu.
  4. Namun sangat sering terjadi supplier tidak mampu memberikaninformasi tentang status pengiriman yang akurat.Akibatnya, perasaan ketidakpastian tinggi dan mendorong pelanggan untuk menyimpan cadangan persediaan yang lebih banyak.

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Belajar_Ekonomi

#Organisasi_Industri

#Inventaris_dan_Transportasi_Internal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *