KEMEROSOTAN AKHLAK, ETIKA DAN MORALITAS PELAJAR/MAHASISWA

Oleh: Marwan
Mahasiswa Hukum Universitas Bangka Belitung, Kader HMI Komisariat Universitas Bangka Belitung Cabang Bangka Belitung

 

Jendelakaba.com — Dinamika kepemudaan khususnya mahasiswa di Bangka Belitung saat ini menjadi polemik yang tidak dapat dihindari realitasnya dalam kehidupan kampus. Sebuah polemik yang terus menjadi kritikan dalam perbincangan dikalangan kepemudaan dan akademisi ialah merosotnya akhlak, etika dan moralitas pemuda yang terkhususnya pelajar atau mahasiswa. Barang tentu ini menjadi sebuah problem yang harus ditangani untuk meluruskan moralitas para calon pemimpin-pemimpin bangsa saat ini. Banyak keluhan dari berbagai tokoh aktivis dan akademisi beberapa akhir waktu ini yang menginginkan regenerasi bangsa ini untuk mengutamakan nilai-nilai moralitas dalam kehidupan yang seharusnya. Namun ini akan hanya sekedar menjadi sebuah harapan jika tidak ada implementasi untuk mengupayakan pembentukan dan pelurusan etika dan moralitas dalam aktivitas kehidupan. Memang banyak saat ini keluhan-keluhan aktivis akan merosotnya etika dan moralitas para pemuda khususnya mahasiswa. Saya pribadi melihat kondisi dinamika dunia kampus saat ini, bahwa etika dan moral yang seharusnya menjadi pondasi dalam menuntut ilmu, kini sudah mulai luntur. Apakah ini akibat melandanya covid di Bangsa Ini sehingga kurang tertanamnya etika dalam interaksi dan bertindak?, ataukah kurangnya didikan dalam mendalami pentingnya etika dan moralitas dalam menuntut ilmu?.

Perlu kita pahami bahwa nilai tertinggi dalam ilmu adalah akhlak, etika dan moralitas yang melekat pada diri. Sebagai negara hukum sekalipun yang sebagaimana tertuang dalam pasal 1 ayat (3) Konstitusi kita UUD 1945, ilmu hukum tetaplah mengutamakan norma-norma yang menjunjung tinggi nilai moral. Akhlak, etika dan moral adalah nilai-nilai yang terkandung dalam setiap norma, baik itu norma agama, kesusilaan, kesopanan bahkan dalam norma hukum. Pancasila sekalipun sebagai sumber dari segala sumber hukum, dalam sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila kedua Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, secara mendalam mengandung makna bahwa akhlak, etika, adab, dan moralitas adalah nilai yang sangat penting.

Perlu kita pahami sebagai mahasiswa, sebagai aktivis, sebagai kader umat dan kader bangsa ini, dan sebagai pemuda yang merupakan regenerasi yang akan melanjutkan tonggak bangsa terkhusunya wilayah kita Bangka Belitung. Maka utamakanlah adab, jadilah regenerasi yang berakhlak, yang paham akan perilaku yang baik dan buruk, bahkan paham baik dan buruknya ucapan yang keluar dari ujung lidah. Seorang ulama sufi, Abdullah Bin Mubarak juga menyatakan bahwa اْلعِلْمِ مِنَ كَثِيْرٍ إِلَى مِنَّا أَحْوَجُ بِ اْلأَدَ مِــنَ قَلِيْــلٍ إِلَى نَحْـنُ “Kita lebih membutuhkan adab meskipun sedikit dibandingkan ilmu meski itu banyak”. Hal ini tentunya juga menjadi dasar bagi pemuda terutama dikalangan mahasiswa dalam memperbaiki akhlak dan etika dalam berprilaku. Karena hakikatnya seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki akhlak dan etika yang baik. Akan tetapi orang yang berakhlak dan memiliki adab yang baik pastinya dipandang sebagai orang yang berilmu dan mampu mengimplementasikannya. Sebagai orang yang berpendidikan, maka utamakanlah beradab dibandingkan ilmu, tunjukkan bahwa seorang yang akan menjadi sarjana adalah orang yang baik adabnya dan tinggi ilmunya. Kalimat yang sering saya terima dari orang-orang tua, tokoh-tokoh masyarakat, bahkan seorang guru. Tidak jauh dari kalimat bahwa “junjung tinggi adab, ketika hanya berilmu tapi tanpa adab kita tidak akan dipakai orang lain dimanapun, karena yang pertama dilihat adalah adabmu terhadap orang lain terutama orang yang lebih tua. Siapun itu.”

Paradigma saya saat ini terhadap akhlak, etika dan moralitas mahasiswa yang mulai merosot, tentunya harus ada upaya-upaya yang digunakan dalam menghadapi problematika saat ini. Mahasiswa yang sadar akan kemerosotan ini haruslah bergerak mengupayakan bagaimana supaya akhlak dan etika yang baik harus tertanam dalam diri seorang pemuda khususnya mahasiswa. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkannya didunia organisasi dan forum lainnya mengenai pemahaman akan pentingnya etika dan penekanan bahwa akhlak, etika, adab dan moral harus selalu dijunjung tinggi. Sehingga kesadaran akan baik buruknya prilakunya dapat menggeser pemikiran seorang mahasiswa tersebut akan setiap ucapan, perbuatan atau tindakan yang dilakukannya. Sehingga wujud kesadaran akhlak, etikan dan moral yang baik dapat diimplementasikan dalam seluk beluk kehidupan dimanapun ia berkiprah. Namun, peran civitas akamedika sangat menopang keberhasilan dalam memperbaiki kemerosotan etika mahasiswa. Namun, para akademisi seperti para dosen, tenaga kerja jurusan, fakultas bahkan universitas juga harus mencerminkan sebagai orang tua yang patut menjadi contoh bagi mahasiswa, bukan justru menjadi teladan yang kurang baik dalam setiap proses mahasiswa. Tenaga kerja ataupun dosen dan sebagainya dikalangan kampus baik itu jurusan, fakultas dan jenjang vertikal lainnya yang merupakan orang tua bagi mahasiswa dikampus haruslah memberikan cerminan yang dapat dicontohkan, bukan memberikan contoh yang tidak patut diteladani. Jangan sampai orang tua mahasiswa didunia pendidikan khususnya didunia kampus memberikan teladan yang tidak baik. Ketika orang tuanya didunia pendidikan memberikan contoh dan teladan yang kurang baik, secara tidak langsung mahasiswa sebagai anak-anaknya didunia pendidikan mempelajari sifat keteladanan yang tidak baik itu. Maka saya sebagai mahasiswa tentunya merasakan sedikit banyaknya dinamika kehidupan dikampus, dan yang memang kita butuhkan adalah orang tua/dosen yang memotivasi, memberikan teladan yang baik dan bukannya justru memberikan teladan yang kurang baik ataupun melemahkan semangat dan usaha mahasiswa dalam berposes dan berkembang. Jadi, peranan penting dalam membentuk dan memperbaiki akhlak, etika, adab dan moral seorang pemuda terkhususnya mahasiswa adalah tugas kita sebagai orang-orang yang sadar akan pentingnya akhlak bagi orang yang berilmu ataupun orang yang sedang menuntut ilmu.***

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *