KAPITAL

Ilustrasi Kapitalis

 

Oleh : Syaiful Anwar

 

 

2.1.1.1. Pengertian an Fungsi Kapital

Kapital adalah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan langsung maupun tidak langsung dalam produksi untuk menambah ouput. Kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk penggunakan produksi pada masa yang akan datang. Ini meliputi pabrik-pabrik, alat-alat, bangunan-bangunan dan sebagainya.

Dalam jangka panjang fungsi kapital adalah untuk menaikan produktivitas. Kapital itu tidak saja berwujud pabrik- pabrik dan perlengkapan lainya, tetapi juga berwujud “human kapital“. Keadaan kapital di negara berkembang relatif langka. Hal ini disebabkan oleh akumulasi kapital di negara-negara tersebut sedikit.

Para ekonom kadang-kadang menyalahkan adanya kemiskinan dikarenakan kurangnya kapital. Mereka menganggap kapital adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan pertumbuhan ekonomi. Padahal masih banyak faktor lain yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Tambahan kapital yang banyak tidak selalu menyebabkan dimulainya proses perkembangan ekonomi, bahkan kadang-kadang tambahan kapital yang sedikit saja sudah dapat menyebabkan tumbuhnya perekonomiaan dengan cepat.

Menurut John Robinson bahwa dimana suatu Negara banyak terdapat tenaga-tenaga entrepreneur, maka pembentukan dana atau kapital akan mengikutinya. Karena kehendak untuk investasi besar, walaupun kapital belum cukup tersedia tetapi akhirnya akan timbul adanya inovasi (penemuan-penemuan atau cara-cara baru dalam produksi) yang selanjutnya akan terjadi penentuan kapital. Akhirnya lembaga-lembaga masyarakat berkembang dan seterusnya.

 

2.1.1.2. Sumber-sumber Kapital Untuk Pembangunan

  1. Sumber Fisik (Swadaya Masyarakat)

Secara fisik, pembentukan kapital dapat ditempuh dengan relokasi faktor-faktor produksi dari penggunaan yang kurang efisien ke penggunaan yang lebih efisien. Dengan kata lain, faktor- faktor yang mengganggur secara tersembunyi akan dapat dimanfaatkan bagi pembangunan dan tidak akan menurunkan produksi pada sektor atau kegiatan semula. Contoh yang dapat diberikan disini adalah penggunaan tenaga kerja yang masih menganggur tersembunyi disektor pertanian dapat dimanfaatkan untuk pembangunan jalan-jalan desa, saluran-saluran air pedesaan dan sebagainya.

  1. Sumber Dana Financial

Secara financial, sumber dana untuk pembangunan dapat dikelompokan sebagai berikut:

  1. a) Tabungan Masyarakat (Voluntary Saving)

Tabungan masyarakat adalah bagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Dapat berupa tabungan, taska, tahapan, premi asuransi, dan deposito berjangka. Tabungan ini dikelola Bank untuk dipinjamkan pada investor.

  1. b) Pajak atau Tabungan paksa (Forced Saving)

Dengan adanya pajak, mau tidak mau harus mengurangi konsumsi karena berkurangnya pendapatan akibat pembayaran pajak. Dalam hal pengenaan pajak, pemerintah memaksa unit-unit ekonomi yang lain seperti rumah tangga dan perusahaan untuk mengurangi pendapatan mereka dengan cara membayar pajak kepada pemerintah. Pengaruh pajak terhadap produksi tampak pada kemampuan dan kemauann untuk bekerja, menabung, dan berinvestasi.

Dari segi distribusi pendapatan pajak dapat mempersempit perbedaan pendapatan, tetapi dapat juga memperlebar jurang perbedaan pendapatan. Pajak yang progresif sifatnya adalah pajak yang semakin tinggi tingakat pendapatan sebagian objek pajak semakin tinggi prosentase pajak yang dipungut. Sebaliknya, pajak regresif adalah apabila pendapatan semakin tinggi semakin rendah prosentase pajak yang dikenakan. Untuk pajak proposional, prosentase pajak tetap walaupun tingkat pendapatanya tinggi.

  1. c) Tabungan Pemerintah

Tabungan pemerintah diperoleh dari sisa penerimaan rutin yang dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin, atau selisih antara penerimaan dan pengeluaran. Semakin besar tabungan pemerintah dengan bantuan program dan bantuan proyek yang sama, jelas semakin besarlah dana yang tersedia untuk pembangunan.

  1. d) Pinjaman Pemerintah

Pinjaman pemerintah dapat berupa pinjaman sukarela dan pinjaman paksaan. Dapat pula pinjaman itu dibedakan menjadi pinjaman dalam negeri maupun luar negeri. Pinjaman sukarela merupakan jenis pinjaman yang diterima oleh pemerintah secara sukarela dari pihak mana saja. Dapat dari dalam negeri maupun luar negeri. Pinjaman paksa merupakan jenis pinjaman yang dapat dipaksakan oleh pemerintah kepada masyarakat.

Pinjaman dalam negeri merupakan jenis pinjaman yang dapat diperoleh dari penduduk negeri sendiri. Konsekuensinya tidak ada tambahan dana secara makro karena tidak terjadi aliran dana masuk ke negeri kita. Pinjaman luar negeri merupakan jenis pinjaman yang diperoleh pemerintah dari para individu diluar negeri ataupun dari pemerintah negara lain. Dengan demikian ada tambahan dana ke negara kita.

  1. e) Inflasi (Invisible Tax)

Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga umun meningkat secara terus menerus. Pada umumnya inflasi disebabkan oleh adanya permintaan yang lebih besar daripada penawaran yang terjadi karena terlalu banyaknya uang yang beredar. Dengan inflasi yang deras, struktur harga akan rusak, struktur upah juga akan rusak, investasi akan terhenti dan digantikan dengan usaha spekulasi serta ekspor menjadi tidak menguntungkan karena timbul dispaitas harga.

  1. f) Investasi Asing (Foreign Direct Investment)

Investasi asing dilaksanakan oleh pemilik modal asing. Investasi asing ini dapat berupa investasi langsung maupun investasi portopolio yakni melalui pembelian saham. Keuntungan yang diperoleh bagi kita adalah berupa diolahnya SDA, meningkatnya lapangan kerja, meningkatnya penerimaan negara dari sumber pajak, serta adanya ahli tehnologi. Sedangkan keuntungan bagi pihak asing adalah berupa deviden.

2.1.1.3. Akumulasi Kapital yang Rendah

Tingkat akumulasi kapital yang rendah di Negara-negara berkembang biasa diistilahkan lingkaran setan yang tidak berujung (vicious circle). Di Negara berkembang pendapatan relatif rendah dan itu berdampak pada tabungan yang rendah dan konsumsipun ikut rendah pada tingkat yang substance. Dikarenakan tabungan yang rendah investasipun berkurang dan berdampak pada produktivitas yang ikut rendah.

Di Negara-negara maju, keinginan untuk menabung dan investasi berlainan. Sedang di Negara yang kurang maju keinginan untuk menabung dan investasi saling berpengaruh. Keinginan untuk menabung dipengaruhi oleh faktor psikosogi dan sosial seperti investasi, pembagian pendapatan, stabilisasi sosial, harapan- harapan, kebiasaan-kebiasaan, dan lain sebagainya. Sehingga kurangnya kapital disebabkan oleh kurangnya tabungan karena lebih banyak digunakan untuk konsumsi.

Selain itu, kurangnya tabungan juga disebabkan karena adanya international demonstration effect yaitu keinginan untuk meniru konsumsi di Negara yang telah maju, yang mana pendapatan yang rendah tersebut digunakan konsumsi. Ragner Nurkse mengemukakan demonstration effect merupakan penghalang bagi perekonomian. Disisi lain mengatakan konsumsi yang bertambah kadang-kadang memudahkan perekonomian. Misal jepang, keadaan adatnya yang menekan konsumsi memungkinkan kapital bertambah dengan pesat. Tahun 1860-1928 tingkat konsumsi di Jepang sangat rendah. Permintaan hasil industri barang-barang kapital hanya berasal dari sektor pemerintah dan barang–barang konsumsi yang baru diproduksi diekspor guna memperbesar penerimaan devisa. Jadi jepang menekan konsumsi untuk ekspor. Tetapi Negara-negara lain seperti Portugal, Yunani, Amerika Latin kebanyakan perkembangannya didorong oleh permintaan yang selalu bertambah. Industri-industri baru didirikan untuk mengimbangi permintaan luar negeri dan dalam negeri. Jadi perkembangan yang semacam ini didorong oleh permintaan

konsumsi dalam negeri. Pada tingkat selanjutnya, konsumsi agak pada tingkat tertentu sehingga ada kenaikan investasi. Diatas sudah dikatakan bahwa demonstration effectetapiun kadang-kadang ada sisi baiknya. Kemudian timbul pertanyaan, yang ditiru itu apakah barang-barang konsumsi atau barang produksi? Sulit untuk memisahkan barang itu apakah termasuk barang konsumsi ataukah barang produksi. Misal sepeda. Di negara maju merupakan barang mainan tidak untuk bekerja. Tetapi di negara yang tidak maju dengan kebiasaannya sendiri dan fungsi sendiri, sepeda dapat berfungsi sebagai barang produksi. Sepeda dapat dipakai untuk bekerja, mengangkut minyak tanah, gabah dan lain sebagainya. Jadi, mengenai apakah barang itu akan menjadi barang produksi ataukah konsumsi tergantung pada sikap dan adat kebiasaan dari orang setempat.

Mereka yang setuju dan menerima adanya efek pamer mengatakan bahwa:

  1. Suatu barang yang tadinya untuk kepentingan konsumsi setelah dibawa ke Negara lain menjadi barang produksi.
  2. Efek pamer memengaruhi kebudayaan sehingga mudah mengadakan perubahan didalam masyarakat.
  3. Dapat memperluas lapangan pekerjaan.

Yang tidak setuju terhadap efek pamer mengatakan bahwa efek pamer akan menekan tingkat tabungan karena keinginan untuk konsumsi menjadi lebih besar dan siringkali berlebihan.

Impor barang konsumsi di negara berkembang lebih boros dibanding impor barang kapital. Tetapi karena pasar di negara berkembang masih sempit bagi barang yang setengah jadi termasuk barang kapital, maka industrialisasi dan pertumbuhan perekonomian dimulai dengan industri yang menghasilkan barang jadi. Sekarang ini, kebanyakan Negara yang sedang berkembang yang merencanakan industrialisasi memulai dengan mengimpor barang setengah jadi yang diubah menjadi barang konsumsi, misal radio, minuman pengepakan dan lain-lain. Menurut Prof.

Hirschman ini merupakan daerah kantong industri impor (enclave import industri) yang cocok untuk permulaan industrialisasi.

Kebaikan dari enclave import industri:

  1. Relatif membutuhkan kapital yang lebih sedikit sehingga di Negara berkembang memungkinkan menyediakan kapital
  2. Risiko dan kualitas barang yang dihasilkan kecil, karena industri itu sebagian besar tergantung pada impor bahan-bahan
  3. Merupakan tempat untuk memilih wiraswasta setempat yang dibutuhkan perkembangn industri yang lebih lanjut.
  4. Mendorong adanya ekspansi produk dalam negeri bagi barang-barang yang dibutuhkannya.
  5. Kapital akan lebih tertarik pada industri ini daripada yang berasal dari dalam negeri.

Banyaknya impor dan bekerjanya enclave industri menunjukkan keadaan pasar di dalam negeri dan potensinya. Apabila permintaan akan barang tersebut terus bertambah, maka inpor bahan mentah akan diganti dengan kegiatan dalam negeri. Pengolahan barang-barang akan terus berkembang dan akan mengerjakan dengan proses yang lebih jauh lagi. Adapun cara untuk menaikkan jumlah tabungan untuk pembangunan adalah sebagai berikut:

  • Dengan pembentukan koperasi dan lembaga-lembaga yang lain.
  • Dengan pajak.
  • Dengan inflasi yang moderat turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya keuntungan pengusaha akibat inflasi yang moderat akan mendorong untuk mengadakan investasi lebih lanjut.
  • Dengan pinjaman luar negeri.

2.1.1.4. Penggunaan Kapital

Macam-macam kriteria investasi antara lain:

  1. Kriteria Neraca Pembayaran (Balance of Payments Criteria)

Penggunaan kapital atau investasi sebaiknya pada sektor- sektor yang dapat mengurangi kesulitan-kesulitan neraca pembayaran internasional di waktu yang akan datang. Menurut Buchana impor ini sebagai “the direct drain of foreign exchange” ada pula yang menyebuntukan “the circuitous drain“ yaitu apabila kenaikan impor akan disertai dengan kenaikan pendapatan sebagai akibat adanya investasi.

  1. Kriteria Produktivitas Social Marginal (Social Marginal Productivity Criteria)

Investasi digunakan pada proyek-proyek yang paling menguntungkan,atau pada proyek-proyek yang mempunyai ICOR yang rendah.

  1. Kriteria Intensitas Faktor-Faktor Produksi (Faktor Intensity Criteria)

Investasi hendaknya dilaksanakan pada proyek-proyek dengan intensitas kapital yang rendah.

  1. Kriteria Bagian Investasi Kembali (Reinvesmentquotient Criteria)

Kriteria ini berusaha agar tingkat investasi selalu bertambah besar dalam memutuskan investasi pertambahan penduduk harus pula diperhitungkan. Oleh karena itu tujuan perekonomian adalah memaksimumkan ouput perkapita di masa yang akan datang, maka kriteria tersebut akan memaksimumkan perbandingan kapital tenaga kerja (capital labour ratio) pada waktu yang akan datang dan karenanya memaksimumkan produksi per tenaga kerja.

  1. Kriteria Operasional (Operational Criteria)

Tiga faktor yang harus diperhatikan untuk mengadakan investasi dalam suatu proyek antara lain :

  • Tingkat perputaran kapital (capital turnover) dari investasi itu.
  • Keuntungan sosial yang ada (social profitability).
  • Pengaruh terhadap neraca pembayaran internasional.
  • Kriteria perbandingan biaya manfaat (Benefit–Cost Ratio).

Kriteria ini menghendaki agar investasi diadakan pada proyek-proyek yang memiliki perbandingan manfaat dan biaya yang lebih besar satu (B/C>1).

2.1.1.5. Besar Kecilnya Investasi

Ada dua teori yang menjelaskan tentang cara untuk menetukan besar kecilnya investasi yakni sebagai berikut:

  1. Teori Usaha Perlahan-Lahan (Gradualist)

Teori ini berpendapat bahwa Negara yang terbelakang sebaiknya jangan mengadakan industrilisasi secara cepat, sebab risiko dan kekeliruan akan terlalu besar untuk dipikul Negara yang miskin.

  1. Teori Dorongan Besar (Big Push)

Teori ini mengatakan bahwa bila ada sedikit-sedikit usaha untuk menaikkan pendapatan, hal ini hanya akan mendorong pertambhan penduduk saja yang nantinya akan menghambat kenaikan pendapatan perkapita. Oleh karena itu usaha pembangunan harus dilaksanakan besar-besaran untuk mengatasi perubahan-perubahan penduduk.

2.1.1.6. Pembangunan Seimbang dan Tidak Seimbang (Balanced And Unbalanced Growth)

Sehubungan dengan argumen dari big push, maka ada doktrin pembangunan seimbang yang menitik beratkan perekonomian pembangunan yang baik antara berbagai sektor di dalam perekonomian. Dengan pertumbuhan seimbang (balanced groowth) ini diartikan bahwa perkembangan ekonomi tidak akan berhasil bila investasi hanya terbatas pada “titik pertumbuhan“ (growing point) tertentu atau sektor–sektor yang sedang berkembang saja, sebab sektor–sektor lain berhubungan erat. Investasi harus di sebarkan pada semua sektor, sehingga memperluas pasar antara satu sektor dengan sektor lainnya.

Kebaikan dari sistem pembangunan seimbang ialah satu sama lain saling membantu. Sedangkan keburukan dari cara pembangunan seimbang, oleh Profesor Hirschman dikatakan masyarakat yang masih rendah tingkat pendapatannya sukar sekali atau tidak dapat mengubah sistem perekonomian yang tradisional menjadi sistem yang modern. Juga dikatakan justru dengan tidak adanya keseimbangan akan mendorong kemajuan ekonomi lebih cepat, dan biaya-biaya ekspansi dapat diminimumkan. Teori–teori dan doktrin di atas berhubungan dengan alokasi, yaitu bahwa investasi akan di alokasikan   kemana   ke   salah   satu   sektor saja (unbalanced growth) ataukah ke semua sektor atau ke banyak sektor (balanced growth).

2.1.1.7. Investasi Ke Sektor Pertanian Ataukah Ke Sektor Industri

Pada umumnya orang mengatakan bahwa di negara sedang berkembang investasi pada sektor industri adalah yang terpenting demi untuk memaksimalkan kenaikan outetapiut. Tetapi bila penduduk dari sektor pertanian ditarik untuk bekerja disektor industri mereka masih membutuhkan bahan makanan. Karena itu harus ada usaha lain di sektor pertanian untuk menyediakan bahan

makanan bagi mereka yang pindah dan bekerja di sektor industri. Naiknya pendapatan pasti akan menyebabkan bertambahnya jumlah penduduk sehingga bahan makanan juga bertambah. Tambahan produksi bahan makanan harus ada untuk mengimbangi tambahnya jumlah pendududk dan permintaan bahan makanan yang disebabkan pendapatan naik. Hal itu terjadi karena tingkat “income elasticity of demand” terhadap bahan makanan di negara yang sedang berkembang masih cukup tinggi. Maka dari itu kemajuan di sektor petanian sangat diharapkan.

Menurut Denmark dan New Zaeland, agraris dapat menaikan standar hidup tanpa industri besar. Dengan kenaikan pendapatan dalam masyarakat posisi sektor pertanian dalam sumbangannya terhadap pendapatan akan turun tetapi penurunan ini merupakan pengaruh bukan merupakan sebab dari kenaikan kegiatan ekonomi. Alternatif lain bila sektor pertanian tidak dikembangkan dengan mengimpor bahan makanan. Tetapi, untuk impor bahan makanan harus mengurangi jumlah pembelian alat kapital guna industrialisasi.

Dengan perbaikan di sektor pertanian ada beberapa tenaga kerja yang dapat dialihkan ke sektor lain. Keuntungan lain ialah pembangunan pertanian akan menghalangi terciptanya ekonomi dualis yaitu pihak sektor industri memberi upah yang tinggi dan tingkat hidup yang lebih baik. Hal ini terjadi bila suatu negara mementingkan sektor industri tidak mementingkan sektor pertanian.

2.1.1.8. Peranan Pemerintah

Peranan pemerintah dalam inisiatif dan memajukan perekonomian serta hubungan antara sektor pemerintah dan swasta tergantung pada lingkungan sosial (social cultural environment), yaitu tingkat perkembangan ekonomi, keadaan politik, tersedianya kemampuan manajemen, pengalaman dalam perusahaan Negara, dan lain-lain. Jadi, peranan pemerintah dalam strategi pembangunan ekononomi tidak perlu sama tergantung pada keadaan sosial dan politik setempat. Hal yang sulit adalah mengenai alokasi dan menajemen dari sumber tersebut. Umumnya investasi dipengaruhi oleh keuntungan relatif dari bermacam- macam kegiatan produksi dan ada juga yang ditujukan pada kegiatan nonekonomi, misal membangun militer dan sebagainya.

Jelas tidak ada satu ktiteria yang paling baik. Kita hanya dapat menunjukkan beberapa pilihan di negara berkembang dapat memilih dan menilainya sendiri. Yang penting adalah kemauan yang keras dari penduduk setempat untuk ingin maju dan memperkembangkan perekonominnya. Caranya, tentu tergantung pada keadaan khusus di daerah atau di Negara masing-masing yang pemilihannya tidak saja tergantung pada keadaan ekonomi dan tujuan-tujuan sosialnya tetapi juga pada sistem nilai yang berlaku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *