SYARAT UMUM PEMBANGUNAN EKONOMI

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

 

Dalam melaksanakan pembangunan ekonomi tidak begitu saja dapat dilaksanakan, akan tetapi diperlukan beberapa syarat- syarat yang mendukung. Syarat utama dalam pembangunan adalah adanya Pemerintahan dan Rakyat. Pembangunan tergantung pada Pemerintah dan rakyat. Pembangunan tidak dapat berjalan apabila hanya salah satu yang menjalankan. Sehingga pembangunan pada dasarnya adalah dari rakyat untuk rakyat. Rakyat yang berdaulat, maka sudah sewajarnya rakyat pulalah yang menikmati hasil-hasil pembangunan.

Pembangunan yang hanya dijalankan oleh satu pihak atau dipaksakan, artinya tanpa melibatkan rakyat dalam arti sebenarnya bukanlah model pembangunan yang ideal. Pembangunan semacam ini dapat terjadi, namun dalam kondisi dimana sistem Pemerintahannya adalah diktator. Model pembangunan diktator hanya akan melahirkan penderitaan dan kesengsaraan rakyatnya, oleh karena itu model pembangunan yang seimbang atau ideal adalah model pembangunan dengan melibatkan dan didukung penuh rakyat. Dukungan ini dalam bentuk partisipasi. Jika pembangunan hanya dilakukan oleh Pemerintah, yaitu mengandalkan sepenuhnya Pemerintah, maka dapat dipastikan pembangunan tidak akan mencapai sasaran yang diinginkan, oleh karena itu peran serta masyarakat menjadi sangat penting.

Penduduk merupakan aset dalam pembangunan, mengingat penduduk sebagai suatu agent of development, sehingga tidaklah berlebihan bila dikatakan berhasil tidaknya pembangunan ditentukan oleh sikap penduduk selama proses pembangunan berlangsung.

Untuk membangun perekonomian, suatu negara yang sedang berkembang harus memiliki beberapa syarat, antara lain:

  1. Akumulasi Kapital

Akumulasi kapital merupakan tambahan harta atau modal yang berasal dari investasi, sumber daya alam, keuntungan, dll.

  1. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam suatu proses produksi. Tenaga kerja yang digunakan dalam proses pembangunan ekonomi ialah mereka yang mempunyai tingkat pendidikan yang baik serta memiliki tingkat keterampilan atau keahlian yang baik pula.

  1. Teknologi

Teknologi merupakan aspek penting dalam pembangunan ekonomi dan produktivitas khususnya.

Teknologi tersebut diciptakan oleh tenaga-tenaga yang terdidik untuk menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam produktivitas. Teknologi sebaiknya selalu di up grade karena adanya kompleksitas dari masalah- masalah atau penghambat-penghambat dalam proses produktivitas.

Syarat-syarat yang harus diperlukan agar perkembangan dapat berjalan seperti mereka harapkan menurut Baldwin & Meier ada 6, yaitu harus ada :

  1. Kekuatan dari dalam (indegeneous   forces) untuk berkembang
  2. Mobilitas faktor-faktor produksi
  3. Akumulasi capital
  4. Kriteria atau investasi yang sesuai dengan kebutuhan
  5. Penyerapan kapital dan sabilitas
  6. Nilai dari lembaga-lembaga yang ada

Berdasarkan syarat-syarat dalam pembangunan ekonomi tersebut tentunya adanya indikator guna mengukur keberhasilan/kemajuan pembangunan ekonomi suatu Negara. Manfaat utama dari indikator tersebut adalah agar dapat digunakan untuk membandingkan tingkat pembangunan antar Negara. Indicator tersebut dapat bersifat fisikal, ekonomi, sosial, dan politik. Indicator mengukur tingkat pembangunan meliputi indicator moneter, non monoter dan campuran. Arsyad (2010:33- 22)

2.1.1.1. Kekuatan dari Dalam (Indegeneous Forces) untuk Berkembang

Maksud kekuatan dari dalam adalah kekuatan yang ada dalam masyarakat sendiri untuk berkembang. Kekuatan ini sangat penting untuk terjadinya perkembangan. Selain kekuatan dari dalam ada juga kekuatan dari luar yang dapat mendorong dan memberikan fasilitas-fasilitas untuk berkembang. Tetapi kekuatan dari luar hanya merupakan pelengkap dan tidak dapat menggantikan kekuatan-kekuatan yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Lagipula bantuan luar negeri yang berupa investasi asing akan cenderung memanfaatkan modalnya kearah sumber-sumber alam untuk pasar dunia, dan belum tentu hal ini menguntungkan rakyat setempat. Jadi bantuan luar negeri belum tentu dapat menjamin terus berkembangnya perekonomian dan untuk menghindari hal-hal yang merugikan, prakarsa dan pengaturan lembaga-lembaga masyarakat untuk perkembangan harus tumbuh dari dalam masyarakat sendiri. Irawan dan Suparmoko (2008:260)

Semangat membangun harus datang dari dalam, tanpa itu prakarsa pembangunan akan terbuang percuma dan akan segeraa padam. Prof. Cairncross dalam buku Jhingan mengatakan hal ini: “Pembangunan tidak akan mungkin jika ia tidak berkenan di hari rakyat.” Terlalu banyak tergantung pada bantuan luar negeri akan mematikan prakarsa pembangunan dan memberikan kebebasan kepada investor asing untuk menguras sember-sumber alam demi keuntungan mereka saja. Jhingan (2010:42)

Ketidak sempuranaan pasar (market imperfection) membatasi mobilitas faktor-faktor produksi dari penggunaan yang kurang produktif menuju penggunaan yang lebih produktif. Untuk itu market imperfection harus ditiadakan, sehingga faktor produksi dapat digunakan sepenuhnya. Caranya:

  1. Mengganti bentuk organisasi sosial dan ekonomi.
  2. Memberikan kesempatam-kesempatan untuk menaikkan produktivitas pada teknik yang ada.
  3. Peningkatan teknologi.
  4. Penjuakan produk dan pasar capital diperluas.
  5. Keadaan monopoli harus dikurangi.
  6. Kredit dipermudah bagi petani dan pedagang kecil.

Jadi harus ada pengarahan pada penggunaan semua sumber- sumber produksi secara efisien. Schulz dalam bukunya “ the rule of government in promoting economic growth“, mengatakan bahwa sebenarnya perkembangan ekonomi sedang berkembang tidak cukup hanya mengatasi kesukaran yang ada. Perkembangan ekonomi perlu menempatkan usaha-usaha dan capital dalam tiga bentuk :

  1. Meningkatkan jumlah barang capital.
  2. Memperbaiki kualitas penduduk sebagai produsen.
  3. Menambah tingkat usaha produktif.

Dengan dihilangkannya ketidaksempurnaan pasar maka perekonomian menjadi semakin luas. Alokasi sumber-sumber ekonomi makin efisien serta mendorong ekspor impor makin cepat dan luas. Jadi lingkungan kemiskinan tidak berujung pangkal dapat lebih mudah ditembus. Irawan dan Suparmoko (2008:260-261)

2.1.1.2. Mobilitas Faktor-faktor Produksi

Ketidaksempuranaan pasar (market imperfection) membatasi mobilitas faktor-faktor produksi dari penggunaan yang kurang produktif menuju penggunaan yang lebih produktif. Untuk itu market imperfection harus ditiadakan, sehingga faktor produksi dapat digunakan sepenuhnya. Caranya:

  1. Mengganti bentuk oragnisasi social dan ekonomi.
  2. Memberikan kesempatam-kesempatan untuk menaikkan produktivitas pada teknik yang ada.
  3. Peningkatan teknologi.
  4. Penjuakan produk dan pasar capital diperluas.
  5. Keadaan monopoli harus dikurangi.
  6. Kredit dipermudah bagi petani dan pedagang kecil.

Jadi harus ada pengarahan pada penggunaan semua sumber- sumber produksi secara efisien. Schulz dalam bukunya “ the rule of government in promoting economic growth“, mengatakan bahwa sebenarnya perkembangan ekonomi sedang berkembang tidak cukup hanya mengatasi kesukaran yang ada. Perkembangan ekonomi perlu menempatkan usaha-usaha dan capital dalam tiga bentuk:

  1. Meningkatkan jumlah barang capital.
  2. Memperbaiki kualitas penduduk sebagai produsen.
  3. Menambah tingkat usaha produktif.

Dengan dihilangkannya ketidaksempurnaan pasar maka perekonomian menjadi semakin luas. Alokasi sumber-sumber ekonomi makin efisien serta mendorong ekspor impor makin cepat dan luas. Jadi lingkungan kemiskinan tidak berujung pangkal dapat lebih mudah ditembus.

2.1.1.3. Akumulasi Kapital

Akumulasi kapital adalah salah satu faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi. akumulasi dapat berupa kenaikan volum tabungan yang diarahkan untuk tujuan-tujuan produktif. Selain membentuk lembaga-lembaga keuangan dan perluasan moneter dalam akumulasi capital juga dengan cara memperkirakan struktur pasar yang kuat agar dapat memengaruhi mobilitas, alokasi kapital dan dapat menyalurkan tabungan ke investasi yang produktif.

Tabungan pemerintah adalah kelebihan pendapatan pemerintah dari pajak dan sumber-sumber lainnya. Setelah pendapatan itu digunakan untuk membiayai pengeluaran- pengeluaran rutin. Pendapatan pemeritah terutama di peroleh dari pemungutan berbagai jenis pajak. Sukirno (1985:356-357)

Jadi dengan kata lain bahwa yang diperlukan untuk perkembangan ekonomi adalah juga pembentukan capital riil (tidak

dalam bentuk uang) yang berupa gedung, pabrik, jalan, pelabuhan dan yang lainnya.

Untuk mengukur banyaknya capital yang dibutuhkan bagi perkembangan ekonomi perlu memperhatikan hal sebagai berikut:

  1. Perkiraan tambahan penduduk.
  2. Target kenaikan pendapatan riil per kapital.
  3. Angka rasio pertambahan antara investasi dan output (ICOR ).

Intinya jika ingin menaikan pendapatan per kapita maka juga harus menaikan akumulasi kapital. Maka dari itu investasi harus di tingkatkan. Berikut ini merupakan cara-cara untuk menaikan tingkat investasi:

  1. Tingkat tabungan ditingkatkan dengan membatasi konsumsi,
  2. pemerintah menjual obligasi negara,
  3. pembatasan impor barang-barang konsumsi,
  4. dengan inflasi,
  5. memindahkan pengangguran tersembunyi dari sektor pertanian ke sektor industri dan jasa,
  6. dengan mengadakan pinjaman dari luar negeri untuk menambah kapital di dalam negeri,
  7. memperluas sektor perdagangan ke luar negeri. Irawan dan Suparmoko (2008:261-264)

2.1.1.4. Kriteria dan Arah Investasi

Menentukan pola investasi sama pentingnya dengan menentukan laju pertumbuhan modal. Negara terbelakang tidak saja harus menentukan besarnya tingkat investasi tetapi juga komposisi investasi itu. Beberapa kriteria investasi menurut Jhingan adalah:

  1. Produktivitas marginal sosial

Menurut kriteria ini investasi harus dilakukan pada bidang dan arah yang mempunyai produktivitas marginal sosial tertinggi.

  1. Overhead ekonomi dan sosial

Pertimbangan pokok dalam memilih industri pada saat pengambilan keputusan investasi adalah prospek ekonomi eksternal. Dari sisi permintaan, investasi harus menciptakan overhead sosial dan ekonomi yang luas dalam bentuk rumah sakit, sekolah jalan raya, gedung, dll. Kategori investasi seperti itu dapat meningkatkan produktivitas, memperluas pasar atau menurunkan ongkos sehingga dengan demikian dorongan pendirian berbagai industri baru.

  1. Pertumbuhan berimbang

Oleh karena berbagai sektor perekonomian saling tergantung satu sama lain, maka tidaklah cukup untuk memusatkan diri pada pengembangan industri tertentu saja. Investasi harus didasarkan pada asas “ pertumbuhan berimbang”. Berbagai sektor perekonomian harus tumbuh dengan cara serasi sehingga tidak ada sektor yang tertinggal atau tumbuh terlalu cepat. Oleh karena berbagai sektor perekonomian saling tergantung dan berkaitan satu sama lain maka investasi perlu diarahkan ke satu medan yang luas sehingga sektor ini bergerak dalam keserasian.

  1. Pilihan teknologi

Pilihan teknik produksi memengaruhi jumlah dan pola investasi di negara ternelakang. Apakah pilihannya jatuh pada teknik produksi yang bersifat padat-modal atau padat-karya tergantung pada tujuan sosial dan tujuan ekonomi negara itu.

  1. Rasio modal output

Didalam menjatuhkan pilihan terhadap berbagai proyek investasi dan di dalam menentukan prioritas, rasio modal-output dari berbagai proyek harus diperbandingkan. Investasi harus dibatasi pada proyek-proyek yang memperkecil rasio modal-output.

Jhingan (2010:50-53) Kriteria umum investasi adalah mengenai produktivitas untuk perkembangan lebih lanjut. Produktivitas dalam hal ini diartikan dengan produktivitas sosial marjinal (social marginal produktivity) yang tertinggi. Untuk kriteria tersebut diperhatikan 3 hal yaitu:

  1. Investasi harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga memaksimumkan perbandingan output dan kapital (COR terendah).
  2. Proyek-proyek yang dipilih harus memberikan perbandingan yang memaksimalkan penggunaan tenaga kerja terhadap investasi.
  3. Investasi hendaknya mengurangi kesulitan (defisit) neraca pembayaran internasional, sehingga akan memaksimumkan perbandingan antara ekspor dan investasi. Irawan dan Suparmoko (2008:264)

Beberapa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam kriteria dan arah investasi :

  1. a) Pendapatan per Kapita

Tipe investasi produktif, misalnya terdapat proyek-proyek di sektor pertanian, dimana dibutuhkan tenaga kerja yang banyak. Investasi ini akan menaikkan pendapatan di sektor tersebut, tetapi jika kenaikan jumlah penduduk dan pendapatan sama tingginya maka pendapatan per kapita akan kembali ke tingkat semula.

  1. b) Pendapatan Nasional

Harus diperhatikan pembagian atas distribusi pendapatannya. Jadi belum tentu kenaikan pendapatan nasional menguntungkan masyarakat seluruhnya karena mungkin kenaikan pendapatan nasional tersebut hanya diterima oleh golongan tertentu saja.

  1. c) Faktor Waktu

Faktor waktu juga menentukan, misalnya dalam waktu 5 tahun yang akan datang investasi yang paling menguntungkan adalah produksi gula, tetapi dalam waktu 15 tahun kemudian belum tentu investasi pada industri gula menguntungkan lagi.

  1. d) Kepentingan Masyarakat

Ada perbedaan pendapat mengenai perlunya memaksimumkan tingkat konsumsi sekarang atau tingkat konsumsi yang akan datang. Harus dipertimbangkan mengenai kebutuhan- kebutuhan masyarakat yang paling mendesak.

  1. e) Unsur Pasar

Investasi juga harus ditekankan pada pasar dan tidak hanya ditekankan pada produksi saja. Bila tidak ada pasar atau unsur pasar untuk menjual maka investor akan mengalami kegagalan.

  1. f) Titik Pertumbuhan

Investasi sebaiknya diarahkan pada growing point atau titik pertumbuhan. Biasanya growing point mempunyai makna tidak banyak menumbuhkan kapital dan mempunyai pasar yang luas karena ada keuntungan eksternal, seperti sudah dipunyai hubungan dengan industri-industri yang ada. Rostow menyarankan bahwa sektor-sektor yang sedang berkembang dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :

  • Sektor primer yang menyebabkan proses pertumbuhan.
  • Sektor-sektor pelengkap
  • Sektor-sektor pertumbuhan sebagai akibat lanjutan, yaitu perkembangan yang didorong oleh pertambahan jumlah penduduk dan pendapatan.
  1. g) Pertumbuhan Seimbang (balance growth)

Baldwin & Meier menyatakan bahwa investasi pada titik pertumbuhan harus ditambah dengan 2 pertimbangan, yaitu :

  • Kriteria Neraca Pembayaran dan Kriteria Produktivitas. Biasanya terjadi pada negara berkembang dan investasi harus mengarah kepada perbaikan Neraca Pembayaran dan peningkatan produktivitas.
  • Pertumbuhan Seimbang. Arah investasi seharusnya ke rah ke semua sektor, karena sektor-sektor tersebut saling bergantungan dan saling melengkapi.
  1. h) Teknik Produksi

Jika telah diketahui adanya pasar yang cukup luas maka teknik produksi yang akan dipakai dapat bersifat padat modal atau padat karya. Ada dua pendapat, yang pertama mengatakan bahwa yang baik adalah teknik produksi lebih banyak menggunakan modal daripada tenaga kerja. Pendapat kedua, mengatakan lebih baik digunakanteknik produksi yang menyerap lebih banyak tenaga kerja. Dari 2 pendapat tersebut diperoleh dua tipe investasi yang mana bila dijalankan dan menaikkan produksi nasional dalam jumlah yang sama, maka :

  1. Dari sudut distribusi pendapatan maka proyek yang memakai metode padat karya lebih baik karena dapat menaikkan meskipun sedikit tingkat pendapatan sebagian besar orang-orang yang berpenghasilan rendah.
  2. Dari sudut pendapatan per kapita, proyek padat karya di sektor pertanian kalah baik dibanding dengan proye perpabrikan yang padat modal, sebab proyek-proyek di sektor pertanian akan mendorong kenaikan jumlah penduduk yang berakibat pada tidak berubahnya pendapatan per kapita, sehingga tetap sama seperti semula atau bahkan menurun. Sedangkan proyek padat modal akan lebih berhasil meningkatkan pendapatan perkapita.

Akhirnya untuk memperkuat Neraca Pembayaran Internasional suatu negara itu mengarahkan investasinya kepada produksi untuk ekspor. Irawan dan Suparmoko (2008:265-269)

 2.1.1.5. Penyerapan Kapital dan Stabilitas

Batas kemampuan penyerapan kapital (capital absorptial capacity). Kapasitas ini ditentukan oleh dua hal yaitu satu pihak ditentukan oleh adanya atau tersedianya faktor-faktor produksi komplementer yang bekerja sama dengan kapital,dan di lain pihak oleh syarat-syarat yang diperlukan untuk menghindari inflasi dan untuk mempertahankan keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional.

Keterbatasan kapasitas untuk untuk menyerap kapital di negara sedang berkembang disebabkan oleh: Kurangnya teknologi, Kurangnya tenaga ahli, Kurangnya mobilitas faktor produksi dan banyak negara-negara berkembang sangat kekurangan tenaga terampil

Dengan terbatasnya jumlah tenaga kerja ahli dan terampil, menyebabkan banyaknya rintangan-rintangan dalam produksi, yang mengakibatkan turunnya produktivitas modal marjinal (marjinal produktivity of capital).

Penyerapan kapital juga dipengaruhi oleh masa perkembangan perekonomian didaerah tersebut, contoh: akan terjadi inflasi dan defisit dalam neraca pembayaran internasional apabila dalam penyerapan kapital membutuhkan waktu yang lama. Variasinya sebagai berikut :

  1. Apabila akumulasi kapital melebihi kemampuan untuk menyerap kapital, maka setiap pertambahan investasi akan menimbulkan inslasi. Kejadian ini karena fasilitas-fasilitas yang tersedia belum banyak dan faktor produksi yang belum digunakan dengan baik. Oleh sebab itu harus ada faktor produksi komplementer yang cukup untuk memanfaatkan faktor produksi baru. Namun demikian inflasi inflasi tetaplah pembentukan modal yang salah arah dan pembiayaan investasi dengan inflasi sangat berbahaya karena :
  2. Tabungan sukarela tak banyak diterima
  3. Pinjaman jangka panjang kurang tersedia
  4. Karena tidak stabilnya harga proyek yang produktif adalah proyek yang sifatnya jangka pendek (investasi salah arah)
  5. Efisiensi produksi berkurang
  6. Menyebabkan adanya alokasi yang salah arah terhadap faktor produksi
  7. Apabila akumulasi lebih kecil daripada kemampuan negara untuk menyerap kapital, maka akan timbul kesulitan terutama di bidang neraca pembayaran karena negara-negara tersebut sangat membutuhkan devisa untuk impor barang yang diperlukan. Jadi untuk perkembangan ekonomi harus ada kemampuan dari dalam masyarakat untuk dapat menyerap tambahnya kapital dan perlu adanya stabilitas ekonomi. Irawan dan Suparmoko (2008:270-273)

2.1.1.6. Nilai dan Lembaga-Lembaga yang Ada

Nilai dan lembaga bersifat non ekonomi memiliki peranan yang tidak kalah penting kebutuhan-kebutuhan baru, motif-motif baru, metode produksi baru, demikian pula harus ada perubahan lembaga yang ada dalam masyarakat. Dan harus disadari bahwa manusia dapat menguasai alam dan dapat menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan manusia tetapi dalam penggunaannya kita juga harus memperhatikan kelestarian dan kebudayaan manusia itu sendiri.

Dalam proses mengubah cara hidup lama haruslah berhati- hati sebab setiap ada perubahan harus selekasnya dikompensasi dengan hasil yang lebih baik, agar tidak menimbulkan banyak perbantahan. Kita harus mengetahui mula-mula kebiasaan lama manakah yang harus diubah, lalu bagaimana cara mengubahnya.

Hal ini harus dengan hati-hati dalam pelaksanaannya karena dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh besar dalam perkembangan, perlu kita ingat bahwa kemakmuran ekonomi hanya sebagian saja dari kemakmuran sosial.

Konsekuensinya, cara-cara hidup lama harus ditinggalkan dan diganti dengan yang baru dan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk membuka kemungkinan penemuan hal-hal baru sehingga dapat meningkatkan produktivitas, dan mulai bermunculannya inovator dan wiraswasta.

Wiraswasta yang dibutuhkan untuk pertumbuhan ekonomi harus memiliki sifat sebagai berikut:

  1. Memiliki kesempatan untuk mengenal kesempatan- kesempatan dalam pasar
  2. Memiliki kemampuan mengambil tindakan-tindakan alternatif
  3. Memiliki kemampuan untuk mengkombinasi elemen- elemen secara rasional dalam keputusan-keputusannya Jadi wiraswasta harus dapat berdiri sendiri atau percaya diri sendiri dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang ada dan bertanggung jawab terhadap tindakan-tindakannya. Dan pada akhirnya wiraswasta sangat diharapkan perkembangannya pada negara berkembang. Tentu dengan usaha yang kompleks yaitu tidak hanya dari bidang ekonomi saja melainkan juga organisasi- organisasi sosial lainnya, agar keadaan sosial menjadi memungkinkan untuk diadakannya perkembangan. Irawan dan Suparmoko (2008:273-275) Sehinggan perkembangan ekonomi dapat dilihat dari sejauh mana perubahan-perubahan itu dapat diterima oleh penduduk dan berapa kecepatannya.

 

Respon (3)

  1. Wow! This can be one particular of the most useful blogs We have ever arrive across on this subject Actually Great I am also an expert in this topic so I can understand your hard work

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *