Kominfo RI Gelar Seminar Merajut Nusantara Dengan Tema “Cakap Bermedia Sosial”

Jendelakaba.com–Mayjen TNI. Mar, (Purn) Sturman Panjaitan, S.H. (Anggota Komisi 1 DPR RI) Menjadi salah satu narasumber pada seminar merajut nusantara yang digelar oleh Kominfo RI dengan tema “Cakap Bermedia Sosial” via zoom meeting pada Senin, 20 Mei 2024

Cakap bermedia digital artinya sudah paham tentang penggunaan, mempunyai kemampuan atau kepandaian untuk mengerjakan literasi digital, menggunakan media digital dan alat komunikasi atau jaringan untuk menemukan, bahkan mengevaluasi, menggunakan atau memuntuk informasi dan memanfaatkannya secara sehat, bijak, cermat, tepat dan patuh peraturan perundangan atau hukum.

“Inilah yang kalau dikatakan cakap bermedia digital. Baik pun sekali, kita perlu menguasai teknologi digital karena memang kehidupan manusia saat ini tidak lepas dari urusan yang namanya teknologi digital”, ujar Sturman.

Agar mampu mengikuti perkembangan zaman, agar mampu berdaya sayang tinggi, agar mampu cerita tentang di belahan dunia manapun dengan waktu yang hampir bersamaan. Kalau dikatakan cakap bermedia digital, itu tidak cukup, hanya memahami literasi digital.

Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan penggunaan dalam memanfaatkan media digital. Komunikasi misalnya, jaringan internet. Fungsi dari digital isi digital adalah menudahkan berbagai pekerjaan dan aktivitas sehari-hari.

Bisa juga disampaikan mempercepat pekerjaan, suatu pekerjaan atau proyek, memberi kemudahan akses maupun penyebaran informasi yang dilakukan melalui jaringan internet. dan juga harus mampu mengamankan perangkat dan identitas digital dari pihak yang tidak bertanggung jawab.

Literasi digital terbagi atau terdiri atas empat pilar literasi digital, yaitu pertama adalah etika digital, budaya digital, keterampilan digital, dan terakhir yang sangat penting adalah keamanan. Kalau ketilangan dari via sosial, ini penggunaan media sosial di Indonesia ini cukup luar biasa. Antara berusia 16 sampai 64 tahun menggunakan mayoritas Whatsapp, Instagram, Facebook, TikTok.

Kemudian ada Telegram juga, ada Twitter, Facebook Messenger, Interset, Snap Video, LinkedIn dan sebagainya. Dari penggunaan itu, terlihat betapa dampak media sosial begitu besar, baik itu dampak positif media sosial maupun dampak negatif. Kalau dampak positifnya pasti memudahkan interaksi dengan banyak orang, perana mengekspresikan diri. dengan cara luar biasa, memang sekarang tampilan di media sosial, kemudian mengakses informasi, memudahkan mencari lowongan pekerjaan karena sudah menggunakan jaring internet dan semua penggunaan digital, dan membantu dalam pengembangan bisnis.

“Jadi, jangan salah dampak negatifnya juga adalah jadinya siaran-siaran yang tidak baik seperti pornografi. Banyak informasi palsu, bahkan penipuan-penipuan, dan penampilan kekerasan. Sehingga kalau kita melihat bagaimana kita dilakukan di media sosial, kita harus menjunjung tinggi etika dalam berkomunikasi”, pesan Sturman.

“Etika berkomunikasi penting dan sangat mempengaruhi cara berpikir. Tidak heran kalau Indonesia, termasuk di antara lima besar, kurang cakap dalam berkomunikasi”, lanjut Sturman.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *