Jendelakaba.com-KOMDIGI RI berkolaborasi dengan DPR RI giat diskusi Publik dengan tema “Mengembangkan Digitalisasi UMKM”. Kegiatan ini dilakukan secara online via platvorm zoom meeting pada Selasa (06/05/25) siang.
Gun Gun Siswadi (Pegiat Literasi Digital) menyampaikan bahwa, berdasarkan data yang saya himpun dari asosiasi APJI (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet) Indonesia, jumlah pengguna internet Indonesia sudah mencapai 221,5 juta orang atau penetrasinya hampir 80%. Kalau kita ambil perbandingan berarti pasar kita di dalam internet ada di dalam UMKM yang ber transformasi digital itu ada sekitar 221,5 juta konsumen, nah ini luar biasa oleh karenanya harus kita maksimalkan bagaimana supaya UMKM ini bisa memanfaatkan teknologi digital untuk transaksi.
Manfaat UMKM masuk ekosistem digital adalah memperluas jangkauan terhadap konsumen, menekan biaya pemasaran, mempermudah dan mempercepat proses transaksi, meningkatkan pendapatan atau omset.
Syamsu Rizal (Anggota Komisi I DPR RI) menuturkan, hari ini kita ngobrol-ngobrol sebenarnya hanya sekadar me-refresh dan berusaha untuk menemukan clue ide-ide yang terbaik yang paling pas dengan kondisi dan resources-nya kita. Kenapa, karena untuk mengakses informasi-informasi yang sifatnya baru itu gampang sekali semua orang sudah punya kesempatan relatif sama antara pengusaha besar, pengusaha menengah, pengusaha kecil itu hampir semuanya memiliki akses yang kurang lebih sama. Yang berbeda adalah kalau kita mampu mengkonversi ide-ide dan informasi itu sesuai dengan platformnya kita, sesuai dengan sumber dayanya kita nah tentu sumber daya itu macam-macam mulai dari kemampuan keuangannya kita, kemampuan modal, kemampuan jaringan, kemampuan teknisnya kita dan seterusnya. Dan ini yang paling penting untuk dipahami oleh masing-masing orang karena kita memiliki sumber daya yang semuanya orang pasti memiliki sumber daya yang unik itu secara personal kemudian secara kategori program dan barang pun juga informasi pun juga termasuk jasa itu semuanya pasti memiliki keunikan, itulah yang ingin kita temukan dalam interaksi-interaksi seperti ini sehingga kita memiliki positioning yang pas, segmentasi yang pas sehingga targetingnya kita juga bisa pas dengan basic resources-nya kita yang kadang-kadang banyak orang terpesona oleh positioningnya orang lain, positioningnya produk lain kemudian kita mau mengidentifikasi diri sama
dengan positioningnya orang atau segmentasinya orang kita lupa bahwa kita memiliki keunikan yang orang lain juga punya keunikan yang mereka sudah duluan untuk membangun keunikan tersebut dan segmentasinya positioning-nya yang berbeda-beda Dan inilah kemudian yang kita rumuskan menjadi targeting nah inilah kelemahan utama teman-teman dari UMKM.
Menurut Aji Sumarno (Tokoh Pemuda), terkait mengenai Digitalisasi UMKM itu ada plus dan minus nya. Contoh di Jakarta sendiri kalau kita melihat di beberapa pasar pasar sepeti Tanah Abang, beberapa tokonya sudah tutup dan golong tikar.
Bahkan pasar-pasar yang ada di Kota Makassar juga sudah gulung tikar. Hal ini terjadi akibat tantangan dalam era hari ini jika tidak bisa berubah konsep dari konvensional ke digitalisasi memang apapun yang menjadi produk UMKM kita ini dengan sistem digitalisasi, tidak mungkin bisa terpasarkan dengan baik. Pasca pandemi Covid-19 kemarin, tentunya kita selaku pemuda hari ini ya jangan gagap teknologi, karenasegala sesuatunya sudah digitalisasi.
Contoh lainnya, baru baru ini terkait mengenai kebijakan Presiden yang akan menghilangkan Outsourcing, dengan kebijakan ini juga tentu yang menjadi tantangan bagaimana dalam hal pengembangan digitalisasi UMKM ini bisa menjadi spirit buat kita khusus nya peran pemuda untuk mampu mengekspresikan diri dalam hal mengikuti perkembangan hari ini.
Tentunya pemanfaatan teknologi yang cepat dan mudah terkait peningkatan literasi digital dan
manejerial pelaku UMKM.***