KISAH SEORANG PENERBANG

Ilustrasi Kisah Seorang Penerbang

Oleh : Syaiful Anwar

 

Eddie Rickenbacker pernah menjadi pilot. Banyak yang percaya bahwa ia telah hancur bersama dengan pesawat yang dikemudikannya ketika tiba-tiba mengalami kecelakaan besar. 

Karena terluka parah, dia mendapat perawatan medis di rumah sakit Florida. Dia mengerang dan menyiksa dirinya sendiri, mencoba memutuskan apakah akan hidup atau mati, ketika tiba-tiba, radio di kamarnya mengumumkan kematiannya. 

Dia memohon, “Ya Tuhan, jangan biarkan aku mati (Tuhan, jangan biarkan aku mati)!” dalam kondisi penuh harapan. 

Pada akhirnya, dia berhasil, penyakitnya mereda, dan dia melanjutkan pekerjaan rutinnya. 

Ia menjalankan tugasnya sebagai pilot militer ketika konflik pecah pada perang dunia kedua beberapa tahun kemudian. Kali ini, pesawat yang ia kendalikan jatuh di perairan Pasifik Selatan. 

Ia terombang-ambing oleh gelombang laut selama tujuh belas hari tujuh malam tanpa makanan atau minuman apa pun. Bantuan yang diharapkannya semakin tipis. Satu-satunya hal yang memberinya harapan adalah doa yang ia panjatkan berulang kali, memohon kepada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. 

Pilot laut yang ditugaskan untuk mencarinya, bersiap untuk kembali ke markasnya karena mengira gagal menemukannya, tiba-tiba memutar haluan pesawatnya ke belakang setelah melihat sejenis benda mengambang di kejauhan di laut.

Ternyata makhluk yang dilihatnya memang tubuh Rickenbacker yang tak bernyawa dan lemah. Dia akhirnya menerima bantuan, dan jiwanya terselamatkan. Dalam kondisi paling rentannya, Rickenbacker menyimpulkan dalam bukunya “At My Mother’s Knee” bahwa kekuatan doa membuatnya tetap hidup.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *