Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Saudaraku, Duha memang istimewa. Saking istimewanya, Rasulullah menekankan shalat Duha sebagai salah satu wasiat penting yang ditinggalkan beliau. Marilah kita perhatikan dua hadis berikut.
- Dari Abu Hurairah, dia bercerita, “Kekasihku Rasulullah berwasiat kepadaku dengan tiga perkara, puasa selama tiga hari setiap bulannya, dua rakaat shalat Duha dan mengerjakan shalat witir sebelum aku tidur.” (Muttafaq `Alaihi).
- Juga pada hadis Abu Darda‟, dia bercerita, “Kekasihku telah mewasiatkan tiga hal kepadaku, yang aku tidak akan pernah meninggalkannya selama aku masih hidup, yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Duha, dan tidur hingga mengerjakan shalat witir.” (HR. Muslim)
Kita tidak perlu meragukan lagi kedudukan kedua hadis di atas. Sebab syaikh Imam Abdul Aziz bin Abdullah bin Bâz mengatakan, “Kedua hadis shahih tersebut merupakan hujjah yang kuat untuk menunjukkan disyariatkannya shalat sunah Duha dan bahkan ia termasuk sunah muakkad karena jika Rasulullah mewasiatkan sesuatu kepada seseorang, berarti wasiat beliau tersebut ditujukan kepada umat secara keseluruhan dan tidak hanya khusus satu orang saja. Demikian juga halnya jika beliau memerintah dan melarang. Dengan demikian, hukum itu bersifat umum, kecuali jika beliau mengkhususkan sesuatu itu kepadanya saja, misalnya dengan mengatakan, „Ini khusus bagimu saja.‟ Kenyataan bahwa Nabi tidak selalu mengerjakannya tidak bertentangan dengan hukum sunah yang melekat padanya sebab terkadang beliau mengerjakan sesuatu untuk menjelaskan hukum sunahnya dan terkadangjuga meninggalkan sesuatu untuk menjelaskan ketidakwajibannya.”
Dengan demikian, membiasakan diri untuk mengerjakan shalat Duha adalah muakkad. Amalan muakkad berarti amal ibadah yang sangat ditekankan dalam Islam. Hal ini didasarkan pada wasiat Nabi untuk mengerjakan shalat Duha dan penjelasan beliau mengenai keutamaan shalat Duha. Beliau sendiri pernah mengerjakan shalat Duha sebagaimana yang dijelaskan hadis „Aisyah r.a. ketika ditanya, “Berapa banyak Rasulullah mengerjakan shalat Duha?” Dia menjawab, “Empat rakaat dan bisa juga beliau menambah sesuai kehendak Allah.” Dalam riwayat lain, “Sesuai kehendak beliau.”
Maka, menjadi penting bagi saya dan Anda untuk memberi perhatian yang serius tentang sunah shalat Duha ini. Upayakan dengan maksimal agar kita tidak meninggalkannya sekalipun kita dalam kondisi sibuk. Kita bisa mengatur jeda waktu di sela-sela kesibukan kita seharihari. Sebab, ia memiliki keutamaan yang sangat besar. Alangkah meruginya jika kita mempunyai kesempatan baik namun kita tidak memanfaatkannya dengan maksimal.
A. Bernilai Sedekah
Keutamaan shalat Duha yang bernilai sebagai sedekah didasarkan pada hadis riwayat Abu Dzar Al-Ghifari r.a. dalam salah satu riwayatnya, Abu Dzar berkata bahwa Nabi Muhammad Saw. pernah bersabda :
salah seorang di antara kalian harus dikeluarkan sedekahnya. Maka setiap bacaan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (Alhamdulillah) sedekah, setiap bacaan tahlil (la ilaha illallah) sedekah, setiap bacaan takbir (Allahu Akbar) sedekah, beramar ma‟ruf sedekah, dan mencegah kemungkaran sedekah. Dan itu semua tercukupi dua rakaat shalat shalat Duha.” (HR. Muslim)
Apa yang Anda bayangkan dari hadis sabda Nabi Saw. ini?! Anda tentu membayangkan hal yang sama dengan saya. Saya dan Anda membayangkan, bagaimana andai sedekah untuk 360 sendi itu harus dibayar dengan menyedekahkan uang, barang, atau harta benda. Tentu hanya orang-orang yang berduit saja yang akan mampu membayarnya.
Akan tetapi, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam memberi jalan yang tampaknya begitu mudah untuk memecahkan masalah ini, yaitu dengan anjuran melaksanakan shalat Duha. Dikatakan „tampak‟ mudah, karena ternyata tidak semua orang mampu melaksanakannya. Meski shalat Duha dapat dilaksanakan secara singkat karena rakaatnya dapat dikerjakan dua rakaat saja, namun biasanya orang merasa malas dan lalai melaksanakannya.
B. Bernilai Ghanimah
Selain bernilai besar sebagai sedekah, shalat Duha juga memiliki nilai yang sangat besar yang digambarkan seperti mendapat sebuah keuntungan yang besar. Dalam melakukan perniagaan, tentu semua orang berharap mendapat keuntungan besar, laba yang banyak serta hasil yang memuaskan. Hal itu barangkali yang dapat kita wujudkan, jika kita melaksanakan ibadah shalat Duha dengan istiqamah.
Perihal shalat duha yang diibaratkan dengan memperoleh keuntungan besar ini didasarkan pada riwayat Abdullah bin Amru bin Ash radhiyallahu „anha, dalam kitab Shahih al-Targhib yang disebutkan bahwa Abdullah bin Amru bin Ash berkata : “Raihlah keuntungan (ghanimah) dan segeralah kembali”. Pasukan itu akhirnya saling berbicara satu sama lain tentang dekatnya tujuan tempat perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan mereka peroleh sehingga mereka bisa segera kembali. Namun tak lama setelah itu, Rasulullah Saw berkata lagi, “Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) sehingga kalian bisa cepat kembalinya?” Mereka menjawab, “Ya!”. Rasul berkata lagi, “Barang siapa yang berwudhu, kemudian masuk masjid melakukan shalat duha, dialah yang paling dekat tujuannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya”.
Hadits ini paling sering dijadikan sebagai landasan oleh banyak orang dalam melaksanakan shalat duha. Yaitu untuk mendapat keuntungan yang besar, harata yang berlimpah dan kemudahan dalam segala urusan. Untuk mendapatkan itu semua dibutuhkan kerja keras, ketekunan, sikap tidak mudah menyerah, tidak putus asa, dan berdoa kepada Allah.
Agama Islam merupakan agama yang memberikan kemudahan bagi setiap penganutnya, memberikan solusi bagi tiap masalah yang dihadapi, yaitu dengan mengerjakan shalat duha secara istiqomah. Dengan harapan agar Allah Subhānahu wa Ta‟āla memberikan kemudahan di setiap urusan kita serta memberikan keuntungan yang besar bagi perniagaan kita.
Dalam riwayatnya Abu Darda r.a dan Abu Dzar r.a berkata : bahwa Rasulullah shallallāhu „alaihi wa sallam bersabda, “Allah Subhānahu wa Ta‟āla berfirman, “Wahai anak adam, rukuklah untuk-Ku empat rakaat di awal siang, maka niscaya Aku akan mencukupimu sampai akhir siang”. Hadits ini, termasuk hadits hasan. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dalam kitab al- Shalaah bagian Maa Jaa-a fii Shalaati al-Duhaa, serta Imam Ahmad dalam kitab alMusnad Imam Ahmad.
Dari beberapa penjelasan hadits di atas, tampak jelas bagi kita bahwa salah satu keutamaan shalat duha adalah membantu seseorang memperoleh keuntungan besar. Meski demikian, sebagai manusia kita tetap tak bisa meninggalkan usaha atau ikhtiar dalam bentuk yang wabanyak keutamaan dan manfaatnya.
Jika kita berharap mendapatkan tambahan rezeki dari Allah Subhānahu wa Ta‟āla maka harus rajin berusaha dan jangan lupa mengerjakan shalat duha sebelum memulai kerja. Seperti halnya makna shalat yang tidak lain adalah doa. Dengan melakukan shalat duha, kita berdoa kepada Allah Subhānahu wa Ta‟āla agar kita mendapatkan hasil yang banyak, keuntungan yang berlimpah, serta hasil yang memuaskan dan penuh barakah.
C. Saat yang Baik untuk Berdoa
Anas bin Malik radhiyallahu „anhu berkata, saya melihat Rasulullah shallallāhu „alaihi wa sallam pada waktu bepergian, melakukan shalat Duha delapan rakaat, setelah selesai beliau bersabda:
“Sesungguhnya saya shalat dengan penuh harapan dan kecemasan. Saya memohonkan kepada Allah tiga hal lalu dikabulkan dua hal dan ditolak yang satunya. Saya mohon supaya umatku jangan diuji dengan musim paceklik dan ini dikabulkan, saya mohon pula agar umatku tidak dikalahkan oleh musuhnya dan ini pun dikabulkan, lalu saya mohon agar umatku jangan sampai terpecah belah menjadi beberapa golongan dan ini ditolak-Nya.” (HR. Ahmad, Nasa‟i, Hakim dan Ibnu Huzaimah)
Kalau diperhatikan doa ketika tahajud pada malam hari adalah waktu yang dikabukan oleh Allah, karena pada saatsaat tersebut kebanyakan manusia sedang dalam keadaan tidur, kemudian kita bercengkerama dan bermunajat kepada Allah. Begitu pula dengan shalat Duha, pada saat manusia sedang sibuk dengan urusannya masing-masing, kemudian kita bermunajat, insya Allah tiada doa yang tidak dikabulkan. Allah akan kabulkan di dunia atau di akhirat nanti.
D. Penangkal Siksa Neraka
Rasulullah shallallāhu „alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa melakukan shalat Fajar, kemudian ia tetap duduk di tempat shalatnya sambil berdzikir kepada Allah hingga matahari terbit, dan kemudian melaksanakan shalat Duha sebanyak dua rakaat, niscaya Allah akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya.” (HR. Baihaqi)
Inilah keutamaan shalat Duha lainnya. Shalat Duha mampu menjadi penangkal siksa api neraka. Ya, hanya dua rakaat saja, mampu menangkal Anda dari api neraka. Tentunya, Anda harus menyeimbangkannya dengan shalat wajib. Bagaimana Allah akan membebaskan Anda dari neraka hanya dengan shalat Duha, sementara Anda tidak shalat Subuh atau shalat wajib lainnya. Tentunya, yang wajib mesti didahulukan dulu dari yang sunah. Namun, jaminan ini layak Anda terima, sebagai konsekuensi dari keistiqamahan Anda terhadap sunah Nabi .
E. Ganjaran di Sore Hari
Dari Abu Darda‟ ra, ia berkata bahwa Rasulullah shallallâhu „alaihi wa sallam bersabda:
Allah ta‟âla berfirman, “Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu”.
F. Sebuah Rumah di Surga
Setelah terbebas dari api neraka, apa kira-kira bonus yang layak diterima oleh pendawam Duha?
Orang yang rajin dan istiqamah dalam melaksanakan shalat duha, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah khusus baginya kelak di surga. Inilah keuntungan lain yang diperoleh dari melaksanakan shalat duha empat rakaat
Dalam kitab shahih al-Jami‟ khususnya hadis ke 634 ada riwayat seperti ini : Nabi Saw bersabda,
“Barang siapa yang melaksanakan shalat duha empat rakaat pada sebelumnya, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga.” (HR ath-Thabrani dalam al-Ausath dan dishahihkan al-Albani dalam Silsilah Ahaadits Shahihah no. 2349)
“Sesungguhnya di surga itu ada pintu yang disebut dengan pintu duha, maka tatkala di hari kiamat nanti ada panggilan. Siapakah orang yang suka melaksanakan shalat duha? Maka inilah pintu kamu sekalian, masuklah kamu sekalian dengan penuh rahmat Allah Subhanahu wa Ta‟ala.”
Manusia yang beriman pada hari akhir, khususnya pada keberadaan surga, sudah pasti menginginkan agar bisa memasuki dan mendiaminya dengan aman dan tenang. Surga merupakan anugerah yang terindah yang paling diharapkan oleh hamba Allah yang beriman. Banyak cara yang bisa dikerjakan agar kita bisa memasukinya, dan salah satunya adalah melaksanakan shalat duha secara rutin.
Maka barang siapa yang menginginkan rumah di surga, maka peliharalah shalat lima waktu dan juga diikuti dengan amalan shalat sunah lainnya, satu diantaranya adalah shalat Duha.
Abu Darda radhiyallahu „anhu bercerita bahwa Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
يَ ٌُْصَ بلُّال لضحَُرَكْؽَذَنَُِْلىَْ يلُْذَتْ يِ ٌَُاهغَْةفِوِنََُْوَيَ ٌُْصَ بلُّأرَْبَؽًةُلُذِتَ يِ َ ُاهؽَْةثدِِحْ ٌَ وَيَ ْ صَ بلّ شِذًّة لُفَِِ ذَلكَِ الْحَ ْم وَيَ ْ صَ بلُّثَ َةجِيةً لَذَجَُ ُُاللُُُيِ ٌَُاهقَْةٍتِِنََُْ وَيَ ٌُْصَ بلُّثنِتَُْْ ؼَشَُْْةَ رَُكْؽَحًُيَنَُُُاللُُُلََُ ثيَذْةً فُِ الَْْ بحِ.
“Barangsiapa mengerjakan shalat Duha dua rakaat, maka dia tidak ditetapkan termasuk orang-orang yang lengah. Barangsiapa shalat empat rakaat, maka dia tetapkan termasuk orang-orang yang ahli ibadah. Barangsiapa mengerjakan delapan rakaat, maka Allah menetapkannya termasuk orang-orang yang tunduk dan patuh. Dan barangsiapa mengerjakan shalat dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Dan tidaklah satu hari dan tidak juga satu malam, melainkan Allah memiliki karunia yang dianugerahkan kepada hamba-hamba-Nya sebagai sedekah. Dan tidaklah Allah memberi karunia kepada seseorang lebih baik daripada mengilhaminya untuk selalu ingat kepada-Nya.” (HR. Thabrani)
G. Menghapus Dosa
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
يَكٍَََْخُُْذَيِةثْفَنَظَُزَُبَدِعَََُالَْْشُصْرْؽَرُِحِ ُاللضحَُغُصِرَُلََُُذٍُُْبُُُُوَإِنُْ
“Barangsiapa yang mampu melaksanakan sala Duha dengan langgeng atau istiqamah, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR. At-Tirmidzi,)
Barangkali yang demikian itu merupakan salah satu keutamaan yang Barangkali yang demikian itu merupakan salah satu keutamaan yang tidak ada bandingannya. Setiap saat manusia pasti melakukan dosa kepada Allah. Baik dosa yang tampak maupun dosa yang tersembunyi. Atau dosa yang secara sengaja maupun tidak sengaja. Karena, begitu seringnya manusia berbuat dosa kepada Allah, maka manusia dianjurkan untuk selalu memohon ampun kepada Allah, disertai dengan istighfar kepada Allah agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya.
Selain memohon ampunan, dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan dan dosa yang telah diperbuat, Islam juga memberi cara lain agar Allah mengampuni dosa-dosa kita dengan cara mengerjakan shalat duha.
Dengan melaksanakan shalat duha, kita tidak saja mensedekahi anggota tubuh kita dan ruas-ruas tulang kita, akan tetapi yang tak kalah penting kita juga akan diampuni oleh Allah. Dan ampunan Allah adalah sesuatu yang sangat diharapkan oleh seluruh umat Islam. Tanpa ampunan Allah, kita akan mengalami nasib yang tidak dikehendaki. Hidup kita akan selalu dirundung kegelisahan dan ketidaktentraman. Itulah sebabnya mengapa Islam menganjurkan melakukan shalat duha dengan harapan semua dosa kita diampuni oleh Allah.
H. Pahala Umrah
Umrah merupakan salah satu bentuk ibadah yang hanya dilaksanakan di tanah suci Makkah, tempat dimana Baitullah berada. Sangat besar pahalanya bagi orang yang mampu melaksanakannya. Meski demikian, tidak semua orang bisa atau sanggup mengerjakan ibadah umrah.
Meski demikian, agama Islam merupakan agama yang luas, penuh rahmat, dan penuh pengertian. Sekaliun tak semua orang sanggup pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji atau umrah, tetapi Islam memberi jalan keluar bagi orang-orang yang ingin mendapatkan pahala umrah tanpa harus pergi ke Makkah. Jalan keluar itu adalah shalat duha.
Abu Umamah radhiyallahu „anhu meriwayatkan, Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda :
يَْخَرَجَيٌِْثيَذُِِْيُذطََلرًاإلَِصَلاَةٍيَمْذُبَحٍفأَحَْرُهُلَأحَْرُِالَْْةَلجالُْرُْرِمِوَيٌَْخَرَجَإلَُِتصَْبِيدِاللضحَلاَحَُصِْجُُُإبلِاإِيبةهُُفأَحْرُهُلَأحَْرُِالًُُْؽْذَِرُِ
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan ibadah haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat duha, maka pahalanya seperti melaksanakan umrah.” (HR. Abu Daud dan Ahmad. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)
Dalam sebuah riwayat lain juga menyebutkan bahwa
يَْصَبلّاهغَْدَاةَفِِجََةَؼَحٍثُبىقَؽَدَيذَْلُرُاللَبذَبتَّتَطْوػَُُالبشْسُثُبىصَبلُّرَكْؽَذنََُِْكََخَُْلََُلَأحَْرِذَبخحٍوَخًُْرَةٍُدةَبيحٍُ
دةَبيحٍُدةَبيحٍُ
“Barang siapa yang mengerjakan shalat sunat fajar dengan berjamaah, kemudian ia duduk mengingat Allah hingga terbit matahari lalu ia shalat duha dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah, sempurna sempurna sempurna“ (HR. Thabrani dan at-Tirmidzi)
Sekarang sudah jelas bagi kita semua, berapa besar keutamaan shalat Duha. Jika disadari, maka pada dasarnya semua orang bisa mendapatkan pahala umrah dan hajidengan hanya melaksanakan ibadah shalat duha. Kita tak perlu pergi ke Makkah. Apalagi jika kita belum mampu pergi ke sana. Dengan istiqamah melaksanakan ibadah shalat duha maka kita mendapatkan pahala yang pahala sama seperti halnya orang yang berumrah dan berhaji.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Ada_Apa_Dengan_Dhuha
#Keistimewaan_dan_Keutamaan_Shalat_Dhuha
This is one awesome blog post Really Great
Sorry to hear that That is a real pestYou can’t even set up reverse NAT for access from outside to your local network and machinesYou really need IPv6 from your ISP Notice, you should NOT be given just one /64 public IPv6 net You should at least have /56 network, so you have some 256 public IPv6 networks, that is 256 LAN with /64 network And no /60 is to small, you need at least a /56 (And if someone even suggest this No, NAT is NOT anything to do with security, you use firewalls to do that)(CGNAT, is carrier grade NAT when your home router doesn’t have a public address on the WAN interface You get an address in this network 1006400/10)
Im grateful for the blog articleMuch thanks again Really Cool