John Welly (Aktifis Lingkungan) Kritik Aktivitas Pertambangan di Indonesia

Jendelakaba.com–Kritik Terhadap Aktivitas Pertambangan di Indonesia Sebagai warga negara yang peduli terhadap kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, saya merasa perlu mengkritisi aktivitas pertambangan yang marak terjadi di berbagai daerah di Indonesia. 7 Juni 2024

Pertambangan, yang seharusnya membawa manfaat ekonomi, justru sering kali menimbulkan masalah yang lebih besar bagi lingkungan dan masyarakat lokal.

Salah satu contoh terbaru adalah rencana penambangan batu bara di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Rencana ini mendapat penolakan keras dari masyarakat setempat, yang khawatir bahwa lahan pertanian mereka akan rusak. Pertanian adalah tulang punggung ekonomi masyarakat Wonosobo, dan ancaman terhadap lahan pertanian berarti ancaman terhadap kehidupan mereka.

“Kami tidak ingin tanah kami dirusak oleh tambang. Pertanian adalah hidup kami, dan tambang batu bara hanya akan membawa kerusakan,” ujar Siti Munawaroh, seorang petani setempat. Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran yang sangat wajar, mengingat banyaknya kasus di mana aktivitas tambang merusak lingkungan dan merugikan masyarakat.

Kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara, di mana warga menolak penambangan emas oleh perusahaan asing. Dampak lingkungan dari aktivitas tambang emas ini sangat nyata, dengan tercemarnya air dan rusaknya ekosistem laut. “Air menjadi tercemar, dan banyak biota laut yang mati. Kami meminta pemerintah untuk menghentikan aktivitas tambang ini,” tegas John Welly, seorang aktivis lingkungan.

Meskipun Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan akan meninjau ulang izin-izin pertambangan yang ada, langkah ini belum cukup. Evaluasi saja tidak cukup untuk menangani dampak negatif yang sudah terjadi dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Pemerintah harus berani mengambil langkah tegas, termasuk memberlakukan moratorium pemberian izin tambang baru dan memperketat pengawasan terhadap perusahaan tambang yang sudah beroperasi.

Kita tidak bisa terus mengorbankan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat demi keuntungan ekonomi jangka pendek. Kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas tambang sering kali bersifat permanen dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk dipulihkan, jika bisa pulih sama sekali. Selain itu, masyarakat lokal yang tergantung pada lahan dan sumber daya alam sekitar tambang sering kali menjadi korban utama.

Sebagai penutup, saya mengajak semua pihak untuk lebih kritis dan proaktif dalam menghadapi isu pertambangan ini. Kita harus mendesak pemerintah untuk mengambil langkah yang lebih tegas dan berpihak pada kepentingan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat lokal. Hanya dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa pembangunan ekonomi tidak mengorbankan kelestarian lingkungan dan hak-hak masyarakat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *