jendelakaba.com —Padang Sumatera Barat, Rustam Budiman Selaku Ketua Umum Badan Koordinasi (BADKO) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumatera Barat sebut Presiden Jokowi dodo adalah aktor Utama Kemunduran Demokrasi Di Indonesia. Kamis, 14 November 2023.
Perpolitikan di Indonesia sudah rusak, tidak ada lagi yang namanya etika dalam perpolitikan, bahkan hampir seluruh aturan main dalam perpolitikan sudah di langgar. Jokowi yang nyatanya menyuarakan komitmen dalam menjaga Demokrasi. Tapi pada kenyataannya, banyak kebijakan serta tindakan pemerintah yang represif dan anti-demokrasi dihasilkan di bawah kepemimpinannya.
Lebih lanjut Ia menjelaskan bahkan dengan adanya anggota kabinet seperti Raja Juli Antoni, Bahlil Lahadalia, Budi Arie, dan lainnya dalam aktivitas kampanye Gibran, itu sudah jelas bahwa Presiden menjadi sumber masalah, mereka tidak lagi fokus dalam kinerjanya sebagai Pejabat yang harusnya memikirkan bagaimana nasib rakyat Indonesia.
Perhelatan Perpolitikan yang terjadi saat ini Sikap Presiden seolah-olah telah menunjukkan sebuah kepentingan di atas segalanya, maka akan sangat sulit untuk kita berharap presiden dapat bersikap negarawan, memastikan kestabilan Demokrasi, Hukum dan politik di Indonesia, dilain sisi publik juga dilihatkan atas kepongahan orang-orang dekat presiden Jokowi tersebut yakni Anwar Usman yang justru membuat sebuah putusan Hukum menerobos Konstitusi Demi kepentingan Anak Presiden Untuk bisa Dicalonkan sebagai Wakil Presiden.
Begitu Jelas percontohan Politik Dinasti yang di percontohkan oleh Presiden jokowi terhadap Ranyat Indonesia. Bagaimana pun orang-orang yang menjadi Bahagian dari Kelompok kepentingan Presiden jokowi menjelas serta mencari sebuah pembenaran Namun masyarakat Indonesia sudah cerdas dan tidak lagi bisa di Bodo-bodohi, masyarakat sudah bisa menilai dan merasakan bagaimana rusaknya tatanan demokrasi Indonesia Saat ini.
Kami dari BADKO HMI Sumatera Barat menilai sikap yang di lakukan oleh Presiden jokowi tidaklah mencerminkan sebagai sikap salah seorang pemimpin yang patut di teladani. Seorang Presiden saja sudah Cawe-cawe, Setiap Pidato yang disampaikan selalu menjurus terhadap anaknya yang saat ini sebagai Bakal Calon Wakil Presiden, jadi sudah sewajarnya anggota kabinetnya Juga begitu, Itu artinya Presiden Jokowi telah merusak Tatanan Demokrasi Indonesia.
Bahkan presiden Jokowi Bukan hanya merusak Demokrasi Indonesia, melainkan Juga gagal dalam memimpin Bangsa yang Besar ini, 10 Tahun Jokowi telah gagal mensejahterakan Rakyat Indonesia, Jokowi lebih Memprioritaskan kepentingan Asing dibandingkan dengan kesejahteraan Masyarakat, dan itu terbukti dengan Banyaknya Konflik Proyek Strategis Nasional yang di bangun di era Presiden Jokowi.
Perhatian negara tidak tertuju pada pembangunan yang didasari pada semangat keadilan yang dimulai dari tatanan sistem yang setara dari sisi sosial, ekonomi, budaya maupun politik. “Artinya, Presiden gagal melihat dengan jeli akar persoalan yang memunculkan ketimpangan yang dalam sehingga pembangunan yang seharusnya dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia malah sebaliknya”.
Melihat gejolak Situasional Perpolitikan Bangsa Indonesia Saat ini, apapun argumenya Presiden telah merusak proses kualitatif konsolidasi demokrasi, merusak kaderisasi politik, dan sangat menghambat upaya membuat demokrasi sehat dan berkualitas., maka Sudah sepantas nya presiden Jokowi Dodo mengundurkan diri dari Jabatan Presiden agar proses Demokrasi berjalan dengan Lancar sesuai dengan amanat Konstitusi dan semangat Reformasi.***