BERSEDEKAH KEPADA SEMESTA

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

 

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”  (QS Al-Baqarah: 245) 

 

Tumbuhkan Energi Positif ! 

Energi positif akan menghasilkan sesuatu yang positif, dan energi negatif akan menghasilkan energi negatif dalam bentuk lainnya. Dalam bahasa manusia, istilah energi boleh juga disebut dengan usaha. Sehingga usaha yang positif yang Anda lakukan akan pasti akan berbuah positif pula. Semakin positif yang Anda lakukan maka akan semakin positif hasil yang Anda dapatkan. Semakin maksimal usaha Anda maka akan positif yang akan Anda hasilkan. 

 

Contoh kasus, jika suatu saat Anda melakukan usaha dengan nilai 200 juta, maka Anda akan mendapatkan 200 juta juga. Artinya, usaha senilai dengan energi yang Anda keluarkan. 

 

Saat Harus Bersedekah Kepada Semesta 

Anda barangkali ingin mematahkan teori energi positif  karena ada kasus yang menimpa Anda. “Mengapa saya pernah melakukan suatu usaha yang saya yakin nilainya 200 juta tapi balasannya hanya 100 juta, ke manakah nilai usaha saya yang 100 lagi? Apakah mungkin usaha saya di-corrupt oleh semesta?” 

 

Baiklah, ketika kita mengalami hal demikian, mungkin sebagian di antara kita akan berkata, “Ini sudah takdir yang penting mah usaha, sedangkan hasil urusan Allah saja.” Benar sekali tentunya pernyataan tersebut. Namun sahabatku, Anda tak perlu khawatir, sisa usaha Anda yang bernilai 100 juta tersebut insya Allah pasti akan kembali kepada Anda, dan mungkin dalam bentuk yang tidak pernah Anda perkirakan sebelumnya. Anggap saja energi Anda yang berjumlah 100 juta tersebut berstatus sebagai energi potensial, yang sewaktuwaktu akan dicairkan oleh Allah dari semesta untuk Anda. 

 

Yakinlah bahwa energi positif tersebut mungkin saat ini masih dibutuhkan oleh orang lain, masih dibutuhkan oleh mereka di belahan dunia lain, sehingga energi Anda bermanfaat bagi semesta, dan semesta pun mengembalikannya kepada Anda dengan berlipat ganda. Tidak hanya 100 juta yang dikembalikan tetapi lebih lagi sebab sudah “plus” bunganya atau plus “bagi hasil” dari investasi energi positif Anda. 

 

Jadi, jangan sungkan-sungkan jika Anda merasakan bahwa energi potensial yang kembali kepada Anda belum utuh, maka segera niatkan saja energi Anda tersebut untuk menolong si A, si B, dan seterusnya. Sehingga akan sangat bijaksana ketika Anda merasa energi Anda belum berbalas utuh, lalu Anda pun berdoa kepada Allah untuk tujuan yang mulia, dan untuk pengampunan dosa-dosa Anda. 

 

Tentunya bisa pula sisa energi Anda tersebut diniatkan untuk menolong diri Anda dari dosa-dosa di masa lalu. Yakinlah bahwa energi positif Anda bisa digunakan untuk menghapus dosa-dosa Anda yang telah lalu. 

 

 “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 33) 

 

Jadi, intinya, manfaatkanlah energi potensial yang Anda miliki agar segera berputar untuk menjadi manfaat bagi semesta. Kalau energi itu bermanfaat bagi universal secara maksimal maka Anda akan sangat diuntungkan. Jangan biarkan energi potensial Anda tidak bergerak secara tidak terarah, apalagi kalau hanya berwujud potensi yang tidak jelas. Gunakan kekuatan niat yang Anda miliki. 

 

Hati-hati, jangan sampai energi potensial Anda hilang hanya karena menyeimbangkannya dengan energi negatif yang kadang Anda sendiri tidak ngeh ketika sedang mengobral energi negatif tersebut. Ingatlah baik-baik bahwa energi negatif yang Anda tanam tersebut bisa berasal dari prasangka negatif, gosif, keluh kesah, dan murka amarah. 

 

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebutnyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.” (QS. 2: 264) 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Enterpreneur_Mentality

#Bersedekah_Kepada_Semesta

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *