ALIRAN KEYNESIAN

Foto Keynes

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

 

Aliran ini mencoba untuk mencari solusi atas kegagalan dari ekonomi liberal yang mengusung asas laissez-faire yang beranggapan pasar dan sektor swasta akan mencapai optimal tanpa campur tangan pemerintah. Pandangan-pandangan mereka disebut Keynesian karena teori-teori mereka diturunkan dari teori determinasi pendapat Keynes. Adapun tokoh Keynesian adalah Simon Kuznets dan Paul Samuelson beserta corak pemikiran ekonomi aliran Keynesian.

Karya tulis atau buku Keynes yang paling populer adalah The General Theory of Employment, Interest, and Money. Buku ini ditulis sebagai reaksi terhadap depresi besar-besaran yang terjadi tahun 1930-an yang tidak berhasil dipecahkan dengan metode klasik dan neo-klasik.

Teori klasik dinilai Keynes mengandung banyak kelemahan, sehingga perlu diperbaiki dan disempurnakan, seperti masalah mekanisme pasar, keseimbangan pasar, ketenagakerjaan, analisis biaya, tabungan & investasi, dan juga kritikan yang habis- habisan oleh Keynes terhadap tokoh klasik, J. B. Say tentang teorinya “Supply creates its own demand”.

Sedangkan terhadap teori-teori neo-klasik, Keynes tidak terlalu banyak menemukan banyak kelemahan, akan tetapi Keynes juga tetap melakukan hal yang sama seperti terhadap klasik, yaitu melakukan penyempurnaan teorinya agar lebih sesuai dengan kondisi ekonomi saat sekarang (pada saat itu-red). Juga dikarenakan Keynes merupakan salah satu murid brilliannya Marshall, yang notabenenya merupakan kaum neo-klasik. Sehingga sudah pasti karya-karya Marshall banyak diakui oleh Keynes. Mungkin hampir sebagian besar konsep-konsep Marshall diperbaiki dan disempurnakan oleh Keynes. pokok pikiran dalam sistem klasik adalah bahwa kegiatan ekonomi senantiasa cenderung pada keadaan ekuilibrium, di mana kapasitas produksi digunakan secara penuh dengan adanya kesempatan kerja penuh (full-employment) pula. Kerangka dasar pemikiran itu diungkapkan oleh Jean Baptiste Say. Spesifiknya, dia mengatakan bahwa dalam keadaan ekulibrium, produksi selalu cenderung untuk menciptakan permintaan akan hasil produksi itu sendiri. Kapasitas produksi dan full-employment dimanfaatkan secara penuh sehingga tidak mungkin terjadi kelebihan produksi ataupun kekurangan konsumsi maupun pengangguran yang permanen.

Akan tetapi pemikiran dan pandangan kaum klasik di atas, dapat dikatakan sangat ironis dari kenyataan yang dialami dalam depresi ekonomi dasawarsa ‟30, stagnasi ekonomi dan pengangguran merupakan ciri kronis dalam suatu lingkaran yang tiada akhirnya, dan hal ini terjadi pada saat itu.

Dengan latar belakang kenyataan tersebut, Keynes memeriksa dan mengoreksi kembali seluruh pemikiran dan konsep kaum klasik dan neo-klasik beserta asumsi-asumsi dasarnya sehingga, Keynes mencanangkan pemikiran barunya yang akan menjadi suatu pendobrakan terhadap pemikiran sistem sebelum- sebelumnya.

2.1.1.1. Pokok-Pokok Pemikiran Keynes

Aliran Keynesian menekankan pembahasan tentang teori fluktuasi ekonomi, menganalisis hal-hal yang dapat menyebabkan perekonomian menjauh dari posisi keseimbangan sehingga tidak stabil dan yang lebih penting adalah apa tindakan dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mencegah gerak perekonomian yang berfluktuasi tersebut agar menjadi lebih stabil, serta peduli terhadap pertumbuhan ekonomi. Berbeda dengan pada masa pemikiran aliran Klasik, masalah fluktuasi ekonomi hanya dibicarakan selintas saja hal ini dikarenakan sudah begitu melekatnya kepercayaan orang pada pendapat Klasik yang mengatakan bahwa perekonomian akan selalu menuju pada suatu keseimbangan.

Pendekatan pemikiran-pemikiran terdahulu terhadap teori pertumbuhan misalnya Klasik dan Neo-klasik kurang memperhatikan soal pertumbuhan, sebab mereka lebih terfokus pada hal-hal yang bersifat mikro.

Berikut ini adalah pokok-pokok pemikiran pada aliran Keynesian:

  1. Teori Fluktuasi Ekonomi

Pada masa sebelumnya masalah fluktuasi atau siklus ekonomi telah dibicarakan oleh Ricardo dan Struat Mill. Namun, pembahasannya hanya dilakukan secara selintas. Bagi kaum Keynesian fluktuasi ekonomi terjadi karena dua   penyebab yaitu; Pertama, terjadinya perubahan-perubahan dalam tingkat investasi dan rendahnya tingkat konsumsi. Sebagai contoh, depresi besar-besaran pada tahun 1930-an terjadi karena naik turunnya jumlah investasi dan pengeluaran konsumsi.

Perubahan tingkat bunga akan memengaruhi investasi dan pendapatan. Misalnya, terjadi kenaikan money supply dan kurangnya money demand maka tingkat bunga akan menurun, investasi dan pendapatan akan meningkat. Meningkatnya pendapatan akan memengaruhi meningkatnya tingkat konsumsi masyarakat.    Namun,    apabila    terjadi     kenaikan money demand melebihi money supply, maka tingkat bunga akan meningkat, yang akan berdampak pada tingkat investasi dan pendapatan.

Kedua, fluktuasi terjadi karena tidak adanya mekanisme koreksi yang mampu mendorong perekonomian pada keseimbangan kesempatan kerja penuh, yang disebabkan oleh kakunya harga-harga terutama tingkat upah dalam mekanisme penyesuaian.[7]Ketidakseimbangan perekonomian yang berkaitan dengan pengangguran dan inflasi menyebabkan kaum Keynesian percaya perlunya intervensi dari pemerintah sebagai langkah koreksi.

Jadi, di sini ketika perekonomian mengalami keadaan yang tidak stabil, aliran Keynesian memberi solusi untuk menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi dengan menghadirkan campur tangan dari pemerintah melalui kebijkan-kebijakan yang dilakukan.

Berbeda dengan aliran Sisi Penawaran, menurutnya lebih baik meningkatkan pendapatan nasional melalui pemanfaatan sumber daya penuh, daripada mencoba menekan atau meredakan fluktuasi ekonomi. Dalam mengatasi inflasi dan pengangguran, jalur yang ditempuh oleh aliran sisi penawaran melalui program penurunan pajak kepada pengusaha. Alasannya turunnya pajak akan menambah gairah pengusaha dan investasi, yang akan mendorong peningkatan dalam produksi. Dengan meningkanya produksi, kebutuhan akan tenaga kerja meningkat dan masalah pengangguran dapat diatasi, dan sekaligus inflasi dapat diredakan.

Sedangkan Keynesian melihat perekonomian dari sisi permintaan, menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada level makro, untuk mengurangi pengangguran dan deflasi. Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya, uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk berbelanja dan meningkatkan permintaannya (sehingga permintaan agregat bertambah). Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal.

  1. Teori Pertumbuhan dan Pembangunan

Perhatian terhadap pertumbuhan dan pembangunan terutama di Negara-negara berkembang semakin marak berkat pengaruh ajaran Keynes yang menginginkan campur tangan pemerintah dalam proses pembangunan. Bermodalkan teori-teori dan konsep-konsep yang digagas Keynes, banyak negara berkembang ikut aktif terlibat dalam proses pembangunan.

Sebagaimana diketahui negara berkembang ingin cepat-cepat mengejar ketertinggalannya dari negara-negara maju. Salah satu jalan pintas yang dapat ditempuh adalah memacu pertumbuhan ekonomi dengan melaksanakan industrialisasi. Karena industrialisasi diperlukan dana yang tidak sedikit, banyak negara berkembang meminjam modal dari negara-negara maju, beserta asistensi teknis untuk menyelenggarakan pembangunan. Dengan bantuan dana dan tenaga teknis negara-negara berkembang mulai memperbaiki keadaan ekonominya.

  1. Kebijakan fiskal vs kebijakan moneter

Keynesian menganggap kebijakan moneter kurang efektif dalam usaha menstabilkan perekonomian. Karena kebijakan moneter diarahkan hanya untuk pengendalian inflasi dan tidak bisa dipergunakan untuk memengaruhi kegiatan ekonomi riil. Sebaliknya, mereka percaya kebijakan fiskal lebih ampuh dalam menstabilkan perekonomian.

Bagi Keynes, campur tangan pemerintah merupakan keharusan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Dengan demikian sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sementara itu, menurut kaum moneteris terjadinya inflasi dipersepsikan karena pengeluaran agregat terlalu besar. Maka, untuk membrantas inflasi tersebut pemerintah perlu mengurangi jumlah uang beredar dan inflasi akan turun dengan sendirinya.

2.1.1.2. Tokoh-tokoh dalam Sejarah Pemikiran Ekonomi Keynes

  1. a) Pemikiran-pemikiran Ekonomi Simon Kuznet (1901-1985)

Simon Kuznets terkenal dalam bidang ekonomi atas studinya tentang pendapatan nasional dan komponen- komponennya. 

Ia pernah memenangkan hadiah Nobel di bidang ekonomi pada tahun 1971 atas usahanya mempelopori pengukuran dan analisis atas sejarah pertumbuhan pendapatan nasional negara- negara maju.

Pada awalnya kuznet seorang ahli statistik, yang banyak berkecimpung dengan pengumpulan dan analisis data. Termasuk pula di dalamnya data ekonomi. Karena banyak mengumpulkan data-data ekonomi, ia menjadi tertarik dengan bidang ekonomi. Buku yang ditulis Kuznets yang ada hubungan dengan ekonomi antara lain : National Income and Its Composition (1941), Economic change (1953), dan Modern Economic Growth, Rate, Structure and spread (1960). Dalam karyanya yang pertama, Kuznets banyak menyumbangkan pemikiran tentang hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan pendapatan nasional.

  • Pendapatan nasional

Berkat jasa Kuznets, pengertian-pengertian pokok dalam kerangka teori Keynes dapat diwujudkan secara kuantitatif-empiris. Hubungan antara pendapatan nasional, konsumsi, tabungan, pengangguran, inflasi, dan harga-harga dapat dikaji dan diamati menurut analisis kurun waktu (time series analysis). Dengan analisis time series, kita dapat menghitung pertumbuhan ekonomi lebih eksak.

Begitu juga dengan analisis kurun waktu, kita tidak hanya dapat mengetahui apa yang sedang atau sudah terjadi. Kita bahkan bisa meramal, memperkirakan, dan skaligus mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi pada masa-masa yang akan datang.

Manfaat Pendapatan Nasional yaitu;

  1. Dapat mengetahui dan memperbandingkan kegiatan ekonomi dari tahun ke tahun.
  2. Untuk mengukur tinggi rendahnya taraf hidup dan kemakmuran suatu bangsa.
  3. Dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara.
  4. Membandingkan antara neraca pendapatan nasional dengan neraca pembayaran internasional, sehingga dapat diketahui seberapa besar hubungan luar negeri terhadap perekonomian nasional.
  • Petumbuhan ekonomi

Menurut Simon Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi bagi para penduduknya. Definisi ini memiliki tiga komponen utama yaitu: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang; kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.

  • Pengukuran Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

Menurut Kuznet PDB diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam wilayah tersebut dalam jangka waktu tertentu. PDB dapat dihitung dengan memakai dua pendekatan, yaitu;[20] pendekatan pengeluaran dan pendekatan pendapatan. Rumus umum untuk PDB dengan pendekatan pengeluaran adalah

PDB = konsumsi + investasi + pengeluaran pemerintah + ekspor – impor

Di mana konsumsi adalah pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga, investasioleh sektor usaha, pengeluaran pemerintah oleh pemerintah, dan ekspor dan impormelibatkan sektor luar negeri.

Sementara pendekatan pendapatan menghitung pendapatan yang diterima faktor produksi adalah:

PDB = sewa + upah + bunga + laba

Di mana sewa adalah pendapatan pemilik faktor produksi tetap seperti tanah, upahuntuk tenaga kerja, bunga untuk pemilik modal, dan laba untuk pengusaha. Secara teori, PDB dengan pendekatan pengeluaran dan pendapatan harus menghasilkan angka yang sama. Namun karena dalam praktek menghitung PDB dengan pendekatan pendapatan sulit dilakukan, maka yang sering digunakan adalah dengan pendekatan pengeluaran

  • Pemikiran-pemikiran Ekonomi Paul Samuelson

Samuelson memperoleh pendidikan ekonomi di Harvard. Disamping memperdalam ekonomi ia juga sangat mahir dalam ilmu matematika. Jasa Samuelson sangat terlihat dalam melakukan kodifikasi pemikiran-pemikiran Keynes, kemudian ia melengkapinya dengan pemikiran-pemikiran baru yang lebih luas jangkauannya dengan pendekatan matematika. Buku Samuelson antara lain : Foundation of Economic Analysis (1947) daneconomics (1948). Dalam buku Economics, Samuelson memperlihatkan bagaimana perdagangan luar negeri dimasukkan dalam kerangka teori ekonomi makro, mengenai lalulintas perdagangan dan pembayaran internasional. Atas jasa Samuelson, banyak negara yang terdorong untuk lebih membuka pasarnya terhadap perekonomian internasional, termasuk Indonesia.

Samuelson memperjelas hubungan antara kebijakan fiskal dengan keseimbangan dalam lalulintas pembayaran internasional. Hal ini memperllihatkan peranan foreign trademultiplier (dampak multiplier yang berasal dari perdangan luar negeri) dan berbagai kemungkinan penyimpangan dari keseimbangan internasional. Di sini dapat dilihat adanya integrasi mengenai segi ekuilibrium internasional kedalam kerangka umum teori ekonomi makro.

Sementara itu, dalam buku Foundation of Economic Analysis, ia memperlihatkan bagaimana hubungan timbal balik saling memperkuat antara faktor pengganda (multiplier) dengan proses akselerasi (accelerator). Permintaan efektif masyarakat dipengaruhi olehautonomous investment (investasi yang besarnya ditentukan oleh perekonomian itu sendiri). Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi berlipat ganda karena adanyamultiplier, besarnya angka pengganda ini sangat ditentukan oleh kecenderungan menkonsumsi masyarakat. Makin besar kecenderungan mengkonsumsi, makin besar angka pengganda, makin besar pula dampak investasi terhadap perekonomian. Dampak investasi terhadap perekonomian menjadi jauh lebih besar karena adanya akselerasi.

Prinsip akselerator secara sederhana adalah perubahan dalam pendapatan nasional akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam jumlah investasi. Perubahan dalam investasi menyebabkan bertambahnya pendapatan nasional melalui proses akselerasi,        yang        bersifat        kumulatif. Interaksi antara multiplier dan accelerator berdampak terhadap pendapatan nasional menjadi semakin berlipat ganda.

2.1.1.3. Peran pemerintah dalam perekonomian Pada Teori Keynes

Dari hasil pengamatannya tentang kejadian depresi ekonomi pada awal 30-an Keynes merekomendasikan agar perekonomian tidak diserahkan begitu saja pada mekanisme pasar. Hingga batas tertentu peran pemerintah justru diperlukan. Misalnya, kalau terjadi pengangguran, pemerintah bisa memperbesar pengeluarannya untuk proyek-proyek padat karya. Dengan demikian, sebagian tenaga kerja yang menganggur bisa bekerja, yang akhirnya bisa meningkatkan pendapatan masyarakat. Kalau harga-harga naik cepat, pemerintah bisa menarik jumlah uang beredar dengan mengenakan pajak yang lebih tinggi. Inflasi yang tak terkendali pun tidak sampai terjadi. Dalam situasi terjadi gerak gelombang kegiatan ekonomi, pemerintah dapat menjalankan kebijakan pengelolaan pengeluaran dan pengendalian permintaan efektif dalam bentuk “kontra-siklis” atau “anti-siklis”.

Dari berbagai kebijakasanaan yang dapat di ambil, Keynes lebih sering mengandalkan kebijaksanaan fiskal. Dengan kebijaksanaan fiskal pemerintah bisa memengaruhi jalannya perekonomian. Langkah ini dilakukan dengan menyuntikkan dana berupa pengeluaran pemerintah untuk proyek-proyek yang mampu menyerap tenaga kerja. Kebijaksanaan ini sangat ampuh dalam meningkatkan output dan memberantas pengangguran, terutama pada situasi saat sumber-sumber daya belum dimanfaatkan secara penuh.

Apakah Keynes tidak percaya pada mekanisme pasar bebas sesuai doktrin laissez faire-laissez passer klasik? Apakah ia tidak yakin dengan anggapan klasik bahwa perekonomian akan menemukan jalannya sendiri menuju keseimbangan? Keynes sebetulnya percaya tentang semua hal yang dikemukakan oleh kaum klasik tersebut. Akan tetapi, Keynes menilai bahwa jalan menuju keseimbangan dan full-employment tersebut sangat panjang. Kalau ditunggu mekanisme pasar (lewat tangan tak kentara) yang akan membawa perekonomian kembali pada posisi keseimbangan, dibutuhkan waktu yang sangat lama. Keynes pernah menulis: “dalam jangka panjang kita akan mati!” (In the long run we’re all dead!). jadi, satu-satunya cara untuk membawa perekonomian kea rah yang diinginkan seadainya ia “lari dari posisi keseimbangan”‟ demikian uraian Keynes lebih lanjut, ialah lewat intervensi atau campur tangan pemerintah.

Demikianlah, kalau kaum klasik pada umumnya menganggap tabu campur tangan pemerintah. Bagi Keynes, campur tangan pemerintah merupakan keharusan. Campur tangan pemerintah terutama diperlukan kalau perekonomian berjalan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

Kalau diamati, sepertinya Keynes sependapat dengan Marx yang mengatakan bahwa sistem ekonomi klasik tidak bebas dari fluktuasi, krisis pengangguran dan sebagainya. Marx berusaha menghancurkan sistem kapitalis dan menggantikannya dengan sistem sosialis. Namun sebaliknya, Keynes justru ingin menyelamatkan sistem liberal tersebut.

Pada hakikatnya, konsep teori Keynes dapat dipandang sebagai suatu teori tentang pendapatan dan kesempatan kerja. Inti pokok dalam sistem pemikiran dan konsep Keynes terdiri dari tiga faktor penting, yaitu:

  1. Hasrat berkonsumsi (propensity to consume) Pendapatan total agregat sama dengan konsumsi total agregat ditambah   investasi total agregat. Tingkat konsumsi bergantung pada hasrat seseorang untuk berkonsumsi, yang merupakan fungsi dari pendapatan. Begitu juga dengan tabungan, karena tabungan adalah sisa bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk berkonsumsi.
  2. Tingkat bunga (interest) yang memiliki kaitan dengan dengan preferensi likuiditas (liquidity preference) Tingkat bunga menurut Keynes bukanlah pencerminan dari penawaran tabungan dan permintaan investasi, melainkan tingkat bunga merupakan variabel bebas (independent) dari kedua hal tersebut. Tingkat tabungan adalah suatu fenomena moneter yang tergantung dari keinginan orang menahan tabungannya dalam bentuk dana likuiditas. Sehingga tingkat bunga tergantung dari preferensi likuiditas. (Akan dijelaskan lebih lanjut di poin nomor 4)
  3. Efisiensi marginal dari investasi modal (marginal efficiency of capital) Tingkat investasi ditentukan oleh efisiensi marginal dari investasi modal, yang dipengaruhi oleh ekspektasi investor tentang laba yang akan diperoleh di masa depan dari investasi modal yang bersangkutan. Jelaslah bahwa ekspektasi tersebut adalah yang positif dan menguntungkan investor itu.

2.1.1.4. Keunggulan Teori Keynesian

  1. Dapat menjawab masalah-masalah ekonomi yang terjadi pada masanya (khususnya tahun 30 an)
  2. Dapat menyelesaikan masalah ekonomi baik mikro maupun makro ( secara agregatif )
  3. Keseluruhan masyarakat memperoleh manfaat dari teori keynes karena perekonomian mencapai kesempatan kerja penuh dan individu-individu atau kelompok- kelompok yang menderita kerugian karenanya(misalmya,para administrator program kompensasi penggangguran) dapat dengan mudah diabaikan.
  4. Para petani telah lama menikmati kebijaksanaan moneter yang mudah dan suku bunga yang rendah. Merekapun sangat menguntungkan dari program- program pemerintah yang sangat besar untuk sektor pertanian

2.1.1.5. Kelemahan Teori Keynesian

  1. Teori ini hanya dapat menyelesaikan masalah ekonomi negara maju, dan tidak terlalu memperhatikan negara terbelakang
  2. Setelah berakhirnya Perang Dunia II,bukan lagi depresi,deflasi dan pengangguran masal yang menjadi pokok permasalahan,melainkan justru suatu keadaan yang sebaliknya yaitu kegiatan ekonomi pada tingkat tinggi,kapasitas produksi yang terpasang digunakan sampai hampir pada batasnya, Dalam dunia pemikiran ekonomi maupun dalam masyarakat politik tentang makna pemikiran keynes yang dinilai tidak berguna bagi pengelolaan kebijaksanaan dibidang ekonomi keuangan.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *