Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema “Waspada Penipuan Digital Di Dunia Maya”

Jendelakaba.com—Jakarta—Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema Waspada Penipuan Digital Di Dunia Maya via zoom meeting pada Jumat, 5 April 2024.

Irwan menyampaikan bahwa digitalisasi selain membawa berbagai peluang dan kemudahan tentu juga memiliki tantangan tersendiri Salah satu tantangan terbesar dari digitalisasi adalah adanya oknum yang tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan teknologi Celah keamanan dan ketidaktahuan korban untuk melakukan penipuan Penipuan digital merupakan kejahatan cyber yang paling sering ditemui dan menjadi persoalannya global Penipuan digital juga sering disebut dengan penipuan online

Dan penipuan cyber Dampak dari penipuan digital bagi para korban mencakup kerugian keuangan, kebocoran data pribadi, dan informasi sensitif lainnya Serta turunnya kepercayaan terhadap layanan yang disediakan oleh internet Para peserta webinar yang saya banggakan Hasil riset nasional penipuan digital di Indonesia menyebutkan bahwa 91,2 persen penipuan berkedok hadiah 74,8 persen pinjaman digital ilegal 65,2 persen peniruman tautan yang berisi malware atau virus Kemudian 59,8 persen penipuan berkedok krisis keluarga Dan 56 persen investasi ilega.

Agar kita terhinat dari penipuan seperti ini Kita harus waspada dengan mengenali modus pelaku penipuan online Serta membiasakan diri melindungi data pribadi kita Sangat banyak sekali modus penipuan seperti phishing, pharming, snipping, moneymule, dan social engineering Contoh penipuan berupa phishing Biasanya dilakukan oleh oknum yang mengaku dari lembaga resmi Dengan menggunakan telepon, email, atau pesan teks Selanjutnya penipuan pharming, handphone Yaitu penipuan dengan modus mengarahkan korban kepada situs web palsu Sebagai pengguna media digital, kita harus rajin berpartisipasi Untuk melaporkan segala bentuk penipuan yang terjadi Partisipasi bagi kita yang telah atau sedang mengalami penipuan Adalah harus lebih berhati-hati Dan segera memberi tahu orang-orang di sekitar agar lebih bisa waspada Selain itu kita juga dapat mencegah penipuan online dengan meningkatkan kemampuan literasi digital Agar kita selalu menjadi kritis dalam menilai suatu informasi Memverifikasi kebenaran suatu berita sebelum membagikan informasi-informasi tersebut

Narsumbwr lainnya, Sei Mustika memaparkan bahwa zaman sekarang hati-hati. Jangan tertipu karna diberikan hadiah secara oline, baik melalui VR, melalui DM di Instagram, atau melalui telepon. Beliau membagikan mengenai bagaimana kalau kita menghindari atau menghadapi penipuan online. Bahkan mungkin akan bertambah-bertambah.

Jadi internet ini kan awalnya dari internet. Tapi internet itu membawa banyak perubahan pada cara manusia berkomunikasi. Hingga hari ini belum ada perangkat lain yang dapat menyaingi internet dalam hal fungsinya sebagai sarana pertukaran informasi. Internet ini kemudian melahirkan media sosial ya. Yang ketika kelahirannya itu disambut banyak orang dan VR pun belum tahu belum kenal. Karena ini kan dari produk barat.

Ternyata di satu sisi, melalui media sosial ini orang menyampaikan pesannya pada siapapun yang digehendaki. Sejalan dengan itu kita juga menyaksikan betapa banyaknya modus kejahatan yang digunakan untuk menipu sesama. Jenis-jenisnya itu ada pinjol, pinjol ilegal, pengiriman tautan berisi virus, ya. Investasi juga ilegal, situs juga palsu yang ditujukan pada umumnya untuk para pencari kerja, lalu investasi ilegal, penipuan jual-beli.

Jadi karena sekarang sistemnya e-commerce, kita tidak usah pergi ke toko atau ke mall, ya. Cukup dengan mengklik saja apa yang kita butuhkan dan langsung pesan, langsung bayar. Ada juga yang sistemnya COD. Penipuan yang berkedo amal juga ada. Pencurian identitas daring, identitas kita di retas. Penipuan juga berkedo asmara.

Salah satu bentuk penipuan yang paling banyak saat ini adalah pengelabuhan atau fishing, ya. Fishing kedengarannya seperti fishing. Ternyata mirip-mirip juga ini. fishing itu merupakan bentuk penipuan untuk memancing informasi dari kita. Bukannya dari bank, lalu menanyakan nomor PIN, lalu menanyakan nama ibu kandung kita, atau kalau di media yang lain itu, minta password, gitu dan sebagainya.

FBI itu mencatat pada tahun 2020, 4 tahun yang lalu, jenis kejahatan ini jumlahnya banyak, jenisnya ya, 250. Mungkin sekarang sudah bertambah. Fishing ini juga muncul setelah adanya internetnya. Kita juga tidak bisa hanya mengidentifikasi asal mula yang mengirim itu dari mana, gitu ya. Media yang digunakan, kalau dulu belum ada WA, belum ada Instagram, menggunakan email, ya. Telepon, sekarang sudah beragam medianya.

Narasumber lainnya, Panji juga menambahkan bahwasanyadata -data mengenai kasus kebocoran data di Indonesia pernahterjadi ya di beberapa tahun yang lalu, baik itu di marketplace, di e -commerce, ataupun data -data di lembagalembaganegara yang memang, apa namanya, memerlukan upayaproteksi yang sangat ketat supaya data -data yang dimilikioleh mereka yang berkaitan dengan publik ataupun konsumentetap bisa dijaga. Nah ini termasuk penjualan data pribadi, peretasan dan lain sebagainya, itu ternyata paling besar itu di sektor e -commerce. Kemudian baru instansi pemerintah, jasakeuangan, media sosial, telekomunikasi.

Informasi yang paling sering dicuri itu nama, alamat, ini berarti data -data yang bersifat umum. Kemudian suratelektronik, kartu pembayaran, dan seterusnya. Kita masuk keisu tentang penipuan digital ya. Sudah banyak berita misalnyamengatakan, kita sering dengar berita ya bagaimana upayaupaya misalnya penipuan melalui love scamming. Love scamming itu penipuan, peacing dengan cara hubunganpersonal ya. Kemudian ada belanja online, penipuan belanjaonline misalnya lihat iklan di Facebook, kemudian ada testimoni testimoninya juga testimoni palsu gitu ya untuk beliseprek misalnya atau beli apa katakanlah baju gitu. Ternyatasetelah kita transfer, kita bayar gak dikirim. Artinya terjadipenipuan ini paling banyak sering terjadi apalagi menjelanglebaran. Orang pada cari baju, cari ini, cari itu gitu ya. Bahkanpenjualannya mungkin tidak dilakukan di marketplace.

Tapi ada testimoni orang seolaholah, oh bagus dan lain sebagainya. Ternyata transfer terjadi pengiriman barang ya. Jadi ini memang salah satu yang biwas padai apalagimenjelangjelang waktuwaktu sekarang nih, menjelanglebaran itu menjadi momentum emas buat para penipu untukmelakukan operasi penipuan secara online. Penipuan digital itu yang menggunakan internet ataupun menggunakanplatform yang tersambung dengan internet yang bisa pakaiemail, website, chatrooms, atau layanan pesan, sepertimisalnya kita punya platform WhatsApp paling sering ya, atau menggunakan platform -platform media sosial sepertiFacebook, Instagram, dan lain sebagainya, kemudianpenawaran, permintaan, yang selanjutnya menyebabkankorban mengalami kerugian finansial atau non –finansial, bisajadi kerugiannya itu secara material, baik itu kerugian uang, tapi bisa jadi kerugiannya beragam ya, ada yang kerugiannyakemudian waktu, ada yang kerugiannya mungkin ya terkaitdengan datanya kemudian diketahui, dan seterusnya, nantiakan kita lihat ya bagaimana respon dari para korban ini ya. Next. Nah, dari data nih misalnya penipuan kita itu sudahsangat marak dan ternyata berdasarkan hasil riset CFD -SUGM gitu ya, 91 ,2 % itu terbanyak ini penipuan yang berkedok hadiah misalnya sekian juta gitu ya, mohon untuk, orang menyelesaikan administrasi, dan seterusnya akhirnyaini membuka ruang untuk terjadinya penipuan.

Respon (1)

  1. Добрый день всем!
    Приложение Диплома Купить
    У Нас Вы можете выбрать любую образовательную организацию страны.https://saksx-diploms-srednee24.com/ Каждый наш клиент частичка нашей наработанной клиентской базы, а значит частичка нашего финансового благополучия. Продажа дипломов и аттестатов, на сегодняшний день, достаточно неоднозначный бизнес.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *