Tofan Maulana (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Hati-Hati Rekam Jejak Digital”

Jendelakaba.com–Jakarta–Tofan Maulana (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Hati-Hati Rekam Jejak Digital” secara online melalui platform zoom meeting pada Rabu, 31 Januari 2024.

Beliau menyampaikan bahwa dalam era digital saat ini, rekam jejak digital menjadi aspek penting yang perlu diperhatikan oleh setiap individu. Salah satu hal yang perlu diwaspadai adalah informasi pribadi yang kita bagikan secara daring. Rekam jejak digital mencakup segala aktivitas online yang kita lakukan, seperti posting di media sosial, pencarian internet, atau transaksi daring. Penting untuk memahami bahwa apa pun yang kita lakukan secara online dapat meninggalkan jejak digital yang dapat diakses oleh pihak tertentu.

Menyadari betapa pentingnya privasi dalam dunia digital, langkah pertama yang perlu diambil adalah memahami pengaturan privasi pada platform-platform online yang kita gunakan. Pastikan untuk mengatur profil media sosial Kalian agar hanya dapat diakses oleh orang-orang yang Kalian percayai. Selain itu, perlu diingat bahwa informasi yang kita bagikan secara online dapat diunduh dan disimpan oleh pihak lain, oleh karena itu, hindarilah membagikan informasi pribadi yang terlalu rinci atau sensitif.

Selain itu, berhati-hatilah terhadap aktivitas online yang dapat menciptakan reputasi digital Kalian. Apa yang kita tulis, bagikan, atau dukung secara online dapat menciptakan citra diri yang dapat diakses oleh pihak lain. Oleh karena itu, penting untuk selalu berpikir dua kali sebelum mengekspresikan pendapat atau melakukan tindakan online. Hindari menyebarluaskan informasi palsu atau merugikan, karena hal tersebut dapat merusak reputasi Kalian secara online.

Tidak hanya itu, ketika bertransaksi secara daring, pastikan untuk menggunakan situs web yang aman dan terpercaya. Hindari memberikan informasi keuangan atau pribadi melalui situs yang tidak dikenal atau tidak terenkripsi. Selalu periksa tautan atau sumber sebelum mengklik sesuatu secara online, untuk menghindari jebakan phishing atau serangan malware.

Salah satu narasumber dalam webinar, Rion Gustaf, S.Sos., M..Kom. (Pegiat Literasi Digital) memaparkan bahwa dalam konteks literasi digital, penting juga untuk memahami risiko dan konsekuensi dari oversharing atau berbagi informasi berlebihan. Terlalu banyak mengungkapkan informasi pribadi dapat membuka celah bagi risiko keamanan seperti penipuan identitas dan pelanggaran privasi. Oleh karena itu, sebagai pengguna internet yang bijak, kita perlu mengatur sejauh mana kita berbagi informasi pribadi dan mempertimbangkan dampak jangka panjangnya.

Selanjutnya, aspek penting lainnya adalah pemahaman tentang manajemen akun dan keamanan digital. Melindungi akun online dengan password yang kuat dan mengaktifkan verifikasi dua langkah dapat membantu mencegah akses yang tidak sah. Pegiat literasi digital perlu menekankan pentingnya keamanan digital ini kepada masyarakat agar mereka dapat berinteraksi online dengan lebih aman dan terhindar dari risiko keamanan cyber.

Dalam rangka mengelola jejak digital dengan bijak, penting untuk terus mengembangkan kemampuan literasi digital. Hal ini mencakup pemahaman terhadap kebijakan privasi platform yang digunakan, pengetahuan tentang cara mengontrol pengaturan privasi, dan keterampilan dalam menilai keamanan situs web dan aplikasi. Dengan pengetahuan ini, kita dapat lebih cerdas dalam berinteraksi di dunia digital, mengelola jejak digital dengan bijak, dan menjaga privasi online dengan lebih baik.

Dr. Hurriyah, S.Sos., IMAS (Direktur Eksekutif Puskapol UI) juga menyampaikan bahwa kita perlu menyadari bahwa setiap tindakan kita di media sosial atau platform online lainnya dapat diakses oleh banyak orang. Apa yang kita bagikan, like, atau komentari dapat menciptakan gambaran tentang kepribadian dan nilai-nilai kita. Oleh karena itu, sebaiknya kita berpikir dua kali sebelum membagikan informasi pribadi atau kontroversial secara terbuka. Jangan lupa untuk selalu memeriksa pengaturan privasi dan mengelola siapa yang dapat melihat aktivitas kita.

Selain itu, kita juga perlu memahami bahwa rekam jejak digital kita dapat memiliki dampak jangka panjang terhadap karir dan reputasi kita. Banyak perusahaan dan institusi pendidikan sekarang melakukan penelusuran online terhadap calon karyawan atau mahasiswa. Oleh karena itu, pastikan untuk membersihkan profil media sosial kita dari konten yang dapat merugikan reputasi kita. Hindari menyebarkan informasi palsu atau berkontribusi pada perilaku online yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.

Tak kalah pentingnya, kita harus waspada terhadap ancaman keamanan digital. Informasi pribadi yang tidak dijaga dengan baik dapat menjadi target untuk tindakan kriminal seperti pencurian identitas. Pastikan untuk menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun online, serta aktifkan verifikasi dua langkah jika memungkinkan. Jangan tergoda untuk mengklik tautan atau lampiran yang mencurigakan, karena ini dapat membuka pintu bagi serangan malware.

Terakhir, mari kita bersama-sama membangun budaya digital yang positif dan etis. Kita dapat berperan aktif dalam memerangi penyebaran hoaks dan ujaran kebencian online. Dengan berpartisipasi secara positif, kita dapat menciptakan lingkungan online yang aman, mendukung, dan memberdayakan bagi semua pengguna. Dengan kesadaran dan tindakan yang bijak di dunia maya, kita dapat menjaga rekam jejak digital kita agar menjadi cerminan yang positif bagi kehidupan nyata kita.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *