H. Darizal Basir (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Menjaga Budaya Indonesia Dengan Bijak di Era Digital”

Jendelakaba.com–Jakarta–H. Darizal Basir (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Menjaga Budaya Indonesia Dengan Bijak di Era Digital” Ranah Pesisir, Sumatera Barat pada Kamis, 1 Februari 2024.

Beliau menyampaikan berdasarkan data yang dirilis pada Januari 2022, penggunaan internet di Indonesia sebesar 24,7 juta setara dengan 73,7% jumlah penduduk Indonesia. Sementara pengguna media sosial aktif sebesar 191,6 juta setara dengan 68,9% total jumlah penduduk Indonesia. Sisi penggunaan waktu rata-rata setiap hari masyarakat menggunakan internet 8 jam 36 menit kata-kata penggunaan waktu untuk media sosial 3 jam 46 menit. Demikian besarnya penggunaan media sosial di Indonesia berkonsekuensi atas tersebarnya arus informasi. Masyarakat tidak lagi menjadi objek informasi namun sudah menjadi subjek dari informasi. Hanya bermodal klik informasi bisa terakses dengan cepatnya.

Yang menjadi persoalan adalah ketika banjir informasi tidak disertai dengan kemampuan masyarakat untuk bijak memilih dan memilah informasi, maka informasi yang berkembang tidak dapat terverifikasi atau dipertanggungjawabkan. Akibatnya hoax merajalela dan dalam kondisi politik yang bercampur dengan hoax cenderung membuat hasutan dalam berpolitik. Produksi informasi hoax jadikan ladang industri dapatkan keuntungan dan memperkaya diri atau golongan.

Di samping itu terjadi pergeseran nilai sehingga bangsa yang santun dalam bertutur dan berperilaku, berperilaku santun berubah jadi vulgar, sarkasme, bahkan banyak ungkapan-ungkapan yang menyinggung sara. Jika kondisi ini terus dibiarkan akan menggerogoti bangsa Indonesia. Indonesia adalah negara yang majemuk baik dari sisi bangsa bahasa agama dan adat istiadat. Dengan 260 juta lebih penduduk Indonesia yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke dengan 6 agama, lebih dari 1300 suku bangsa menggunakan 668 suku bangsa. Secara budaya kita memiliki keberagaman sebagai kekayaan bangsa yang luar biasa. Sebagai bangsa yang majemuk kita dipersatukan oleh Pancasila yang menjadi nilai dasar panduan hidup baik dalam hubungan antar sesama individu golongan, serta masyarakat dengan pemerintah. Kalima sila itu adalah ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Di dunia digital saat ini nilai-nilai Pancasila tentu harus dijadikan sebagai panduan dalam berinteraksi di era digital. Saat ini nyata dan maya hampir tak berbeda, bahkan dalam banyak hal aktivitas keseharian kita telah bergeser ke dunia digital. Kita menyadari betul bahwa dalam masyarakat digital ruang dan waktu tidak lagi relevan, penetrasi budaya asing Mamapari dunia Internet khususnya generasi bangsa, untuk itu kita berharap agar semua pengguna internet dapat memilih dan memilah nilai-nilai mana yang positif yang dapat diadopsi untuk kemajuan kita semua dengan tidak menyampingkan budaya luhur Indonesia.

Salah satu narasumber dalam webinar, Doni Harsiva Yandra, S.IP., ME memaparkan kemajuan teknologi telah mengubah cara kita berinteraksi dengan budaya dan tradisi. Di era digital ini, penting bagi kita untuk memahami dampaknya terhadap masa depan Indonesia. Seniman tradisional dapat memperluas jangkauan mereka melalui berbagai platform online untuk menjangkau khalayak yang lebih luas. Teknologi memungkinkan seniman untuk memperkenalkan seni tradisional kepada generasi muda melalui media yang lebih akrab bagi mereka. Internet memungkinkan seniman untuk berkolaborasi dengan para seniman dari berbagai belahan dunia untuk pertukaran ide dan pengalaman.

Teknologi memberikan sarana baru bagi seniman untuk mengekspresikan budaya Indonesia melalui berbagai medium digital. Selain inovasi, teknologi dapat digunakan untuk menyebarkan dan mempertahankan nilai-nilai budaya Indonesia yang lekat dengan seni tradisional. Sinergi antara teknologi dan seni tradisional memungkinkan penciptaan karya-karya inovatif yang memadukan tradisi dengan tren kontemporer. Media sosial memungkinkan partisipasi aktif masyarakat dalam melestarikan dan mengembangkan seni dan budaya tradisional. Platform online menyediakan wadah untuk diskusi dan pertukaran ide terkait seni tradisional, mendorong pemahaman yang lebih dalam. Dengan bantuan media sosial, seniman tradisional dapat memperoleh pengakuan global dan peluang kemitraan yang lebih luas.

Platform pembelajaran online dapat menyediakan akses mudah bagi orang-orang dari berbagai latar belakang untuk mempelajari seni dan budaya Indonesia. Dengan teknologi, materi pembelajaran menjadi lebih menarik dan berinteraksi dengan kearifan lokal, membantu para pelajar memahami budaya secara mendalam. Program online juga dapat memberikan sertifikat bagi mereka yang menyelesaikan kursus-kursus budaya lokal, memberikan pengakuan atas pengetahuan dan apresiasi mereka. Dengan teknologi VR, orang dapat mengunjungi museum dan situs warisan budaya Indonesia secara virtual dari seluruh dunia. Teknologi AR memungkinkan pengalaman unik dalam mengeksplorasi objek budaya dalam keadaan aslinya melalui perangkat digital. Dokumentasi digital membantu pelestarian benda-benda bersejarah dan warisan budaya dengan cara yang tidak memungkinkan sebelumnya.

Narasumber lainnya, Hendri Kasmaiyanto, juga menyampaikan bahwa Indonesia kaya akan keberagaman budaya. Dalam era digital, penting bagi generasi milenial untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak, sambil tetap melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia. Teknologi memungkinkan kita untuk merekam, menyebarkan, dan melestarikan tradisi, seni, dan cerita rakyat. Akses ke pendidikan, informasi, dan peluang ekonomi lebih merata berkat digitalisasi, sehingga semua lapisan masyarakat dapat mendapatkan manfaatnya. Milenial dapat memanfaatkan platform digital untuk mempromosikan keunikan dan keindahan budaya Indonesia kepada dunia.

Kurikulum pendidikan seharusnya mencakup pelajaran tentang keberagaman budaya Indonesia serta upaya untuk melestarikannya. Utilitas platform digital untuk memperkenalkan, memasarkan, dan melindungi warisan budaya lokal perlu diajarkan. Anak muda perlu dilibatkan aktif dalam memecahkan tantangan pelestarian budaya dengan solusi berbasis teknologi. Platform digital dapat digunakan untuk berkolaborasi dalam proyek-proyek kreatif yang mempromosikan keberagaman budaya. Masyarakat dapat berpartisipasi dalam forum diskusi online untuk mendiskusikan upaya pelestarian budaya Indonesia. Penggalangan dana online dapat digunakan untuk mendukung proyek-proyek kebudayaan yang membutuhkan pendanaan.

Perlindungan hukum dan penghargaan atas hak kekayaan intelektual sangat penting dalam pemanfaatan digital. Etika digital dan kesadaran akan penyebaran informasi hoax harus ditanamkan secara luas di komunitas digital. Pemanfaatan teknologi dalam produksi, pemasaran, dan distribusi produk-produk budaya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kreatif. Platform digital membuka peluang bagi para pelaku seni dan budaya untuk menjangkau pasar global secara efisien. Ekosistem digital dapat memastikan keberlanjutan dan pemberdayaan ekonomi kreatif melalui inovasi digital.

Informasi dan konten negatif dapat meracuni platform digital dan memengaruhi citra budaya Indonesia. Ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dapat mengancam keberlangsungan praktik budaya tradisional. Milenial dapat menjadi kreator konten mengenai budaya Indonesia yang informatif, edukatif, dan menginspirasi. Generasi milenial berperan sebagai pelopor dalam inovasi dan transformasi kebudayaan melalui teknologi. Milenial dapat menjadi penjaga dan pelindung kekayaan budaya Indonesia dengan kecakapan di ranah digital.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *