Dr. H. Fadli Zon, S.S.,M.Sc. (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiri webinar Forum Diskusi Publik yang digelar Kominfo RI dengan tema “Pendidikan Karakter Pancasila”

Jendelakaba.com–Jakarta– Dr. H. Fadli Zon, S.S.,M.Sc. (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiri webinar Forum Diskusi Publik yang digelar Kominfo RI dengan tema “Pendidikan Karakter Pancasila” melalui platform online zoom meeting pada Sabtu, 27 Januari 2024.

Fadli Zon menyampaikan dalam era globalisasi, perubahan nilai-nilai tradisional sering kali terabaikan, menyebabkan permasalahan karakter yang merugikan. Oleh karena itu, perlu adanya upaya sistematis untuk membentuk karakter yang kuat dan bermartabat.

Sejarah Pancasila singkat menggambarkan landasan ideologi negara Indonesia. Dibentuk oleh Bung Karno pada 1 Juni 1945, Pancasila adalah rumusan nilai-nilai dasar yang mengakar dalam budaya dan sejarah bangsa. Namun, seiring berjalannya waktu, tantangan kemajuan teknologi membawa dampak pada karakter masyarakat. Proxy war, misalnya, menjadi ancaman karena teknologi yang semakin canggih memudahkan penyebaran informasi yang merusak karakter bangsa.

Karakter Pancasila yang dimaksud disini ialah pengimplementasian setiap sila dalam Pancasila, yang mencerminkan komitmen untuk menjalankan nilai-nilai dasar dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, diterapkan melalui pelaksanaan ibadah dan penghormatan terhadap kepercayaan agama orang lain, menciptakan kerukunan antarumat beragama. Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, diwujudkan melalui perlakuan yang adil terhadap sesama, menghargai hak asasi manusia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta terlibat dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan.

Lalu sila ketiga, Persatuan Indonesia, diimplementasikan melalui semangat kerja sama dan persatuan dalam keberagaman, menjaga persatuan bangsa, serta berpartisipasi dalam upaya membangun solidaritas dan integrasi nasional. Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, diwujudkan melalui keterlibatan aktif dalam proses musyawarah, partisipasi dalam pembuatan keputusan bersama, dan penghormatan terhadap pendapat serta hak-hak setiap individu.

Dan kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, dapat diimplementasikan dengan menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam distribusi sumber daya dan kesempatan. Hal ini mencakup upaya mengatasi kesenjangan sosial, ekonomi, dan pendidikan, serta memastikan bahwa semua lapisan masyarakat mendapatkan hak-haknya secara adil. Melalui penerapan nilai-nilai ini, kita dapat membangun masyarakat yang adil, beradab, dan bersatu, sesuai dengan prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar ideologi negara Indonesia.

Membiasakan karakter Pancasila dan membangun imunitas menjadi fokus utama dalam pendidikan karakter. Melalui pendekatan yang menyeluruh, baik di sekolah maupun keluarga, diharapkan seluruh masyarakat Indonesia bisa menerapkan setiap nilai yang terkandung dalam setiap sila.

Dengan memahami dan menerapkan setiap sila Pancasila, kita dapat menciptakan lingkungan yang adil, harmonis, dan berdaya, sesuai dengan cita-cita pembentukan negara Indonesia. Inilah pondasi yang kuat untuk membangun karakter yang baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Irene Camelyn Sinaga (Direktur Pengkajian Implemetasi Pembinaan Ideologi Pancasila) memaparkan Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam Pendidikan Karakter sangat penting. Melalui pendekatan menyeluruh, baik di lingkungan sekolah maupun keluarga, kita dapat membiasakan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pembelajaran nilai-nilai seperti gotong royong, menghormati perbedaan, dan keadilan harus diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan.

Salah satu hal yang penting juga adalah Trisakti Pancasila oleh Bung Karno. Itu kayak semacam panduan untuk kita jadi bangsa yang kuat dan maju. Bangga jadi bangsa Indonesia juga penting, karena dengan bangga, kita bisa jaga karakter dan nilai-nilai ke-Indonesia-an.

Trisakti Pancasila oleh Bung Karno dapat menjadi panduan yang berguna dalam membangun bangsa yang kuat dan maju. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita tidak hanya membentuk karakter yang baik, tetapi juga menciptakan masyarakat yang bersatu, adil, dan bermartabat. Bangga menjadi bangsa Indonesia adalah hasil dari implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, yang pada gilirannya memperkuat identitas dan karakter positif bangsa kita.

Narasumber webinar lainnya, Nissa Rengganis, MA. (Pegiat Komunitas) menyampaikan Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), menetapkan empat pilar literasi digital yang menjadi fondasi utama, yaitu digital skill, digital ethics, digital culture, dan digital safety. Pentingnya memanfaatkan ruang digital sesuai dengan nilai-nilai Pancasila menjadi landasan untuk menciptakan lingkungan digital yang sehat dan bermartabat.

Internalisasi nilai-nilai Pancasila di dunia digital menjadi kunci dalam menghadapi berbagai tantangan. Optimalisasi nilai-nilai Pancasila di era digital merupakan upaya untuk memastikan bahwa etika, budaya, dan keamanan digital selaras dengan prinsip-prinsip Pancasila.

Tiga digital skill yang sangat penting adalah literasi digital, berfikir kritis, dan kemampuan teknologi. Literasi digital membantu individu untuk memahami dan mengelola informasi digital dengan bijak, sementara berfikir kritis memungkinkan mereka untuk menyaring konten dan menyikapi tantangan dengan logika yang baik. Kemampuan teknologi menjadi dasar untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memanfaatkannya secara positif.

Secara keseluruhan, pendidikan karakter Pancasila dalam era digital mengajarkan bahwa nilai-nilai luhur Pancasila dapat menjadi pedoman bagi perilaku dan interaksi di dunia digital. Dengan memahami dan mengaplikasikan pilar-pilar literasi digital yang telah ditetapkan oleh pemerintah, kita dapat membangun masyarakat digital yang cerdas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *