Ir. H. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Webinar yang Digelar Kominfo RI dengan Tema “Pemanfaatan dan Cermat Digital di Tahun Pemilu”

Jendelakaba.com–Jakarta–Ir. H. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiri webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Pemanfaatan dan Cermat Digital di Tahun Pemilu” melalui platform online zoom meeting pada Jumat, 26 Januari 2024.

Beliau menyampaikan bahwa Dunia digital mencakup segala aspek kehidupan yang terhubung dengan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam konteks Pemanfaatan dan Cermat Digital di Tahun Pemilu, kita dapat merasakan manfaatnya secara signifikan. Salah satu manfaat positifnya adalah kemudahan dalam mendapatkan informasi terkait calon dan isu-isu pemilu melalui platform digital. Dengan dunia digital, masyarakat dapat dengan cepat mengakses berita, pandangan, dan program kerja calon, memungkinkan mereka membuat keputusan yang lebih terinformasi.

Namun, perlu diingat bahwa ada pula manfaat negatifnya. Misalnya, penyebaran informasi palsu atau hoaks dapat dengan mudah terjadi melalui media sosial, membingungkan pemilih. Oleh karena itu, cermat dalam memilah informasi menjadi kunci penting. Selain itu, perlu diwaspadai juga aspek privasi yang dapat terancam oleh penggunaan data pribadi dalam kampanye digital.

Peningkatan jaringan internet menjadi hal krusial dalam memaksimalkan manfaat dunia digital. Dengan jaringan internet yang cepat dan merata, akses masyarakat terhadap informasi pemilu dapat menjadi lebih mudah dan merata, menghindarkan kesenjangan informasi antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Selain itu, penting untuk melatih Sumber Daya Manusia (SDM) dalam memanfaatkan dunia digital. Pelatihan ini tidak hanya berfokus pada penggunaan perangkat keras dan lunak, tetapi juga pada kemampuan kritis dalam memilah dan menganalisis informasi. Dengan begitu, masyarakat dapat lebih mandiri dan cerdas dalam mengonsumsi informasi yang bersifat politis.

Dalam konteks pemilu, memilah informasi terkait calon dan isu-isu politik menjadi langkah kritis. Masyarakat perlu dilatih untuk mengenali sumber informasi yang dapat dipercaya dan memahami agenda di balik berita yang disajikan. Dengan cara ini, dampak dari penyebaran informasi palsu dapat diminimalisir, dan pemilihan dapat lebih adil dan transparan.

Dr. H. Irpan Jamil, MA. (Business Operation Manager Binar Academy) salah satu dari narasumber memaparkan bahwa Pemanfaatan teknologi digital, khususnya media sosial, menjadi penting dalam penyelenggaraan pemilu serentak tahun 2024 guna memperlancar proses pemilihan serta sebagai media komunikasi dan informasi kepada masyarakat atau pemilih. Menurut data yang dilansir Slice.id, jumlah pengguna media sosial di Indonesia mencapai 139 juta pelanggan. WhatsApp tercatat sebagai aplikasi media sosial paling sering dibuka di Indonesia dengan durasi rata-rata adalah 29 jam 6 menit per pengguna dalam satu bulan. Dan ternyata, WhatsApp juga tercatat sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan pengguna internet di rentang usia 16-64 tahun, yakni sebesar 92,1 persen. Sementara Instagram berada di urutan kedua, dengan persentase sebesar 86,5 %. Bisa menjadi media edukasi dan informasi mengenai pemilu tahun 2024. Dan media literasi agar Masyarakat tidak mudah menerima berita HOAX. Selain menjadi media edukasi juga sebagai sarana informasi dari berbagai instansi, seperti penyelenggara pemilu, pengawas pemilu, Parpol anggota pemilu dan juga profil calon anggota legislatif hingga capres dan cawapres. Karena Instagram menampilkan akun resmi masing-masing personal.

Komunikator politik terdiri dari perorangan dan lembaga berupa partai politik. Kedua komunikator politik tersebut termasuk dalam tindakan pertama pada komunikasi politik yang diusungkan oleh McNair (2017). Keduanya dapat dikelompokkan sebagai oposisi pemerintah. Dalam hal ini, cermat dalam melihat rekam jejak calon menjadi langkah penting. Warga pemilih perlu menyelidiki lebih lanjut, memverifikasi informasi, dan tidak mudah terpengaruh oleh citra yang dibangun secara digital.

Penting untuk diingat bahwa di era digital, segala sesuatu dapat terekam dan tersebar luas dengan cepat. Oleh karena itu, menjaga privasi dan mengelola identitas online dengan bijak menjadi langkah strategis. Kesimpulannya, dalam Pemilu tahun ini, penggunaan media sosial dan kemudahan di era digital bisa menjadi berkah atau bencana, tergantung pada bagaimana masyarakat memanfaatkannya. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mengasah literasi digital, berhati-hati terhadap tipu daya, dan cermat dalam melihat rekam jejak para calon. Hanya dengan cara ini, kita dapat memastikan partisipasi yang cerdas dan tangguh dalam proses demokrasi.

Narasumber lainnya, Dr. Rulli Nasrullah, M.Si. (Tenaga Ahli Madya Kedeputian V Kantor Staf Presiden) juga menjelaskan memanfaatkan dunia digital dalam Pemilu adalah langkah yang positif, tetapi juga menuntut tanggung jawab dari setiap individu untuk menjadi konsumen informasi yang cerdas. Dengan memahami peran dunia digital, memanfaatkan media sosial secara bijak, dan berhati-hati dalam memilah informasi, masyarakat dapat berkontribusi pada proses Pemilu yang lebih transparan dan berkualitas. Kesadaran akan pentingnya literasi digital juga perlu ditingkatkan agar setiap pemilih dapat membuat keputusan yang lebih informasional dan cerdas.

Beliau menyampaikan dalam kesimpulan, pemanfaatan dan cermat digital di tahun Pemilu adalah bagian integral dari proses demokrasi. Dengan memahami dan menggunakan dunia digital dengan bijak, kita dapat menciptakan lingkungan politik yang lebih sehat dan berdaya. Oleh karena itu, mari bersama-sama membangun budaya literasi digital yang tinggi untuk mendukung perjalanan Pemilu yang adil dan demokratis.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *