PETUNRA (Pertunjukan Wayang Kulit Spektakuler Kolaborasi) Digelar Komisi I DPR RI Bekerjasama dengan Kominfo RI dalam Rangka “Bela Suara Bela Negara”

Jendelakaba.com– Kemkominfo–Acara PETUNRA ini merupakan kerjasama komisi 1 dengan Kementerian komunikasi dan Informatika, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik. Kegiatan ini bertujuan untuk mengajak masyarakat Sumberjosari menyusahkan pesta demokrasi pemilu pada tanggal 14 Februari 2024 untuk menjaga pesta demokrasi berjalan sebagaimana mestinya baik di dunia digital maupun kehidupan sehari-hari agar terhindar dari berita hoax yang ada di media sosial yang dapat memecah persatuan dan kesatuan bangsa. Kami berharap kegiatan pada hari ini selain menghibur juga dapat membawa ilmu dan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat Sumberjosari.

 

Mahbub Rosyidi S.Ag. mewakili M. Moh Arwani Thomafi menambahkan sebagai persembahan untuk masyarakat Sumberejo Sari Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan, yang merupakan kesempatan untuk menikmati seni-seni tradisional yang mana seni ini adalah seni yang lama tradisional yang masih berlangsung sampai hari ini. Walaupun teknologi-teknologi yang ada sudah berkembang, tapi seni pewayangan wayang kulit ini masih ada dan masih digemari oleh masyarakat banyak. Demikian mungkin, kita sudah dekat dengan pesta demokrasi maka Jangan sampai tidak memilih. Karena memilih itu merupakan hak yang harus dilaksanakan oleh masyarakat.

 

“Untuk itu kita harus ikut serta nanti tanggal 14 Februari untuk melaksanakan pemilihan umum” ujar Mahbud Rosyidi S.Ag (Staff Komisi I DPR RI) dalam acara PETUNRA “Pertunjukan Wayang Kulit Spektakuler Kolaborasi” Pada Jumat (12/01/2024).

 

Prof. Henry Subiakto salah satu dari narasumber menambahkan kenapa pemerintah KOMINFO itu bikin acara wayangan seperti ini? Pertama ini adalah bagian dari budaya masyarakat kita. Niki budoyone wong Jowo asli sing pancen wonten ing tanah Jawa, dalam artian dibesarkan di tanah Jawa. Memang ada juga di Sumatera dan wilayah lainnya, tapi itu karena juga dibawa oleh top saudara-saudara kita dari Jawa. Walaupun India katanya adalah pusatnya Mahabharata tidak ada wayang kulit seperti ini, tidak ada wayang kulit seperti ini.

 

Sebenarnya perlambang-perlambang kehidupan Pandawa Pandowo itu sebenarnya adalah perlambang kehidupan sekaligus juga ajaran yang dulu oleh para Wali songo, sunan Kalijogo dimasukkan unsur-unsur Islam, misalnya Prabu Puntadewa. Prabu Puntadewa yang sakti sekali karena punya pusaka namanya jimat Kalimosodo. Kalimosodo itu kalimat syahadat. Jadi kalau kita punya kalimat syahadat di agama Islam, itu menjadi saksi menjadi tidak terkalahkan dalam kehidupan. Yang kedua setelah Puntadewa atau Samiaji Brotoseno atau Werkudoro atau Raden Imo itu aji-ajinya apa kuku ponconoko. Ponco 5 Noko Wilangan Wilangan Limo artinya yang sama Raden Werkudoro itu ilmiah akan Limo, salat lima waktu, dan semua itu perlambang orang puasa Nakulo Sadewo per lambang sebagai orang-orang yang sukses yang kaya itu orang bersedekah dan berzakat. Nah itulah mengapa lalu KOMINFO, pemerintah memupuk budaya ini hampir setiap minggu. Nah itulah makanya lalu komitmennya seperti itu. Nah bulan depan tanggal 14 Februari kita akan menghadapi sebuah agenda nasional namanya Pemilu (pemilihan umum) baik Pilpres maupun pileg tanggal 14 Februari tadi diingatkan bahwa kalau Pilpres itu mungkin kita akan punya pilihan beda-beda. Tapi sebagai orang Indonesia. Wong Jawa Tengah Grobogan tetap kudu aman, dan damai. Ojo ono sing berkonflik. Yang kedua, walaupun katakanlah ada perbedaan, tapi kita semua harus semangat untuk tetap memberikan suara.

 

Harus diusahakan yang usianya udah 17 tahun bahkan kalau ada keluarga, yang sakit pun kalau bisa diusahakan untuk memberi suara karena suara untuk memilih iku hak rakyat untuk menentukan pemerintahan ke depan dan wakil-wakil kita.Karena jika banyak yang tidak menggunakan hak suaranya, maka; yang pertama legitimasi dari kredibilitas pemerintah menjadi kurang baik, kedua walaupun Cuma satu suara, iku iso mempengaruhi kemenangan karena di dalam Pemilu itu yang menang itu 50% + 1 itu sudah cukup suarane. Makane monggo ampun ngantos suara yang sudah diberikan haknya kepada kita itu kita abaikan dan remehkan, nasib negara iki tergantung kitodoyo. Sopo sing dadi presiden, sing ada di anggota DPR, sing ada di DPD, itu semua tergantung Bapak Ibu.

 

Pilihlah yang terbaik, yang Bapak Ibu kenal, yang Bapak Ibu mantap di hati, yang memang orangnya terampil. Pilih sing paling apik untuk kebaikan Indonesia ke depan karena memang memilih itu untuk kebaikan masa depan Indonesia. Memilih itu hak masyarakat, tapi sekarang karena eranya era digital, monggo kita sedoyo juga Jogo supados Pemilu niku damai, pemilih kudo demokratis jujur dan juga kalau nak ono sing manipulasi ono sing mboten jujur, kita bisa mengingatkan atau memviralkan saja, atau laporkan karena kita semua sekarang adalah pengawas.

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *