YANG TIDAK SHALAT KAYA, YANG SHALAT MISKIN

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Jangan pertanyakan kaya dan miskinnya, tapi pertanyakan bagaimana kualitas kekayaan dan kemiskinannya.” (Abdul Hakim El Hamidy)  

 

Saya pernah ditanya oleh seorang jamaah pengajian sewaktu saya mengisi ceramah di Batusangkar, Sumatera Barat, “Ustaz, kenapa saya yang sudah shalat dan berdoa, tapi rezeki saya biasa-biasa saja, tapi tetangga saya tidak shalat, tapi ia kaya dan sukses? Di mana letak keadilan Tuhan?” 

 

Pertanyaan si jamaah pengajian tadi, barangkali sempat terlintas dalam diri kita. Seolah-olah kita ‘protes’ tentang keadilan Tuhan. Kita seolah ‘mempertanyakan’ sifat Allah yang al-‘adlu (Mahaadil).  

 

Jawaban pertama, shalat jangan diukur dari hasil materi. Shalat bukan untuk kejayaan dan bukan shalat yang menjadikan Anda kaya serta sejahtera. Yang menjadikan Anda kaya dan sejahtera adalah kemauan, bekerja keras, dan berusaha. Shalat hanya– maaf saya memakai kosa kata “hanya”–menjadikan kekayaan, keberhasilan, dan kesukesan yang diraih, menjadi berkah. Enak dinikmati hasilnya. Karena banyak kekayaan yang tidak mendatangkan keberkahan buat pemiliknya. Karena banyak kesuksesan yang tidak mendatangkan kenikmatan buat si penggenggamnya.  

 

Jawaban kedua, kalau seorang kaya dan sukses, sedang ia tidak shalat ia bisa lebih kaya dan sukses kalau ia shalat. Kalau seseorang susah, sedang ia shalat, maka ia tambah susah kalau tidak shalat.  

 

Jawaban ketiga, pertanyaan yang demikian itu, “mengapa si fulan tidak shalat tetapi tetap sukses dan berjaya sedangkan si fulan shalat tetapi tidak kunjung sukses,” adalah pertanyaan yang cengeng. Kunci semuanya adalah koreksi diri, jujur diri, dan perbaiki diri. Koreksi kenapa sampai begitu. Kenapa sudah shalat tapi kok tetap miskin. Bisa jadi, kita memang shalat, tapi kita tetap rajin maksiat. Bisa jadi kita shalat, tetapi kita malas berusaha. Berharap rezeki turun dari langit, blek, begitu. Bisa jadi kita memang shalat, tapi sajadah kita, rumah kita dibangun lewat barang yang haram. Bisa jadi pula, kita menag shalat, tapi di saku kita terdapat isim, di rumah kita terdapat jimat, ya, percuma shalatnya. Tidak diterima.

 

Lantas, kenapa orang lain jaya? Itu yang harus kita pelajari, bukan justru kita irikan. Intip rahasia jalan hidupnya. Intip rahasia kecil kesuksesannya. Tapi demi Allah, tidak ada kebahagiaan orang yang kaya tapi tidak shalat. Apalagi bila kekayaan itu ia dapat dari memiskinkan orang. Bisa jadi ia tampak senang, namun sesungguhnya ia adalah penangguhan azab. Kaya, tapi rumah tangganya bagai neraka. Kaya, tapi kekayaannya menjadi bencana baginya. Kaya, tapi keresahan demi keresahan selalu menghantui hatinya.  

 

Coba perhatikan hal berikut ini. Sebelum punya uang, si fulan hidupnya sederhana. Setelah memiliki uang banyak, ia  jadi sombong, ia main judi, ia main wanita, ia malah tambah haus dengan uang; adalah hal yang mungkin saja terjadi. Jadi, dalam kehidupan ini jangan melihat kaya dan miskinnya, tapi lihatlah keberkahannya. Kaya, tidak berkah, adalah jauh lebih menderita daripada sekadar miskin tapi hidup penuh ketenangan. 

 

Sekarang, tidak usah lagi bertanya pertanyaan cengeng tersebut. Malah kita harus membuktikan bahwa kita kaya, bisa pula tenang, serta berkah, dengan shalat, dan dengan menjadikan kekayaan itu juga berkah juga buat banyak orang. 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Tuhan_Tidak_Pernah_Buta

#Yang_Tidak_Shalat_Kaya_Yang_Shalat_Miskin

 

Respon (603)

  1. Профессиональный сервисный центр по ремонту бытовой техники с выездом на дом.
    Мы предлагаем: сервис центры бытовой техники москва
    Наши мастера оперативно устранят неисправности вашего устройства в сервисе или с выездом на дом!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *