Jendelakaba.com — Banyak terjadi hoax pada zaman sekarang, dengan adanya hoax membuat gelisahan di masyarakat dan perpecahan pada kelompok masayarakat. Berita hoax ini harus ditanggapi secara bijak. Pada 3 agustus 2018 terdapat banyak hoax terutama pada bidang potitik, pemerintahan, dan bidang kesehatan. ujar Farah Putri Nahlia Anggota Komisi I DPR RI) dalam webinar ngobrol bareng legislator dengan tajuk “Menjadi Netizen Cerdas Bersama Lawan Hoax” pada Platfrom Digital Zoom Meeting, Kamis (25/05/2023).
Farah juga menjelaskan Tujuan orang yang mebuat berita hoax untuk mengiring opini masyarakat yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Hoax merupakan upaya memutar balik fakta, dengan menutupi masalah yang sebenarnya.
“Kita perlu menguatkan literasi digital supaya tidak mudah terpengaruh berita hoax” ujar Farah Anggota Komisi I DPR RI)
Bimo Nugroho (Deputi I Asian African Youth Government) memaparkan “Masyarakat Indonesia menggunakan Internet sebagai arus utama pencarian informasi, lahirnya tren fenomena banjir informasi, berkontribusi pada penyebaran hoaks dan memicu disintegrasi.”
Banjir informasi informasi merupakan suatu keadaan saat pengolahan informasi manusia telah berada di luar kapasitas kemampuan. Hoax merupakan informasi yang salah yang disebarkan dengan sengitnya untuk menipu atau mempengaruhi orang lain. Lanjut Bimo
Bimo juga memberikan Strategi melawan hoax diantaranya meningkatkan literasi digital dan literasi informasi, periksa kebenaran informasi sebelum membagikannya, mewaspadai tanda tanda hoax, menggunakan alat bantu penelusuran dan verifikasi informasi, menggunakan logika dan pemikiran kritis, melaporkan dan memberikan edukasi.
Yanto.Ph.D (Akademisi Unika Atmajaya) sebagai pemateri ketiga mengungkapkan “Hoax menurut KBBI yaitu berita bohong atau palsu. Informasi yang direkayasa (Nugroho – Ketua MIAH). Dan hoax juga merupakan manipulasi berita yang sengaja dilakukan dan bertujuan memerikan pengakuan atau pemahaman yang salah (Prof. Muh. Alwi Dahlan).”
Adapaun dampak dari berita hoax seperti menimbulkan perpecahan, keresahan, keonaran, korban jiwa, dst, Merugikan individu/masyarakat dan institusi, Menimbulkan opini negatif (Perorangan, Lembaga, negara), Tidak percaya fakta/kebenaran dan Menurunkan reputasi. Kata Yanto. ***