Jendelakaba.com – Desy Ratnasari (Anggota Komisi I DPR RI )mengisi materi Webinar tentang Ekonomi Digital Menuju Tatanan Ekonomi Baru di Indonesia, yang digar Kominfo RI, Senin (27/2/2023).
“Saat ini tidak dapat dipungkiri semua media sudah beralih ke media digital, tinggal para stakeholder yang harus pintar bagaimana bersinergi dan membentuk kolaborasi antar semua sumber daya manusia” ujar Desy Ratnasari ni dalam Sebinar Merajut Nusanatara tersebut.
“Tidak semua kepala desa mempunyai kemampuan untuk membangun ekosistem ekonomi digital di tingkat desa” imbuh Desy, sehingga diperlukan pendampingan dalam penggunaan dana desa untuk keberlanjutan ekosistem ekonomi digital tersebut.
Desy juga menyampaikan bahwa saat ini sudah ada permendesa yang memperbolehkan dana desa untuk memfasilitasi internet di desa-desa, sehingga bisa menjangkau UMKM, usaha rumah tangga desa agar dapat memanfaatkan digital untuk peningkatan ekonomi.
“Hal-hal terpenting yang harus dilakukan untuk mensinergikan pembangunan ekonomi digital yaitu siapkan infrastruktur yang tepat oleh pemerintah, lalu kolaborasi antar semua stakeholder mulai dari pemerintah, masyarakat dan seluruh sumber daya manusia yang ada di desa” ujar Desy.
Freddy Tulung Praktisi Bidang Kehumasan dan Komunikasi Publik sekaligus narasumber dalam webinar memaparkan ekonomi digital ialah mengacu pada ekonomi yang berbasis pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICTs). Difusi ICTs yang berlangsung cepat telah menghasilkan perubahan penting dalam hal munculnya barang dan jasa yang baru, cara barang dan jasa diproduksi, cara barang dan jasa didistribusikan kepada pelanggan, dan munculnya gaya hidup baru.
Beliau memaparkan, Pandemi COVID-19 berdampak multisektor, mulai dari sector kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan. Seluruh negara di dunia tidak siap menghadapi penularan virus COVID-19 yang tiba-tiba dan cepat. “Pemerintah harus merespon cepat. Diperlukan APBN yang fleksibel dan menjadi bantuan pertama menghadapi guncangan ekonomi akibat pandemi” ujar Beliau.
Ekonomi digital Indonesia menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia yang diperkirakan akan naik setiap tahunnya. Ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh 20% dari tahun 2021 menjadi US$146 miliar pada tahun 2025, juga E-commerce dan online travel diprediksi menjadi 2 kontributor terbesar pada ekonomi digital Indonesia.
Tantangan ekonomi digital Indonesia yaitu penggunaan internet oleh industri mikro dan kecil masih belum temanfaatkan dengan baik karena dapat dilihat bahwa lebih dari 80% UMKM belum menggunakan tegnologi digital untuk mengembangkan usahanya.
Beliau juga menjelaskan tentang gambaran penjualan online di UMKM dari segi seller atau penjual yang beranggotakan tiga orang saja atau kelompok kecil, mayoritas perempuan dengan usia rata-rata masih muda yaitu 31 tahun, dan dengan tingkat pendidikan rata-rata SMA. Dari segi konsumen pun 66% konsumen online shop UMKM berjenis kelamin perempuan berusia dibawah 30 tahun (53%), dengan pendapatan kelas menengah ke atas (55%) yang bertempat tinggal rata-rata di kota besar.
Strategi pengembangan ekonomi digital Indonesia terdiri atas tantangan terhadap pengembangan ekosistem digital di Indonesia dan dukuangan terhadap pengembangan tersebut. Dalam hal ini tantangan terhadap ekosistem digital di Indonesia yaitu perlindungan konsumen dari haking, keseimbangan antara investasi dan regulasi untuk terciptanya ekosistem yang kondusif, literasi keuangan dan digital, serta infrastruktur. Dukungan pengembangan ekosistim digital di Indonesia terdiri atas kebijakan dan regulasi, kemudian infrastruktur, dukungan fiscal, pemanfaatan teknologi digital, serta pengembangan SDM dan kapasitas.
Deden Gunaefi, S.AP (Kepala Desa Sukajaya, Ketua Olahraga Kecamantan Sukabumi) menyampaikan bahwa Desa harus berkontribusi besar untuk daerah dan pemerintah pusat. Ia menberikan contoh salah satu cara meningkatkan dan memaksimalkan dana desa di Desa Sukajaya yaitu dengan adanya BUMDES Mart yang dikelola oleh desa, selain itu juga memaksimalkann sektor pertanian di desa yaitu dengan adanya kampung melon.
“Saat ini Desa Sukajaya sudah memberikan pelayanan publik berbasis digital yang berupa website desa. Tahun 2022 Desa Sukajaya sudah meresmikan desa wisata yang dibuka untuk agrowisata” ujar Deden dalam webinar.
Pemerintah desa menjadi media promosi poruk UMKM milik masyarakat desa. Keuntungan dari BUMDES digunakan untuk membantu masyarakat desa yang membutukan, dan juga digunakan untuk membangun infrastruktur desa yang dapat dipergunakan oleh seluruh masyarakat desa. Desa Sukajaya sudah menjadi desa mandiri yang sudah dapat membantu kesejahteraan masyarakat setempat. Selain itu, juga banyak UMKM yang menjadi peserta bimbingan dari pemerintah desa. Seluruh usaha di desa Sukajaya sudah mulai dikembangkan melalui media digital. ***