Oleh: Marwan, Mahasiswa Hukum UBB/Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Bangka Belitung Cabang Bangka Belitung
Jendelakaba.com — Membangun ketekunan dalam mengimplementasikan pemikiran pada sebuah tulisan bukanlah hal yang mudah. Sebuah kritikan keras terhadap pemuda pemudi terkhusunya Bangka Belitung hari ini yang memiliki pemikiran dan keberagaman teori-teori, namun mereka enggan menuangkannya dalam sebuah rangkaian kalimat. Diskusi para pemuda seringkali terbangun diberbagai tempat (locus), akan tetapi pemikiran itu senyap dalam satu waktu dan hanya berputar dibeberapa kelompok orang. Mahasiswa ataupun pemuda hari ini banyak yang mengkoar-koarkan teorinya, mengkoar-koarkan argumentasi, namun jarang mengabadikannya. Teori dan argumen-argumennya itu hanya menjadi koleksi otaknya sendiri tanpa terlintas untuk dibagikan. Hal ini saya rasa adalah sebuah problematika dikalangan pemuda. Mahasiswa ataupun pemuda di era saat ini lebih minim (cenderung sedikit) menuangkan pemikirannya dibandingkan senior-seniornya yang sudah tua. Hal ini menggambarkan, ada apa dengan semangat pemuda saat ini?
Dalam sebuah kutipan yang dapat saya tarik adalah apa yang diucapkan oleh seorang sastrawan Indonesia Pramoedya Anantha Toer “Menulis Adalah Bekerja Untuk Keabadian”. Sederhananya saya terjemahkan bahwa apa yang kita pikirkan, ide, gagasan yang muncul dari otak dan kemudian kita tuangkan dalam tulisan (buku, opini media, jurnal, puisi dan sebagainya), secara tidak langsung ketika kita meninggal dunia, maka tulisan itu menjadi suatu bukti yang abadi bahwa kita pernah hidup dan berkarya. Selain itu tulisan yang kita tuliskan, akan menjadi salah satu amalan yang tidak pernah putus (jariyah) ketika digunakan oleh regenerasi selanjutnya.
Mengamati dinamika di era saat ini, memang kita semua tanpa tutup mata melihat energi-energi dalam mengimplementasikan pemikiran dalam sebuah tulisan, justru lebih besar orang yang lebih tua/pendahulu (senior) dibandingkan energinya para pemuda. Hal ini dengan realitas atau fakta lapangan yang saya amati, bahwa media-media yang muncul selalu mengeluarkan tulisan-tulisan adalah para senior kita. Apakah ini terletak pada sistematika penulisan? Ataukah terletak pada sebuah ketekunan?. Ketika kita nyatakan bahwa tulisan para senior lebih berkualitas, mengapa tidak untuk berguru, mengapa tidak untuk belajar? Mengapa tidak juga menyempatkan waktu untuk membaca dan menirunya.
Namun saya berpendapat, semua itu adalah perihal ketekunan dan kedisiplinan. Kelalaian dengan sifat yang selalu menunda-nunda untuk melakukan sesuatu adalah permasalahan mutlak dikalangan pemuda hari ini. Ketekunan dalam diri seorang pemuda hari ini tidak lagi sama dengan pemuda-pemuda dizaman dulu yang mempunya spirit yang besar dalam berjuang dan berkorban. Hari ini, saya lihat di lingkungan sekitar pemuda-pemudi, banyak yang berteori dan berargumen namun tidak dengan perjuangannya. Dalam artiam bahwa pemuda saat ini banyak yang melangit dalam ucapannya namun sekedar angan dalam perjuangan dan mengaktualisasikannya.
Kelalaian memang menjadi penyebab redupnya potensi yang ada dalam diri pemuda khususnya mahasiswa saat ini. Tidak lain dan tidak bukan, pemuda di Bangka Belitung hari ini terlalu terlena dan tertarik pada proses yang mudah, menginginkan untuk mencapai sesuatu dengan efisien tanpa memandang proses yang baik. Sehingga dampaknya adalah potensi yang seharusnya ada dalam dirinya tenggelam dengan kemalasannya sendiri. Sebenarnya saat ini banyak potensi Mahasiswa dan Pemuda di Bangka Belitung yang mahir dalam teori dan penulisan. Namun semua itu dibatasi dengan kemalasan tubuh yang menghambat ketekunan dan kedisiplinan. Di era globalisasi (digital) saat ini, masyarakat banyak yang terbawa oleh arus globalisasi. Maka sebagai generasi muda, tentunya kita harus manfaatkan peluang di era saat ini sebagai cara dalam meningkatkan potensi khususnya dalam diri kita untuk mencapai tujuan kita. Di era saat ini, kita sebagai generasi muda begitu mudah dalam mengakses berbagai ilmu pengetahuan melalui teknologi. Sehingga ketika ingin menunjukkan potensi pemikiran dalam diri kita, maka tunjukkan itu dalam tulisan. Banyak hari ini media-media publikasi atau media sosial yang mempublikasikan tulisan-tulisan. Sehingga hal ini harus bangkit dalam diri kita semua sebagai seorang pemuda yang akan memperjuangkan nasib bangsa dan negara ini untuk menanamkan ketekunan dan kedisiplinan dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Sebuah harapan besar, ketekunan dan kedisiplinan untuk membuat karya-karya bisa tumbuh dalam diri para regenerasi di Bangka Belitung saat ini.***
Hi there, just became alert to your blog through Google, and found that it’s really informative I am going to watch out for brussels I抣l appreciate if you continue this in future A lot of people will be benefited from your writing Cheers!
I read this article completely regarding the resemblanceof latest and preceding technologies, it’s remarkable article