Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
“Allah selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu selalu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Suatu hari ada seorang pemuda bernama Alexander jalanjalan ke hutan. Saat ia sedang menikmati pemandangan hutan, ia tiba-tiba dikejutkan oleh teriakan minta tolong. Ia pun mencari dari mana arah teriakan itu. Hingga pada suatu wilayah berlumpur, ia melihat seorang pemuda keren, sedang bergumul dengan lumpur. Pemuda keren itu bernama Winston. Winston berusaha keras untuk keluar dari jebakan lumpur yang hampir menenggelamkan tubuhnya. Tapi semakin kuat ia berontak, tubuhnya semakin masuk ke kubangan lumpur itu lebih dalam lagi. Melihat kejadian tersebut, Alexander pun membantu Winston agar keluar dari jebakan lumpur itu. Ia mengulurkan tangannya agar dijangkau oleh Winston.
“Ayo, ulurkan tangan kamu lebih jauh lagi!” teriak
Alexander, “Sedikit lagi, ayo!”
Hingga kedua tangan mereka bertemu, saling berpegangan erat. Winston pun berhasil diselamatkan.
Namun rumah Winston berada agak jauh dari hutan, padahal kondisinya begitu lemah. Energinya terkuras oleh usahanya keluar dari kubangan lumur. Alexander akhirnya memutuskan untuk memapah Winston ke rumahnya.
Sesampainya di rumah Winston, Alexander terkejut bukan main. Ia melihat rumah Winston begitu megah, besar, mewah. Maklum, Alexander sejak kecil hingga hari itu memang tak pernah keluar dari lingkaran kemiskinan. Hidupnya serba kekurangan. Rumahnya pun sangat sederhana. Ketika menyaksikan rumah Winston yang megah, ia terlihat takjub.
Winston meminta Alexander untuk mampir ke dalam rumahnya, untuk bertemu dengan ayah Winston. Winston bercerita panjang lebar kepada ayahnya mengenai peristiwa yang telah menimpanya beberapa saat yang lalu. Spontan, ayah Winston sangat berterima kasih kepada putranya. Sebagai balas budi, ayah Winston bermaksud memberi sejumlah uang kepada Alexander. Namun Alexander segera menolaknya dengan ramah.
“Ah, Bapak. Sebagai manusia ‘kan sudah wajib saling tolong-menolong. Jangan Pak! Terimkasih atas niat baik Bapak.”
Ayah Winston memaksa Alexander agar mau menerima niat baiknya tersebut sebagai ucapan terima kasih, namun Alexander tetap menolaknya. Akhirnya ayah Winston menyerah, dan ia berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Alexander, pemuda miskin tapi baik tersebut. Alexander pun pamit.
Meskipun miskin, tapi Alexander begitu bersemangat untuk meraih mimpinya. Ya, meskipun ia hidup dengan kehidupan ekonomi yang sangat terbatas, ia tidak takut bermimpi besar. Baginya impian adalah mesin yang membuat hidupnya penuh semangat. Ia memiliki cita-cita untuk menjadi dokter.
Alexander pun belajar dengan tekun. Hingga suatu hari ia memeroleh tawaran beasiswa dari seseorang yang sangat dermawan. Sang dermawan membiayai kuliahnya hingga lulus menjadi dokter.
Hari silih berganti, tahun pun terus berjalan maju, hingga Alexander, si pemuda miskin, kini telah berhasil menjadi dokter. Ia menjadi dokter yang produktif dalam melakukan penelitian ilmiah.
Lalu bagaimana kabar Winston, si pemuda kaya raya itu? Winston masuk ke dinas militer. Hingga suatu ketika ditugaskan di medan pertempuran. Tak lama berselang, ia terluka parah. Badannya menggigil. Ia mengalami demam yang sangat tinggi, karena luka yang dideritanya telah terkena infeksi. Saat itu belum belum ada satu pun obat yang bisa mengobati infeksi semacam itu.
Beberapa saat kemudian, dokter yang menangani Winston mendengar bahwa di belahan bumi yang lain, seorang doter muda baru saja sukses melakukan eksperimen dan menemukan sebuah obat yang bisa mengatasi infeksi, namanya Pinisilin. Apa yang terjadi? Setelah luka parah yang diderita Winston diberi Pinisilin, demam Winston berangsur-angsur merejda dan akhirnya ia sembuh. Dan tak lama berselang Winston pun tahu, bahwa dokter muda yang telah berhasil menemukan Pinisilin itu adalah…Alexander.
Hidup bukan untuk mementingkan diri sendiri, tapi hidup itu untuk peduli dan “saling”. Kita harus berbuat bukan hanya untuk orang-orang terdekat kita saja, tapi juga untuk menebar sinar kebahagiaan bagi orang lain.
Kita mengerti, bahwa hidup ini sebuah pilihan, untuk melakoni seadanya, atau bergerak menebar kasih sayang dan cinta, menyebarkan energi dalam diri, dan senantiasa berusaha berarti bagi sebanyak mungkin manusia. ‘Khairunnas anfa’uhum linnas’.
Jika pengertian akan kepedulian sudah ditanamkan dalam diri dan jika kesukaan mengulurkan tangan untuk membantu sebanyak mungkin orang dan alam sekitar, maka dengan sendirinya sunnatullah berlaku. Ketika Anda menolong orang lain, pada hakikatnya Anda sedang menolong diri Anda sendiri. Pertolongan itu melalui tangan-tangan orang lain yang Allah gerakkan untuk memberi pertolongan kepada Anda.
Apa yang dilakukan oleh Alexander merupakan sebuah bukti nyata. Kemiskinan yang menjerat dirinya, terurai sudah ketika ia menolong Winston. Biaya kuliah yang tinggi, tidak menjadi alasan untuk berhenti bermimpi. Toh, Alexander akhirnya bisa selesai kuliah kedokteran dan bahkan menolong kembali Winston, disaat Winston benar-benar membutuhkan pertolongan. Uniknya, biaya kuliah benar-benar menjadi ringan dan bahkan tidak pernah dipikirkan Alexander, karena ia mendapatkan beasiswa penuh dari sang dermawan.
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Tuhan_Tidak_Pernah_Buta
#Siapa_Yang_Menolong_Akan_Ditolong