Jendelakaba.com, Jakarta, 13 November 2025 — Forum Diskusi Publik bertema “Sekolah Rakyat Sebagai Ruang Belajar Sosial dan Perubahan” menegaskan bahwa pendekatan pendidikan alternatif seperti Sekolah Rakyat semakin relevan untuk menjawab ketimpangan akses pendidikan, terutama di wilayah terpencil. Anggota Komisi I DPR RI Sabam Rajagukguk menyampaikan bahwa kesenjangan pendidikan masih menjadi persoalan mendasar yang harus ditangani dengan kebijakan yang lebih strategis.
Sabam memaparkan bahwa pada 2024 masih terdapat lebih dari 4,2 juta anak usia sekolah yang belum menikmati pendidikan formal secara penuh. Di tengah kondisi tersebut, Sekolah Rakyat dinilai mampu mengisi ruang kosong yang belum terjangkau sekolah formal, terutama di wilayah 3T. “Sekolah Rakyat tidak hanya mengajarkan pengetahuan akademik, tetapi juga membangun kemampuan hidup, literasi digital, dan kesadaran sosial berbasis komunitas,” ujarnya.
Sabam juga menyoroti tantangan akses digital. Data APJII 2024 menunjukkan penetrasi internet mencapai 88% di Jawa, tetapi hanya 58% di Maluku–Papua, sehingga masyarakat di wilayah tertentu bahkan belum mampu menikmati konten pembelajaran dasar. Rendahnya tenaga pendidik komunitas berbasis teknologi juga menambah kesenjangan kualitas pembelajaran.
Dalam perspektif kebijakan publik, Sabam menilai pemerintah perlu menyusun kerangka regulasi yang memastikan Sekolah Rakyat terintegrasi dengan strategi pembangunan SDM nasional. Dukungan negara melalui penyediaan modul literasi digital yang mudah dipahami, penguatan infrastruktur internet, serta skema pendanaan kolaboratif dinilai berperan penting dalam keberlanjutan program.
Ia juga mengingatkan bahwa tantangan digital harus diantisipasi dengan memperkuat daya tahan masyarakat terhadap risiko siber. Sepanjang 2023, Kominfo mencatat lebih dari 11.000 kasus cyberbullying dan ribuan konten radikal yang melibatkan anak. Dengan demikian, Sekolah Rakyat dipandang dapat menjadi ruang aman untuk mengajarkan etika digital, literasi media, dan perlindungan data pribadi.
Sabam menegaskan bahwa Sekolah Rakyat adalah gerakan pendidikan akar rumput yang terbukti mampu menciptakan perubahan sosial nyata di banyak daerah. “Jika diperkuat dengan kebijakan yang tepat, Sekolah Rakyat akan menjadi instrumen penting dalam menyiapkan generasi Indonesia yang kritis, adaptif, dan melek teknologi menuju 2045,” tutupnya.***






