Peran Teknologi Digital Diangkat Sebagai Solusi Inovatif Atasi Stunting

Jendelakaba.com, Jakarta, 30 Juli 2025 — Upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia kini memasuki babak baru dengan hadirnya pendekatan berbasis teknologi. Dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “Pencegahan Stunting” yang digelar Selasa, 29 Juli 2025, para pemangku kepentingan menegaskan bahwa teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi katalisator perubahan dalam perang melawan stunting.

Gun Gun Siswadi, pegiat literasi digital, menyatakan bahwa paradigma lama penanganan stunting harus dirombak. “Hari ini, stunting bukan hanya masalah gizi. Ini masalah akses informasi dan ekosistem layanan yang terputus,” ujarnya. Ia menyebut bahwa inovasi teknologi seperti aplikasi pemantauan tumbuh kembang anak, chatbot AI, video edukatif, hingga dashboard nasional real-time dapat mempercepat identifikasi dan penanganan kasus stunting secara sistemik.

Ia juga menekankan pentingnya integrasi teknologi dengan sistem layanan publik, pelibatan institusi pendidikan tinggi, serta pemberdayaan komunitas digital. “Kita butuh kolaborasi: antara pemerintah, startup, NGO, dan masyarakat. Teknologi harus mudah diakses oleh semua kalangan, termasuk di daerah tertinggal,” ujarnya.

Sementara itu, Rachel Maryam Sayyidina, Anggota Komisi I DPR RI, menyoroti ketimpangan informasi yang menjadi akar persoalan di banyak wilayah. Menurutnya, pemerintah harus memaksimalkan media publik dan digital untuk menyebarluaskan edukasi gizi secara masif. “Kami mendorong agar literasi digital bertema kesehatan keluarga menjadi prioritas strategis nasional. Komisi I juga terus mengawal pembangunan infrastruktur BTS dan internet di desa-desa rawan stunting,” ujarnya.

Pendekatan teknologi dinilai akan mempercepat intervensi yang lebih terarah, transparan, dan berbasis data. Namun, para narasumber juga mengingatkan agar aspek perlindungan data, keamanan siber, dan kesetaraan akses digital tetap diperhatikan secara serius. Dengan strategi digital yang terukur dan kolaboratif, Indonesia diyakini mampu mempercepat target penurunan stunting menuju nol kasus baru di masa depan.***