Pentingnya Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik, Jejen:  Guru  Harus Memiliki 3T

Jendelakaba.com — Webinar tentang Literasi Digital Bagi Tenaga Pendidik digelar Kominfo RI bersama anggota komisi I DPR RI, melalui platform digital Zoom Meeting, Rabu, 12/04/2023.

Narasumber dalam webinar ini yaitu ; Dr. Ir. Lukas, MAI, CISA (Dosen Unika Atmajaya, Yan Permenas Mandenas, S.Sos., M.Si (Anggota Komisi I DPR RI), Dr. Jejen Musfah, MA (Dosen UIN Syarif Hidayatullah).

Dalam sesi webinar Yan Permenas menyampaikan bahwa Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik

    Literasi digital merupakan kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampuan penggunaan perangkat teknologi. Serta pendidikan era digital merupakan pendidikan yang harus mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam seluruh mata pelajaran.

    “Literasi digital bagi pendidik sangat penting” agar pendidik memiliki kemampuan dalam memanfaatkan media digital dan meningkatkan kemampuan agar bisa membedakan antara realitas media baru dengan realita sosial,” ujar Yan.

Lukas menambahkan Eea digital memudahkan semua orang menciptakan kreasi media dan sangat penting literasi media untuk dipelajari karena akan membantu kita untuk belajar berfikir kritis ketika menerima pesan media, menjadi konsumen yang cerdas dan membuat karya dengan bertanggungjawab.

“Tips menghindari penipuan online antara lain dengan cara tidak menyebarkan dat-data pribadi di sosial media, membuat password yang kuat, dan tidak menyebarkan kode OTP, jangan sembarangan membuka link yang belum jelas sumbernya, jangan mudah tergiur diskon dan harga murah serta hindari mengunduh aplikasi yang tidak terpecaya di ponsel,” ujar Lukas.

Jejen Musfah sebagai narasumber terakhir menyampaikan  “Seorang guru harus memiliki 3T yaitu tahu banyak, terampil banyak dan tindakan banyak”. Melalui internet guru sebaiknya terus belajar di mana saja dan kapan saja sehingga memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam akan topik dan bidang tertentu. Internet juga membuat aneka keterampilan yang bisa dipelajari oleh siapa pun termasuk guru, mulai dari soal dapur, keseharian, pendidikan hingga pembelajaran.

Menurut Jejen Guru harus memosisikan dirinya sebagai pencipta, penemu, atau kretaor bukan pengguna atau user atau konsumen pengetahuan belaka. Guru dikatakan user atau konsumen bahkan lebih buruk dari itu manakala hanya menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial, menjadi korban hoaks, kehilangan daya kritis, kreatif, atau terjebak plagiasi. ***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *