Penguatan Literasi Sejarah di Era Digital: Legislator Soroti Minimnya Pemahaman Generasi Muda

Jendelakaba.com, Lampung — Jum’at, 14 November 2025. Upaya memperkuat literasi sejarah kembali menjadi sorotan dalam Seminar Literasi Sejarah Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan di Lampung. Anggota Komisi X DPR RI, Dr. H. Muhammad Kadafi, S.H., M.H, menegaskan bahwa literasi sejarah merupakan fondasi penting bagi pembangunan karakter bangsa dan ketahanan identitas nasional di tengah derasnya arus informasi digital.

Kadafi mengungkapkan masih rendahnya pemahaman sejarah di kalangan pelajar. Berdasarkan survei Kemendikbud, minat baca sejarah masih mengkhawatirkan, sementara survei lokal Lampung 2023 menunjukkan hanya 38% siswa SMAyang mampu menjelaskan kembali peristiwa sejarah daerah secara benar. “Jika generasi muda tidak mengenali akar sejarahnya, mereka akan rentan terhadap manipulasi informasi,” tegasnya.

Legislator tersebut mengaitkan literasi sejarah dengan ketahanan publik di era digital. Ia menyoroti maraknya narasi sejarah palsu dan misinformasi yang beredar di media sosial. Kondisi ini, menurutnya, hanya dapat diatasi melalui penguatan literasi sejarah dan literasi digital secara bersamaan.

Kadafi juga menekankan pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana edukasi sejarah yang lebih menarik, mulai dari digital storytelling, arsip digital, hingga tur sejarah virtual. Meskipun Indonesia telah memiliki lebih dari 120 ribu arsip digital nasional, pemanfaatannya masih rendah karena keterbatasan literasi digital masyarakat.

Ia juga mengingatkan soal ketimpangan akses digital di Lampung, di mana 27% sekolah masih belum memiliki akses internet stabil, sehingga memperlebar jurang kesempatan mengakses informasi sejarah.

“Sejarah bukan sekadar masa lalu, tetapi kompas untuk melangkah ke masa depan,” pungkasnya, mengajak seluruh elemen masyarakat memperkuat kolaborasi dalam penyebaran pengetahuan sejarah yang inklusif, menarik, dan relevan dengan era digital.***