Penguatan Komunikasi Publik Jadi Kunci Edukasi Sekolah Rakyat di Era Digital

Matarakyat24.com, Jakarta — Arus informasi digital yang semakin cepat menuntut model komunikasi publik yang lebih efektif, terutama bagi gerakan pendidikan alternatif seperti Sekolah Rakyat. Hal ini mengemuka dalam Forum Diskusi Publik bertema “Komunikasi Publik Efektif untuk Edukasi Sekolah Rakyat di Era Digital” yang digelar pada Selasa (04/11/2025).

Anggota Komisi I DPR RI, Elnino M. Husein Mohi, menegaskan bahwa masyarakat Indonesia sedang hidup dalam “banjir informasi” yang memerlukan kemampuan komunikasi publik yang lebih strategis. Ia menyoroti kesenjangan antara tingginya akses digital dan rendahnya kemampuan literasi digital masyarakat.

“Indonesia memiliki lebih dari 221 juta pengguna internet, namun hanya 37 persen yang memiliki literasi digital dasar yang memadai. Ini menunjukkan bahwa kemampuan menyaring informasi belum sejalan dengan akses yang tersedia,” ungkap Elnino.

Menurutnya, Sekolah Rakyat memiliki potensi besar sebagai jembatan pengetahuan—terutama karena sifatnya yang dekat dengan masyarakat. Namun, pendekatan komunikasi tradisional perlu diperkuat dengan model komunikasi digital seperti video pendek, podcast edukatif, dan konten visual yang menarik agar pesan pendidikan tetap relevan di ruang digital.

Elnino mengingatkan tingginya penyebaran hoaks—lebih dari 11.000 kasus pada 2023—sebagai alasan pentingnya komunikasi yang jujur, transparan, dan berbasis data.


Sementara itu, Rektor Universitas Sains Indonesia, Dr. Ir. Endah Murtiana Sari, menilai Sekolah Rakyat memiliki peran penting dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045, terutama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara inklusif.

Ia menyampaikan bahwa komunikasi publik yang efektif bukan hanya soal penyampaian pesan, tetapi kemampuan membangun makna dan dialog sosial.

“Pendidikan harus dikomunikasikan secara kontekstual, inspiratif, dan sesuai kebutuhan masyarakat. Sekolah Rakyat berada pada posisi strategis untuk memperluas pemerataan edukasi,” ujar Endah.

Endah juga mengaitkan isu komunikasi dengan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang mencapai 75,02 poin pada 2024, sembari menegaskan masih adanya kesenjangan akses pendidikan dan internet, terutama di daerah 3T.


Pegiat literasi digital Ronald S Bidjuni menekankan bahwa komunikasi publik efektif kini membutuhkan kombinasi kecerdasan digital dan kedekatan sosial. Menurutnya, Sekolah Rakyat harus menjadi ruang untuk membangun literasi digital masyarakat, sekaligus menjadi benteng terhadap hoaks dan disinformasi.

Ronald menilai komunikasi publik yang baik harus mampu menggerakkan masyarakat, bukan hanya memberi tahu.

“Sekolah Rakyat harus menggunakan komunikasi partisipatif. Masyarakat ingin dilibatkan, bukan sekadar diberi informasi,” tegasnya.

Forum tersebut menyimpulkan bahwa Sekolah Rakyat perlu mengembangkan strategi komunikasi lintas kanal—baik digital maupun tatap muka—agar nilai-nilai pendidikan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat secara inklusif.