Pemilu 2024, Pengamat: Partisipasi Masyarakat dan Kultur Politik Damai Lebih Keren

Direktur Eksekutif Strategic And Data Analytics Research Institute (SADARI) B. J Pasaribu, menuturkan semangat untuk menciptakan Pemilu 2024 dengan damai serta penuh kegembiraan sudah sepantasnya digaungkan.

“Pemilu Damai 2024 fokus pada pesan untuk menggunakan hak memilih dan dipilih, menjadi pemilih cerdas, dan menjaga

Memasuki rangkaian pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, B. J Pasaribu menilai kekacauan informasi, atau information disorder menjadi tantangan tersendiri, sebagai dampak pemanfaatan teknologi informasi.

“Pemilu Damai Lebih keren” menjadi semboyan yang diteriakkan oleh pemerintah, mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut serta dalam mempromosikan kultur politik yang santun dan damai,” imbaunya kepada RakyatPos.Id, Selasa (13/2/2024).

Apalagi, Lanjut B. J Pasaribu, Pemerintah turut menggandeng berbagai pihak, termasuk tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan media, untuk bersama-sama mengkampanyekan pentingnya menjaga keharmonisan dalam perhelatan demokrasi.

Kultur politik yang damai dianggap sebagai kunci utama menuju Pemilu yang berkualitas dan bertanggung jawab.

“Belajar dari pelaksanaan Pemilu di sejumlah negara, tantangan tersebut memiliki dampak signifikan pada kualitas demokrasi dan penyelenggaraan Pemilu,” tukas nya.

Menurut B. J Pasaribu, pesta demokrasi ini harus disikapi secara dewasa dan bijaksana. Berbeda pilihan menjadi suatu hal yang biasa.

“Jangan sampai hal ini menimbulkan perpecahan. Jadi, kebersamaan tetap harus dipertahankan,” ujarnya.

Untuk itu, seluruh lapisan masyarakat diharapkan dapat berpartisipasi dalam menyukseskan pemilu tahun 2024 ini.

“Suara kita semua sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) sangat diharapkan sebagai bentuk dukungan untuk pembangunan yang lebih baik lagi,” harapnya.

Oleh Karenanya, seluruh elemen masyarakat menjaga keharmonisan pelaksanaan Pemilu 2024 agar berjalan damai.

“Kita harus bersama-sama bertanggungjawab, siapapun nanti yang akan bertarung, tolong menjaga keharmonisan yang ada. Mengkritik boleh, tetapi tidak boleh menjelek-jelekkan, adu argumentasi boleh, tanpa harus saling menjatuhkan,” pungkasnya