MBG Jadi Investasi Jangka Panjang untuk Wujudkan Generasi Emas 2045

Matarakyat24.com, Bekasi — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dinilai sebagai langkah strategis dan berkelanjutan dalam membangun sumber daya manusia unggul menuju visi Indonesia Emas 2045. Program ini bukan sekadar bantuan pangan, melainkan investasi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Dr. Ir. Endah Murtiana Sari, ST., MM., Rektor Universitas Sains Indonesia, dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “MBG Wujudkan Indonesia Emas 2045”, Selasa (28/10/2025).

Endah menegaskan bahwa bonus demografi hanya akan menjadi berkah bila diiringi dengan peningkatan kualitas manusia. Namun, tantangan masih besar — prevalensi stunting masih 21,5 persen dan anemia remaja putri mencapai 36 persen. “Ini menunjukkan bahwa masalah gizi bukan sekadar urusan rumah tangga, tetapi isu strategis nasional,” ujarnya.

Menurutnya, MBG perlu dilihat sebagai ekosistem pembelajaran sosial yang terintegrasi dengan pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat. Sekolah bukan hanya tempat makan bergizi, tetapi juga ruang pembentukan kesadaran gizi sejak dini. “Anak-anak harus dididik agar memahami nilai gizi dan menjadi agen perubahan di lingkungannya,” jelas Endah.

Ia juga menyoroti ketimpangan infrastruktur dan distribusi pangan di wilayah 3T yang masih menjadi kendala utama. Data Kementerian PUPR 2024 mencatat, 17 persen desa di Indonesia masih sulit diakses kendaraan logistik. “Tanpa memperbaiki infrastruktur dasar, distribusi pangan bergizi tidak akan merata,” tambahnya.

Endah menekankan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan MBG, mengingat pemerintah telah mengalokasikan dana hingga Rp71 triliun. “Pengawasan publik harus berbasis digital agar masyarakat bisa memantau langsung penyaluran dan dampaknya,” tegasnya.

Lebih jauh, ia mengajak perguruan tinggi untuk aktif mendukung program ini melalui riset pangan lokal, inovasi dapur sehat sekolah, serta pendampingan masyarakat. “Kampus harus menjadi laboratorium sosial yang memastikan kebijakan publik berbasis data dan riset ilmiah,” kata Endah.

Ia menutup pemaparannya dengan pesan inspiratif: “Kemajuan bangsa tidak dimulai dari gedung tinggi atau teknologi canggih, melainkan dari piring sederhana yang terisi makanan bergizi untuk anak-anak kita. MBG adalah gerakan peradaban — pondasi menuju Indonesia Emas 2045.”***