Jendelakaba.com — Yan Permenas Mandenas Anggota Komisi I DPR RI dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator terkait Etika berpendapat dan berdemokrasi di ruang digital pada Jumat 16 Juni 2023.
Penggunaan internet telah mengubah kehidupan manusia dan pola budaya dalam hal belajar bekerja, berkomunikasi dan berbelanja. Masyarakat ini semakin banyak menggunakan internet untuk berkomunikasi Seperti surat elektronik (e-mail) dan jejaring sosial (social networking) yang dinilai lebih efektif dan efisien
Dalam berinternet ada aturan-aturan yang Harus dipatuhi oleh para pengguna internet. Etika ini digunakan dalam berinteraksi dengan penggunaan internet lainnya secara online.
“Untuk menghindari pengaruh negatif dari penggunaan internet perlu ditegaskan kembali prinsip yang perlu diketahui dalam menggunakan internet,” ungkapnya.
Penggunaan internet secara sehat ditanamkan sejak dini untuk memberikan pengetahuan dasar penggunaan internet.
Pengetahuan mengenai etika dan berdemokrasi di dunia digital ini dapat melalui pembelajaran yang dilakukan secara langsung terutama kepada remaja.
Etika dan berdemokrasi di dunia internet pada dasarnya sama dengan etika berkomunikasi di dunia nyata dalam kehidupan sehari-hari seperti jujur menggunakan kata-kata yang baik sopan ramah serta berbicara jelas dan mudah dimengerti.
“Dengan hal ini diharapkan dapat menghindari kebiasaan buruk dalam menggunakan internet yang menimbulkan dan menyebabkan hal negatif,” terangnya.
Setiap pengguna internet pada umumnya memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan ekspresi politiknya. Seperti ekspresi kekuasaan yang ditunjukkan oleh dan dalam komentar-komentar di ruang komentar online. Di titik inilah cyber democracy terproduksi.
“Lazimnya sebuah ruang publik ruang di mana terdapat perdebatan rasional kritis, pertukaran posisi subjek dan konsensus atau ide atau opini yang disepakati untuk digunakan bersama, serta bebas dari relasi dominatif,” tuturnya.
Namun demikian melihat realitas virtual pada ruang komentar online misalnya, justru berbanding terbalik di mana terdapat beberapa karakter malaikat yang ditunjukkan pada kegiatan komentar mengomentarinya.
“Misalnya pengabaian budaya debat rasional pertukaran posisi subjek dan cosinus yang disebut sebagai fenomena Dede liberatif pengabaian kesantunan dalam berkomunikasi terutama budaya untuk saling menghargai satu sama lain,” pungkasnya. ***