KUASAI EMOSI! 

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

ىهَِيلْا حأَشَْ ْا عََلَ ٌَا فَاحسَُ ًْ وَلا  تَفْرحَُ ا ةٍِ َا آحاَزُ ًْ وَاللهُ لا يُُبَِّ كٍُّ مُُخَْالٍ فخَُٔرٍ 23 

“(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan  berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.” (QS. Al-Hadid [57]: 23)  

Emosi  dan  perasaan akan bergolak dikarenakan dua hal; kegembiraan  yang  memuncak  dan musibah yang berat. Maka barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan keteguhan keyakinan. Karena itu pula ia akan memeroleh kebahagiaan dan kenikmatan dikarenakan keberhasilannya mengalahkan nafsu. 

Allah menyebutkan  bahwa  manusia  adalah makhluk yang senang bergembira dan berbangga diri. Namun, menurut Allah, ketika ditimpa kesusahan manusia mudah berkeluh kesah, dan ketika mendapatkan kebaikan manusia sangat kikir. Akan tetapi, tidak demikian halnya dengan orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya. Itu karena mereka orang-orang yang mampu berdiri seimbang di antara gelombang kesedihan yang keras dengan luapan kegembiraan yang tinggi. Dan mereka itulah yang akan senantiasa bersyukur tatkala mendapatkan kesenangan dan bersabar  tatkala  berada  dalam kesusahan. 

Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan dan meresahkan diri sendiri. Sebab, ketika marah  misalnya, maka kemarahannya akan meluap dan sulit dikendalikan. Dan itu membuat seluruh tubuhnya gemetar, mudah memaki siapa saja, seluruh isi hatinya tertumpah ruah, nafasnya tersengal-sengal, dan ia akan cenderung bertindak sekehendak nafsunya. Adapun saat mengalami kegembiraan, ia menikmatinya secara berlebihan, mudah lupa diri, dan tak ingat lagi siapa dirinya. 

 

Begitulah manusia; ketika tidak menyukai seseorang, ia cenderung menghardik  dan mencelanya. Akibatnya, selu-ruh kebaikan orang yang tidak ia sukai itu tampak lenyap begitu saja. Demikian pula ketika menyukai orang lain, maka orang itu akan terus ia puja dan sanjung setinggi-tingginya seolah-olah tak ada cacatnya. Dalam sebuah hadis dikatakan: cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu di lain waktu, dan bencilah musuhmu itu sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu. Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda, “Ya Allah, aku minta pada-Mu keadilan pada saat marah dan lapang dada.” Barangsiapa  mampu menguasai emosinya, mengendalikan akalnya dan menimbang segalanya dengan benar, maka ia akan melihat kebenaran, akan tahu jalan yang lurus dan akan menemukan hakikat. 

ىلََدْ أرَشَْيْ َا رشُُيَ َِا ةاِلْْيَِّ َِاتِ وَأَُزَْلنْاَ َػَٓ ُ ًُ اىهِْخَابَ وَالٍْ ِيزَا نَ لَِِلُ مَ الناٍّسُ ةاِىلِْصْعِ 25 

“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” (QS. AlHadid [57]: 25) 

Islam mengajarkan  keseimbangan  norma, budi pekerti dan perilaku sebagaimana ia mengajarkan manhaj yang lurus, syariat yang diridhai, dan agama yang suci.  

143 وَكَذَلمَِ سَػَيْ َازُ ًْ أُ ٍّثً وشََػًا

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143) 

Keadilan merupakan tuntutan keidealan sebagaimana ia dibutuhkan dalam penerapan hukum. Itu, karena pada dasarnya Islam dibangun di atas pondasi kebenaran dan keadilan. Yakni benar dalam memberitakan berita-berita Ilahi dan adil dalam menetapkan hukum, mengucapkan perkataan, melakukan tindakan dan berbudi pekerti.

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#21_Pesan_Alqur’an

#Kuasai_Emosi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *