Koperasi Digital Wujud Baru Gotong Royong dan Kemandirian Bangsa

Jendelakaba.com-Transformasi koperasi menuju era digital menjadi pembahasan utama dalam Forum Diskusi Publik bertajuk “Digitalisasi Koperasi Merah Putih: Media Komunikasi Publik untuk Ekonomi Gotong Royong dan Kemandirian Bangsa”, yang digelar pada Senin, 20 Oktober 2025, dan menghadirkan Dr. Rulli Nasrullah, M.Si. (Pakar Budaya Digital) serta Tomi Ishak, S.Pd., M.Si. (Pegiat Literasi Digital) sebagai narasumber.

Dalam paparannya, Dr. Rulli Nasrullah menegaskan bahwa digitalisasi koperasi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga tentang perubahan budaya dan cara berkomunikasi.

> “Koperasi harus menjadi entitas yang adaptif terhadap zaman, membawa nilai-nilai gotong royong ke ruang digital,” ujarnya.

Rulli memaparkan bahwa berdasarkan data We Are Social 2025, pengguna internet di Indonesia telah mencapai 224 juta orang atau sekitar 80 persen populasi. Namun, baru sekitar 25–30 persen koperasi yang telah memanfaatkan teknologi digital.

Menurutnya, koperasi memiliki peluang besar menjadi alternatif ekonomi yang lebih berkeadilan di tengah dominasi platform e-commerce besar. “Melalui digitalisasi, koperasi dapat menjangkau pasar nasional bahkan global, serta meningkatkan transparansi pengelolaan,” katanya.

Rulli menekankan pentingnya komunikasi publik digital yang efektif dalam membangun kepercayaan anggota. Ia mencontohkan koperasi yang menyiarkan laporan keuangannya secara daring sebagai bentuk transparansi.

> “Kehumasan koperasi digital harus berlandaskan keterbukaan dan partisipasi,” tambahnya.

Sementara itu, Tomi Ishak menyoroti pentingnya literasi digital sebagai kunci keberhasilan transformasi koperasi. Berdasarkan survei Katadata Insight Center tahun 2023, lebih dari 60 persen pelaku UMKM dan koperasi masih kesulitan menggunakan aplikasi digital untuk manajemen usaha.

Menurutnya, koperasi harus menjadi media komunikasi publik yang efektif, bukan hanya lembaga ekonomi. Dengan digitalisasi, koperasi dapat berperan sebagai jembatan sosial—menghubungkan masyarakat, pemerintah, dan pelaku usaha dalam semangat ekonomi gotong royong.

Tomi juga menekankan perlunya perlindungan data pribadi dan keamanan siber di lingkungan koperasi digital.

> “Dalam dunia digital, kepercayaan adalah aset utama. Koperasi harus memastikan sistemnya aman dari manipulasi dan kebocoran data,” jelasnya.

Selain itu, ia menggarisbawahi pentingnya keterlibatan generasi muda dalam gerakan koperasi. “Koperasi digital dapat menjadi ruang inovasi bagi anak muda untuk mengembangkan start-up sosial yang berorientasi pada kesejahteraan kolektif,” tambahnya.

Baik Rulli maupun Tomi sepakat bahwa keberhasilan digitalisasi koperasi membutuhkan kolaborasi lintas sektor — antara pemerintah, akademisi, dan pelaku teknologi. Mereka menekankan bahwa koperasi digital bukan hanya soal aplikasi, melainkan transformasi budaya dan cara berpikir.

> “Gotong royong kini bisa dilakukan melalui platform digital: gotong royong data, gotong royong promosi, dan gotong royong inovasi,” ujar Rulli.

Sebagai penutup, Tomi menyampaikan pesan yang menggugah:

> “Digitalisasi bukan untuk menggantikan manusia, tetapi untuk memberdayakan manusia. Koperasi digital adalah bukti bahwa teknologi dapat berjalan seiring dengan nilai kemanusiaan dan kemandirian bangsa.”***