JANGAN MINTA DISEGERAKAN!

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

  

أَتََ أمَْرُ اللهِ فَلا تصَْخَػْشِيُ هُ شُتحَْاَُ ُّ وَتَػَالََ خَ ٍّا يشُِْْكُٔنَ

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah. Maka janganlah kamu meminta  agar disegerakan (datang)nya. Mahasuci Allah dan Maha Tinggi dari  apa yang mereka persekutukan.” (QS. An-Nahl [16]: 1) 

Perhatikan baik-baik ayat di atas. Renungkanlah…! Allah mengingatkan kita agar jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi.  

Apakah Anda mau mengeluarkan kandungan sebelum waktunya dilahirkan, atau memetik buah-buahan sebelum masak? Hari esok adalah sesuatu yang belum nyata dan dapat diraba; belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Lalu  mengapa  kita  harus  menyibukkan  diri dengan hari  esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan   menimpanya, meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak  tahu  apakah  kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan? 

 

Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi. Maka tidak sepantasnya kita menyeberangi sebuah jembatan sebelum sampai di atasnya. Sebab siapa yang tahu bahwa kita akan sampai atau tidak pada jembatan itu? Bisa jadi kita akan terhenti jalan sebelum sampai ke jembatan itu, atau mungkin pula jembatan itu hanyut terbawa arus terlebih dahulu sebelum kita sampai di atasnya. Dan bisa pula, kita akan sampai pada jembatan itu dan kemudian menyeberanginya. 

 

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam ghaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thûlul ‘amal (angan-angan yang terlalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang  melawan bayangbayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolahsekolah setan”. 

 

الشٍّيػَْانُ يػَِدُزُ ًُ اىفَْلْرَ وَيَأمُْرزُُ ًْ ةاِىفَْحْشَاءِ وَاللٍّهُ يػَِدُزُ ًْ ٌَغْفِرَةً ٌِِْ ُّ وَفَظْلا  وَاللهُ وَاشِعٌ غَييِ ًٌ   268 

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 268). 

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan, adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi. Padahal, orang-orang yang  sadar bahwa usia hidupnya berada di ‘genggaman yang lain’ tentu tidak akan menggadaikannya dengan sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan  sesuatu  yang  belum ada dan tak berwujud. 

Biarkan hari esok itu datang dengan sendirinya; jangan pernah menanyakan kabar beritanya, dan jangan pula pernah menanti serangan petakanya! Sebab, hari ini Anda sudah sangat sibuk. 

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orangorang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan. 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#21_Pesan_Alqur’an

#Jangan_Minta_Disegerakan

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *