HUMAN RESOURCES (PENDUDUK DAN TENAGA KERJA)

Ilustrasi Gambar Human Resources

 

Oleh : Syaiful Anwar

 

Salah satu hambatan pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah adanya ledakan penduduk (population explotion atau population pressure). Sehingga dengan adanya hambatan pembangun ekonomi maka munculah teori penduduk optimum (optimum population theory). Penduduk optimum adalah jumlah penduduk yang yang dapat menghasilkan upah riil atau pendapatan riil perkapita yang maksimum.

Apabila jumlah penduduk bertambah dan menjadi lebih besar dari pada jumlah penduduk yang optimum, maka akan berlaku law of diminishing return. Dan apabila jumlah penduduk bertambah tetapi belum mencapai jumlah optimumnya maka akan berlaku increasing return.

Kelemahan dari konsep penduduk optimum adalah tidak dapat menentukan besarnya jumlah penduduk yang optimum dan banyak perubahan-perubahan seperti selera,sumber alam dan teknologi sehingga jumlah penduduk optimum dapat berubah-ubah.

2.1.1.1. Peranan Penduduk dalam Pembangunan Ekonomi

Kapasitas produksi yang rendah dari Negara yang sedang berkembang untuk meningkatkan output totalnya adalah harus diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan penduduk, sehingga penghasilan riil perkapita dapat meningkat.

 Ada 4 (empat) aspek yang perlu diperhatikan di Negara berkembang antara lain:

  1. Tingkat Kelahiran yang Relatif Tinggi
  • Dari segi permintaan: penduduk bertindak sebagai konsumen.
  • Dari segi penawaran: penduduk bertindak sebagai produsen.

Sehingga perkembangan peenduduk yang cepat tidaklah selalu merupakan penghambat sebagai jalannya pembangunan ekonomi jika penduduk memiliki kapasitas yang tinggi untuk menyerap dan menghasilkan hasil produksi. Di Negara maju, pertambahan penduduk yang pesat justru akan menaikkan penghasilan ril perkapita, karena Negara ini telah siap dengan tabungan yang akan melayani kebutuhan investasi. Selain itu pertumbuhan penduduk yang pesat di Negara maju ini akan menambah potensi masyarakat untuk menhasilkan dan sebagai sumber permintaan baru.

Berdasarkan teori Profesor A. Hansen mengenai stagnasi secular bertambahnya penduduk memperbesar permintaan agregratif terutam investasi. Menurut pengikut Keynes melihat tambahan penduduk tidak sekadar sebagai tambahan penduduk tetapi juga melihat adanya kenaikan dalam daya beli (purchasing power). Sedangkan menurut pengikut Keynes kenaikan jumlas tenaga kerja disebabkan karena meningkatnya produktivitas dan meningkatnya permintaan tenaga kerja.

Sebaliknya di Negara berkembang perkembangan penduduk malah menghambat perkembangan ekonomi. Menurut kaum klasik maka akan selalu ada perlombaan antara tingat perkembangan output dengan tingkat perkembangan penduduk, yang akhirnya dimenangkan oleh perkembangan penduduk. Jadi bagi Negara yang sedang berkembang perkembangan penduduk merupakan penghalang perkembangan ekonomi karena Negara tersebut sedikit sekali memiliki kapital.

  1. Keadaan penduduk di Negara Berkembang:
  2. a) Trend Fertilitas dan Mortalitas

Laju pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai presentasi pertumbuhan bersih terhadap jumlah penduduk karena pertumbuhan alami natural dan migrasi internasional bersih. Pertumbuhan (natural) adalah perbedaan antara kelahiran dan kematian.

Perbedaan laju pertumbuhan penduduk di Negara berkembang dan Negara maju disebabkan oleh tingkat kelahiran di Negara berkembang lebih tinggi daripada Negara maju. Sedangkan angka kematian di Negara berkembang lebih tingi daripada Negara maju. Hal ini disebabkan karena umumnya penduduk di Negara berkembang menikah pada usia muda. Perbedaan angka kematian di Negara maju dan berkembang sudah sangat sempit disebabkan adanya tingkat perbaikan tingkat kesehatan, perekonomian, pendidikan. Tingkat kelahiran rendah terdapat di Negara yang distribusi pendapatannya lebih merata dan sebaliknya. sehingga Negara ini akan mengurangi tidak meratanya penghasilan dengan cara menurunkan tingkat kelahran daripada Negara yang kurang memperhatikan pemerataan hasil pembangunan ekonomi.

  1. b) Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi

Untuk meningkatkan output tambahan investasi harus cukup besar sehingga dapat meningkatkan penghasilan riil perkapita. Menurut Malthus Negara berkembang ditandai dengan oleh adanya perangkap pada keseimbangan pendapatan yang rendah (Low Level Equilibrium Trap). Artinya tingkat penghasilan yang subsistence apabila penghasilan naik sedikit saja akan mengakibatkan penduduk berkembang lebih pesat dan lebih tinggi daripada tingkat perkembangan penghasilan itu sendiri. Akibatnya tingkat penghasilan perkapita turun sebaliknya penghasilan turun lagi dibawah tingkat subsistence, Penduduk turun jumlahnya dengan tingkat yang lebih cepat daripada tingkat penurunan jumlah penghasilan. Pada tingkat penghasilan subsistence ini merupakan keadaan yang stabil (Stable Equilibrium).

  1. Struktur Umur yang Tidak Favorable

Di Negara yang sedang berkembang sebagian besar penduduknya berusia muda. Keadaan penduduk yang seperti ini disebut penduduk berciri expansif. Sehubungan dengan struktur umur penduduk kita kita kenal dengan “angka beban tanggungan (dependency ratio)”.

Angka beban tanggungan (dependency ratio) adalah perbandingan antara banyaknya orang yang produktif dengan orang yang tidak produktif. Negara yang berkembang memiliki angka beban tanggungan yang tinggi karena besarnya jumlah penduduk usia muda. Proporsi besar penduduk usia muda tidak menguntungkan dalam pembangunan ekonomi karena:

  • Golongan usia muda,cenderung untuk memperkecil angka penghasilan per kapita.
  • Banyaknya alokasi faktor-faktor produksi kearah “investasi- investasi sosial“ bukan ke “investasi kapital”
  1. Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang

Di Negara-negara maju sebagain kecil penduduk saja yang bekerja di sektor pertanian. Urbanisasi pada umumnya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih menarik di sektor industri (di kota). Hal ini mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan perkembangan ekonomi antara kedua sektor tersebut, yaitu sektor pertanian dan sektor industri. Di Indonesia misalnya terdapat masalah distribusi kepadatan penduduk secara regional antara sektor kota dan desa.

Masalah kepadatan penduduk di Indonesia terbatas pada masalah kepadatan di Pulau Jawa, yang kurang lebih 55% dari seluruh penduduk Indonesia tinggal di Jawa. Akibatnya beberapa daerah mengalami kekurangan tenaga kerja dan juga industri, sedangkan di Jawa akan meimiliki tenaga kerja yang berlimpah dan  juga industri. Sehingga ketidakseimbangan distribusi penduduk akan menghambat jalannya pembangunan ekonomi.

  1. Kualitas Penduduk yang Rendah “Kurangnya Tenaga Terdidik dan Terlatih”

Sebagai faktor yang menghalangi pembangunan ekonomi juga adanya kualitas penduduk yang rendah di Negara tersebut. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan penegetahuan, terutama tenaga kerja. Sehingga dalam perkembangan ekonomi terutama bidang industri jelas dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill.

2.1.1.2. Ledakan Penduduk (Population Explotion)

Beberapa faktor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah adanya:

  1. Tingkat Kematian (Death Rate)

Ada empat faktor yang menyumbang terhadap penurunan tingkat kematian pada umumnya:

  • Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknolgi dan meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamian dunia yang cukup lama.
  • Adanya perbaikan pemeliharaan kesehatan umum maupun kesehatan individu.
  • Adanya kemajuan dalam ilimu kedokteran serta diperkenalkannya lembaga-lembaga kesehatan umum yang modern.
  • Meningkatnya penghasilan riil perkapita sehingga orang mampu membiayai hidupnya.

Di samping itu kenaikan tingkat pernghasilan akan memungkinkan tumbuhnya pemeliharaan kesehatan umum.

  1. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)

Bagi Negara-negara industri pertumbuhan penduduk terus berlangsung disamping adanya penurunan dalam tingkat kelahiran. Misalnya: Perancis, Amerika Serikat, Inggris. Tingkat kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola- pola kebudayaan seperti: umur perkawinan, status wanitanya, kedudukannya antara ural dan urban serta sifat-sifat dari sistem famili yang ada. Professor E.E Hagen, menganggap bahwa tingkat kelahiran itu ditentukan oleh tingginya tingkat kematian. Tingkat kelahiran disesuaikan dengan tingginya tingkat kematian dengan maksud agar suatu keluarga memiliki jumlah anak yang sedikit dan dapat hidup sampai hari tua, sehingga keturunannya terus dapat berlangsung. Tingkat kelahiran di Negara-negara berkembang lebih tinggi dari Negara-negara maju dan hal ini akan memperlebar gap antara jumlah penduduk di Negara-negara yang sedang berkembang dengan penduduk di Negara-negara maju.

  1. Tingkat Perpindahan Penduduk (Migrasi)

Migrasi mempunyai peranan juga dalam menentukan tingkat pertumbuhan penduduk. Oleh karena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak dapat diperhitungkan hanya dari tingkat kematian saja. (Misal: penduduk Amerika Latin dan Amerika Utara meningkat karena alasan imigrasi). Bagi negara berkembang migrasi tidak akan berarti dalam peningkatan atau pengurangan jumlah penduduk. Perpindahan penduduk keluar negeri dari negara yang sedang berkembang tidaklah mungkin dapat terlaksana lagi guna mengurangi kepadatan penduduknya, dengan alasan kesulitan-kesulitan integrasi sosial dan rendahnya skill di Negara yang mengalami tekanan penduduk tersebut. Dengan adanya tingkat penurunan yang cepat dan tetap tingginya kelahiran serta kurang efektifnya migrasi, maka pertumbuhan penduduk akan cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di negara bekembang.

2.1.1.3. Pemanfaatan Konsep Ketenagakerjaan

Tidak semua penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebagai faktor produksi. Tenaga kerja adalah penduduk pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun, dan dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor force) dan bukan angkatan kerja.

Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan penduduk yang belum bekerja, namun siap bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang berlaku. Kuantitas dan kualitas angkatan kerja lebih rendah di negara-negara sedang berkembang dari pada di negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di negara berkembang berusia muda. Apabila dilihat dari sudut tenaga kerjanya, maka akan ada pergeseran tenaga kerja yang membarengi pembangunan itu dari sektor pertanian ke sektor-sektor industri dan perdagangan atau jasa.

 

Respon (5)

  1. I’m not sure where you are getting your info, but
    good topic. I needs to spend some time learning more or understanding more.
    Thanks for fantastic info I was looking for this info for my mission.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *