HIDUP INI ADALAH UJIAN

Khazanah

 

 

Oleh : Syaiful Anwar

Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh 

 

Hidup ini tak lepas dari cobaan dan ujian, bahkan cobaan dan ujian merupakan Sunnatullah dalam kehidupan. Manusia akan diuji dengan segala sesuatu, dengan hal-hal yang tidak disenanginya dan disukainya maupun dengan hal-hal yang tidak disukainya. Allah Swt. memberikan ujian kepada manusia berupa harta, kekayaan, kesehatan, kefakiran, kemiskinan, penyakit, dan lainnya. 

 

”Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya 

[21]: 35) 

 

Tentang ayat ini, Ibnu Abbas berkata, Kami akan menguji kalian dengan kesulitan dan kesenangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kefakiran, halal dan haram, ketaatan dan maksiat, petunjuk dan kesesatan. 

 

Dalam riwayat lain darinya, Dengan kesenangan dan kesulitan, dan keduanya merupakan cobaan.

 

”Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).” (QS. Al-A‘raf [7]: 168). 

 

Ibnu Jarir berkata, Kami menguji mereka dengan kemudahan dalam kehidupan dan kelapangan rezeki. Ini yang dimaksud dengan kebaikan-kebaikan (al-hasanât). Sedangkan yang buruk-buruk (as-sayyi`ât) adalah kesempitan dalam hidup, kesulitan, musibah, dan sedikitnya harta, supaya mereka kembali. Adapun la‟allahum yarji‟ûn (agar mereka kembali), yaitu kembali taat kepada Rabb, agar kembali kepada Allah dan bertaubat dari perbuatan dosa dan maksiat yang mereka lakukan. 

 

Ibnu Katsir berkata, Kami menguji mereka dengan kemudahan, kesulitan, rasa senang, rasa takut, keselamatan dan bencana. Apabila seorang Mukmin dan Mukminah sabar terhadap ujian dan cobaan yang menimpa diri, keluarga, dan hartanya, maka Allah akan menghapuskan dosadosanya. 

 

”Tidaklah seorang hamba ditimpa musibah lalu mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. allahumma`jurni fi mushibati wakhlif li khairan minha, melainkan Allah akan memberikan pahala dalam musibahnya itu dan menggantikan untuknya dengan yang lebih baik daripadanya.” (HR. Muslim) 

 

Setiap Muslim dan Muslimah harus merasa puas, ridha, dan bersyukur dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya agar harta tersebut diberkahi oleh Allah. ”Sesungguhnya Allah menguji hamba-Nya dengan apa yang Dia karuniakan (rezekikan) kepadanya, maka barang siapa ridha (menerima dan merasa puas) dengan rezeki yang diberikan kepadanya, maka (pasti) Allah akan memberkahinya dengan meluaskan (melapangkan) rezekinya. Dan barang siapa yang tidak ridha dengan rezeki yang Allah berikan kepadanya, maka (pasti) Allah tidak akan memberkahinya.” (HR. Ahmad dan al-Baihaqi). 

 

#Syaiful_Anwar

#Fakultas_Ekonomi

#Universitas_Andalas

#Kampus2_Payakumbuh

#Pil_Anti_Sedih

#Hidup_Ini_Adalah_Ujian

 

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *