Didalam sejarah bangsa, bulan Mei sampai dengan Agustus merupakan detik-detik puncak perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan, selama itu juga para bapak bangsa dan segenap rakyat bahu membahu memperjuangkan dasar negara yang majemuk, dasar negara yang mampu mengikat semua perbedaan menjadi satu kesatuan, yang sekarang kita kenal dengan Pancasila. Pancasila adalah 5 dasar pokok yang menjadi pedoman dan falsafah hidup seluruh rakyat Indonesia.
Banyak warga negara Indonesia sendiri masih ada yang mempermasalahkan keberadaan Pancasila sebagai dasar negara. Banyak opini-opini yang bahkan menyudutkan Pancasila sebagai dasar negara dan bahkan jelas ada kelompok-kelompok yang ingin menganti falsafah negara tersebut dengan ideologi lain misalnya komunis, Liberalis, Kapitalis, khilafah dan lain sebagainya. Dalam tulisan ini akan dibahas, bagaimana sudut pandang kita sebagai umat muslim menyikapi hal tersebut agar hidup kita di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini tetap diridhoi Allah Swt.
Kita sebagai umat beragama selayaknya tidak berselisih terhadap segala sesuatu yang kita tidak mengetahui ilmunya. Allah Swt telah menjelaskan yang demikian ini di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran: 66
“Beginilah kamu, kamu ini (sewajarnya) bantah membantah tentang hal yang kamu ketahui, maka kenapa kamu bantah membantah tentang hal yang tidak kamu ketahui? Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”.
Mengapa kita tidak perlu memperdebatkan Pancasila? Marilah kita buka kembali teks-teks Pancasila sekaligus kita buka ayat-ayat di dalam Al-Qur’an.
Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
Sekarang kita buka Al-Qur’an Surat Al-Baqarah:163
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa”, kira-kira sama tidak dengan bunyi teks sila pertama Pancasila: Ketuhanan Yang Maha Esa. Ternyata sila pertama Pancasila lurus seperti Al-Qur’an, lalu mengapa banyak umat muslim sendiri menentang Pancasila? Bukankah melaksanakan sila pertama sama dengan tidak syirik. Sila pertama adalah ajaran dari seluruh para Nabi yaitu Tauhid.
“Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku”. (Q.S Al-Anbiya’:92)
Sila kedua Pancasila: Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mari kita buka Al-Qur’an Surat Al-Maidah:8,
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Ayat tersebut adalah perintah dari Allah Swt agar kita sebagai manusia berlaku adil, walaupun terhadap kaum yang kita tidak suka. Itulah adil dan beradab, dan itulah wujud insan kamil atau manusia sempurna, Kemanusiaan yang adil dan beradab.
Mari kita buka Al-Qur’an Surat Ali Imron:103,
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk”.
Ayat tersebut jelas melarang kita berselisih, bercerai berai, dan Allah Swt memerintahkan kita untuk bersatu. Karena persaudaraan adalah nikmat dari Allah Swt. Jika masih ada di antara warga negara di Indonesia yang suka berselisih, memusuhi golongan lain, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jauh dari nikmat Allah, walaupun KTP nya beragama tertentu, walaupun tiap hari melakukan ritual ibadah, walaupun tiap tahun melakukan perjalanan suci, setiap hari memakai baju agamis, akan tetapi jika dihatinya tidak ada sifat kasih sayang dan persaudaraan maka mereka jauh dari nikmat Allah Swt Yang Maha Kasih Sayang.
Sila Keempat Pancasila:
Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Yang pertama rakyat Indonesia dipimpin oleh hikmah, apa itu hikmah?
“Yaa siin, Demi Al Quran yang penuh hikmah”. (Q.S Yaasin:1-2)
“Inilah ayat-ayat Al Quran yang mengandung hikmat, menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS 30: 2-3)
Hikmah adalah Al-Qur’an itu sendiri, karena nama lain dari Al-Quran salah satunya adalah hikmah.
Dan praktek dari berdasar pada hikmah (Al-Qur’an) harus memutuskan segala sesuatu dengan musyawarah, demikian perintah Allah Swt dalam Al-Qur’an Surat Asy-Syuura:38, yang terjemahannya:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka”.
Jadi sila keempat Pancasila juga berdasar Al-Qur’an. Barang siapa memutuskan perkara dengan sepihak tanpa musyawarah, asal gempur, menyalahkan golongan lain semaunya, menyatakan golongan lain sebagai golongan sesat dengan semaunya, sejatinya sudah menyalahi aturan Allah Swt.
Sila kelima Pancasila: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Mari kita buka Al-Qur’an Surat An-Nahl:90,
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.
Ayat tersebut jelas perintah Allah Swt agar kita berlaku adil dan berbuat kebajikan yaitu dimulai dengan memberikan sebagian harta kita kepada kaum kerabat. Ayat ini kemudian dijelaskan di Surat An-Nisa’:36 tentang urutan berbuat baik yang dimulai dari ibu, bapak, karib kerabat, anak yatim dan orang miskin yang tetangga dekat dulu baru ke tetangga jauh, kemudian teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Itulah Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Jadi apa beda Pancasila dengan Al-Qur’an? Isi Pancasila adalah poin-poin utama perintah di dalam Al-Qur’an. Jadi mari kita jauhkan diri dari perselisihan dan perdebatan tentang Pancasila. Mari kita laksanakan saja isi-isinya, karena melaksanakan isi Pancasila sama dengan melaksanakan isi Al-Qur’an. Artinya melaksanakan Pancasila pasti diridhoi Allah Swt, Amin Ya Rabbal ‘Alamin.***
[url=https://t.me/ozempik_kupit_moskva]раствор саксенда купить[/url] – Оземпик 025-05 в наличии, тирзепатид мунджаро купить
continue reading this [url=https://www.infinitywallet.download]kusama кошелекAds[/url]