DPR RI Soroti Rendahnya Minat Sejarah Generasi Muda, Banten Jadi Contoh Pentingnya Literasi Digital Berbasis Arsip

Jendelakaba.com, Lebak, 18 November 2025 — Anggota Komisi X DPR RI, H. Ali Zamroni, S.Sos., M.A.P., menegaskan pentingnya memperkuat literasi sejarah sebagai fondasi identitas bangsa di era digital. Hal ini disampaikannya saat membuka Seminar Literasi Digital bertema “Literasi Sejarah Indonesia” yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan di Kabupaten Lebak.

Dalam pemaparannya, Ali Zamroni mengungkapkan bahwa lebih dari 60 persen pelajar Indonesia hanya mengenal sejarah melalui konten media sosial, bukan melalui sumber terpercaya. Kondisi tersebut diperparah dengan menurunnya jumlah kunjungan museum, termasuk Museum Negeri Banten yang mengalami tren penurunan pengunjung selama tiga tahun terakhir.

“Bangsa yang besar bukan hanya ditopang teknologi, tetapi oleh kedalaman ingatan kolektif terhadap sejarahnya,” ujarnya.

Ali juga menyoroti maraknya hoaks sejarah yang berseliweran di ruang digital, termasuk narasi keliru mengenai Kesultanan Banten yang sering dipersempit hanya pada sisi konflik. Menurutnya, literasi digital menjadi kunci untuk memverifikasi sumber sejarah yang kini semakin mudah diakses berkat digitalisasi arsip.

Ia menambahkan bahwa Banten memiliki modal budaya besar, mulai dari situs Kesultanan, tradisi Debus, hingga warisan intelektual Syekh Nawawi al-Bantani. Namun banyak anak muda lebih mengingat tokoh fiksi dibanding tokoh lokal.

Ali mendorong pendekatan baru pembelajaran sejarah melalui storytelling digital, podcast, video pendek, tur virtual, hingga kolaborasi kreator konten sebagai strategi menarik minat generasi muda.

“Sejarah menjadi benteng menghadapi polarisasi digital. Ketika masyarakat memahami perjalanan bangsanya, mereka lebih bijak dalam menilai informasi,” tegasnya.

Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah memperkuat identitas nasional melalui literasi sejarah yang adaptif terhadap perkembangan teknologi.***