Dharmasraya, 25 April 2025 — Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas pemerintah melalui Puskesmas Koto Besar, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dengan semangat pelayanan dan inovasi tiada henti, Puskesmas Koto Besar berhasil menggerakkan layanan kesehatan hingga ke pelosok nagari, membuka akses yang lebih luas bagi seluruh lapisan masyarakat.
Menurut Nengsih, Kepala Tata Usaha (KTU) Puskesmas Koto Besar, hingga 25 April 2025, capaian Program CKG telah menyentuh angka 3,47% dari total sasaran sebanyak 12.573 warga. Ini berarti sebanyak 507 warga telah mendaftarkan diri untuk mengikuti pemeriksaan, dan 437 di antaranya telah menjalani pemeriksaan lengkap serta menerima laporan kondisi kesehatannya.
“Kami sangat bersyukur atas antusiasme yang terus meningkat dari masyarakat. Ini menjadi bukti bahwa kesadaran akan pentingnya deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan rutin mulai tumbuh dengan baik,” ujar Nengsih.
Program Terbuka untuk Semua Warga
Salah satu faktor utama yang mendorong peningkatan jumlah peserta adalah kebijakan baru yang membuka program ini untuk seluruh warga, tidak terbatas pada yang sedang merayakan ulang tahun. Kebijakan inklusif ini mematahkan batasan administratif dan menjadi solusi efektif untuk menjangkau lebih banyak masyarakat.
Tidak hanya itu, pelayanan CKG juga tidak lagi terbatas di lingkungan Puskesmas. Tim medis kini aktif melakukan pelayanan langsung ke lapangan — menyambangi Kantor Wali Nagari dan bahkan rumah-rumah warga. Inovasi pelayanan jemput bola ini memberikan kemudahan akses bagi warga yang kesulitan datang ke fasilitas kesehatan, baik karena faktor jarak maupun keterbatasan waktu.
“Pelayanan mobile ini mendapat respon positif. Masyarakat merasa lebih diperhatikan dan dilayani. Ini bagian dari komitmen kami untuk mendekatkan layanan kesehatan kepada warga,” jelas Nengsih.
Pemeriksaan Komprehensif dan Gratis
Program CKG bukan sekadar pengecekan ringan. Pemeriksaan yang ditawarkan sangat komprehensif dan menyentuh berbagai aspek kesehatan. Warga yang mengikuti program ini akan mendapat pemeriksaan tekanan darah, gula darah, kadar kolesterol, fungsi ginjal, asam urat, tinggi dan berat badan, serta pemeriksaan khusus lainnya seperti jantung, telinga, mata, dan deteksi dini penyakit tuberkulosis (TB).
Rice Tri Silvia, Koordinator Pelayanan Puskesmas Koto Besar, menambahkan bahwa pihaknya berusaha memberikan layanan selengkap mungkin, dengan tetap mengutamakan mutu dan keamanan. “Kami ingin masyarakat merasa puas dan percaya bahwa mereka mendapatkan layanan kesehatan yang berkualitas,” tuturnya.
Menghadapi Kendala dengan Solusi
Meski capaian program cukup baik, pelaksanaannya di lapangan tidak lepas dari tantangan. Salah satu hambatan yang cukup signifikan adalah gangguan jaringan internet, yang mengganggu proses penginputan data pasien ke dalam aplikasi Satu Sehat, sebuah platform digital nasional untuk pencatatan data kesehatan.
“Data yang tidak bisa langsung tersimpan di sistem membuat kami harus mencatat secara manual terlebih dahulu. Ini penting agar tidak ada informasi yang hilang. Setelah jaringan stabil, barulah kami input ulang ke sistem,” ungkap Rice.
Selain itu, kendala teknis seperti NIK pasien yang belum sinkron atau belum diperbarui di Dukcapil juga menjadi perhatian. Tim Puskesmas tengah berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan validitas data dan mempermudah proses integrasi ke dalam sistem digital kesehatan nasional.
Tantangan Sosial dan Upaya Peningkatan Partisipasi
Kendala lainnya muncul dari sisi partisipasi masyarakat. Dalam kegiatan pelayanan ke rumah, petugas kerap mendapati banyak warga tidak berada di tempat karena sedang bekerja di luar rumah, khususnya pada jam-jam pelayanan. Hal ini berdampak pada rendahnya tingkat partisipasi langsung saat kunjungan.
Namun demikian, pihak Puskesmas tidak menyerah. Mereka terus berinovasi dalam menjadwalkan pelayanan dengan lebih fleksibel, termasuk melaksanakan pemeriksaan pada sore hari atau akhir pekan.
“Kami sedang mengatur jadwal agar bisa menyesuaikan waktu kerja masyarakat. Kami juga aktif menggandeng tokoh masyarakat dan aparat nagari untuk membantu menyosialisasikan program ini,” ujar Rice.
Harapan dan Dukungan untuk Masa Depan
Program CKG di Puskesmas Koto Besar menjadi salah satu contoh baik implementasi pelayanan kesehatan yang humanis, adaptif, dan inovatif. Komitmen para tenaga medis serta dukungan pemerintah daerah menjadi kunci utama keberhasilan program ini.
“Dengan terus mengedepankan pelayanan maksimal dan pendekatan yang ramah, kami optimistis Program CKG akan terus berkembang dan memberikan dampak positif terhadap kualitas kesehatan masyarakat,” tutup Nengsih.
Masyarakat Dharmasraya kini dihadapkan pada peluang besar untuk hidup lebih sehat melalui pemeriksaan rutin dan gratis. Semoga semangat yang sama dapat terus tumbuh di berbagai wilayah lain, demi terwujudnya masyarakat Indonesia yang lebih sehat dan sejahtera.