Anggota DPR RI, Kresna : Literasi Digital Harus Terus Dimasifkan Sampai Daerah 3T.

Jendelakaba.com– “Indonesia menjadi salah satu market media sosial yang luar biasa” ujar Kresna (salah satu anggota DPR RI) dalam webinar merajut nusantara dengan tajuk “Menjaga Budaya Indonesia dengan Bijak di Era Digital” melalui via zoom meeting pada (27/03/2023).

Ia menyampaikan di tengah situasi dan kondisi negara yang saat ini membuat kita sadar bagaimana menjaga budaya Indonesia. Kita tahu bahwa semua kebudayaan dari budaya asing tidak sesuai dengan budaya kita dan seiring berjalannya waktu semakin mencoba menggerus identitas kita dengan ingin menghilangkan budaya-budaya kita sendiri. Seperti Korea dengan K Popnya, Jepang dengan animenya, Amerika dengan Holywoodnya dan India dengan Bollywoodnya dan lain sebagainya baik melalui film, lagu dan media lainnya.

“Indonesia mendapat peringkat no 1 sebagai netizen tidak sopan se Asia Tenggara” terangnya.

Kita coba renungkan hal ini tidak sesuai dengan identitas negara kita Indonesia yang terkenal dari dulu dengan ramah tamahannya, murah senyum dan menyapa, namun dengan perkembangan teknologi saat ini menciptakan sosok netizen yang begitu sangat kejam atau jahat di platform digital, bahkan yang introvert sehari-hari menjadi ganas di dunia digital.

“Menyikapi hal tersebut diperlukan literasi digital bagaimana literasi digital ini terus kita masifkan hingga ke seluruh pelosok dan sampai ke daerah 3T (Terluar, tertinggal dan termiskin)” tambah Kresna.

Senada denganya, Dr.Phil. Panji Anugrah Permana seorang Dosen Departemen Ilmu Politik dan Fisip menyampaikan Dunia maya sebenarnya sama dengan dunia nyata dalam esensi dan dampak walaupun tidak formal dan aktual. Aktivitas dan objek bersifat nyata sekalipun “tidak konkret”.

Trend media komunikasi dan perubahan budaya yang mana mulai beralih ke dunia digital. Kita memasuki arena media sosial sebagai tempat berinteraksi dimana orang-orang dapat berbagi kreasi, cerita satu sama lain.

Penggunaan smarphone secara global semakin berkembang sehingga interaksi dan juga komentar-komentar bisa dengan sangat mudah. Pengguna internet terbesar ada di pulau jawa dengan presentase 55,7 persen dari seluruh wilayah Indonesia.

Selain itu juga diperlukan kompetensi digital sampai pada level mengevaluasi informasi yang didapatkan selain menyeleksi, memahami dan meverifikasi. Dalam litasi digital ada beretika dalam berinternet.

Ragam penyalahgunaan dalam dunia maya ada disinformasi, miskomunikasi dan mall informasi. Maka diperlukan “Saring sebelum sharing” jelas Panji.

Dr. Rosarita Niken Widiastuti (Dewan Pengawas PFN) juga menyampaikan bahwasanya Budaya Indonesia merupakan keseluruhan kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum merdeka pada tahun 1945. Salah satu wujud kebudayaan daerah di Indonesia diantaranya Rumah adat, upacara adat, lagu, seni patung, seni suara, tarian, seni pertunjukan, agama dan filsafat dan bentuk-bentuk kebudayaan lainnya.

Namun saat ini semua bentuk atau wujud kebudayaan daerah mulai tersingkirkan dengan dunia yang serba digital dengan tingakat penggunaan internet yang terus meningkat setiap tahunnya. Oleh karena tantangan kebudayaan di era digital saat ini seperti lingkungan yang menuntut agar kita bisa cepat beradaptasi terhadap perubahan tak terduga, cepat mengambil tindakan dalam situasi yang tidak pasti, saling ketergantunagan dan dinas dan harus senantiasa berfikir “Out of The Box” jelasnya.

Pada satu sisi internet membawa dampak positif diantaranya internet sebagai media komunikasi, media pertukaran data, kemudahan dalam berbisnis, sebagai sumber penghasilan dan memberi kemudahan dalam bidang lainnya seperti pemerintahan, sosial, ekonomi, dan lain sebagainya. Namun disisi lain juga membawa dampak negatif yang diantaranya membuat kecanduan internet, perjudian, pornografi, pencurian data pribadi, bullying dan mengabaikan orang sekitar.

Untuk melestarikan Budaya Indonesia yang bisa dilakukan adalah dengan mempelajari budaya lokal, mengikuti kegiatan budaya asal, mengenalkan produk budaya ke kancah internasional, menjadikan budaya sebagai identitas, dan mengekspor barang kesenian. Melalui media digital yang bisa dilakukan adalah dengan membuat konten tentang keindahan alam Indonesia, menjual makanan khas daerah, membuat konten mix and match batik dan mengadakan pertunjukan rakyat secara virtual. ***

Respon (8)

  1. Heya i’m for the first time here. I came across this board and I find It truly useful & it helped me out
    much. I hope to give something back and help others like you helped me.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *