JendelaKaba.com- Pontianak, Forum Koordinasi BEM se Kalimantan Barat (FKBK) bersama BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) menggelar dialog kebangsaan bertajuk peran mahasiswa membangun pemilih cerdas mewujudkan Pilkada 2024 berkualitas. (04/06/2024)
Bertempat di hotel Grand Mahkota Pontianak, Dialog kebangsaan ini dihadiri oleh Ketua KPU Kalbar, Komisioner Bawaslu Kota Pontianak, Kepala Kesbangpol Kalbar, Akademisi dan pengamat Politik Kalbar, selasa 4 Juni 2024.
“Koordinator FKBK Raihan Yudha mengatakan dialog kebangsaan ini pihaknya laksanakan untuk mengetahui dinamika Pilkada yang ada di Kalbar”.
“Ia menilai mahasiswa memiliki peran penting dalam mewujudkan Pilkada yang berkualitas, karena mahasiswa merupakan agen perubahan, agen kontrol, serta moral force atau kekuatan moral masyarakat”.
“Dengan ini kita harapkan mahasiswa mampu memberikan Sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta mahasiswa menjadi partisipan dari penyelenggaraan Pemilu,” ujarnya.
Kendati nantinya tiap mahasiswa memikirkan perbedaan pendapat dan pilihan pada Pilkada, ia harapkan tiap mahasiswa mampu mempersatukan persepsi bahwa Pilkada yang aman dan damai merupakan hal utama.
Kemudian, Koordinator Wilayah BEM SI Kalbar M Rizal mengatakan bahwa tiap pelaksanaan pemilu pasti akan melahirkan polarisasi, walaupun dalam ilmu Politik Polarisasi adalah hal normal.
“Bila berkaca sebelum – sebelumnya Polarisasi ini hadir dengan sangat buruk, oleh sebab itu jangan sampai ini terjadi kembali,” ujarnya.
Kemudian, Kepala Kesbangpol Kalbar Manto menyampaikan determinasi mahasiswa pada pemilu sejatinya sangat besar, hanya saja tidak memiki kewenangan menentukan sosok atau figur untuk maju pada pemilu, dan sejatinya mahasiswa adalah kelompok yang lebih objektif dalam menentukan figur calon.
“Kontribusi mahasiswa terhadap pengawasan dan kontrol sosial terhadap kegiatan pilkada ini sangat besar, lebih lagi mereka merupakan partisipan aktif,” ujarnya.
Bila ingin Pilkada serentak berjalan dengan aman dan damai, maka peran mahasiswa ia katakan sangat besar.
“Sekarang ini tantangan dalam menyebarluaskan program Pilkada adalah menggunakan teknologi informatika, mereka adalah aktivitas yang melek teknologi, dan bila dari awal mereka berdiri tegak dipihak yang berperan aktif untuk mensukseskan Pilkada, tentu mereka akan menggunakan segala potensi yang mereka miliki salah satunya tentang pemanfaatan teknologi,” paparnya.
Pada Pilkada ia katakan lebih sarat dan rentan dengan berbagai isu SARA serta Politik identitas, karena hubungan antara pemilih dan calon kepala daerah yang akan dipilih sangat dekat, dan keberadaan mahasiswa yang kritis dan melek teknologi sangat penting dalam ini. (*)