Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema “Etika Berpendapat dan Berdemokrasi di Ruang Digital

Jendelakaba.com—Jakarta—Ir. Irwan Ardi Hasman (Anggota Komisi 1 DPR RI) hadiriwebinar Ngobrol Bareng Legislator yang digelar Kominfo RI dengan tema Etika Berpendapat dan Berdemokrasi di Ruang Digital via zoom meeting pada Rabu, 3 April 2024.

Irwan menyampaikan bahwa Di tengah kemajuan teknologi, ruang digital menjadi panggung bagi kita untuk menyuarakan pendapat, berpartisipasi dalam proses demokrasi. Namun dengan kebebasan itu juga ada tanggung jawab. Etika berpendapat di ruang digital menjadi sangat-sangatlah penting. Pertama-tama, kita harus mengingat bahwa setiap pendapat memiliki nilai dan penting untuk didengarkan.

Namun dalam berpendapat, mari kita lakukan dengan penuh rasa hormat terhadap pandangan orang lain. Kita dapat menyampaikan pendapat tanpa menghina atau menyerang individu atau kelompok lain. Para peserta webinar yang saya banggakan. Selain itu, dalam ruang digital informasi dapat dengan mudah tersebar dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memastikan kebenaran informasi sebelum menyebarkannya. Memeriksa keaslian sumber dan fakta sebelum mempercayai dan menyebarkan informasi yang sangat-sangat penting.

Demokrasi di ruang digital juga membutuhkan kolaborasi dan kerjasama. Mari kita membangun dialog yang produktif, mendengarkan pandangan orang lain, dan mencari solusi bersama untuk tantangan yang dihadapi masyarakat kita. Dengan menghormati prinsip-prinsip ini, kita dapat menjaga ruang digital sebagai tempat yang inklusif, beretika, dan demokratis.

Irwan mengajak masyarakat berkomitmen untuk menjadi bagian dari solusi dalam membangun lingkungan dari yang positif dan memajukan demokrasi di era digital ini. Para peserta webinar yang saya banggakan, saya sangat-sangat mengapresiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia atas kerja-kerjasamanya selama ini. 

Gilang Kumari Putra (Praktisi Komunikasi) salah satu narasumber dalam webinar memaparkan bahwa Ketika bicara soal aktivitas komunikasi, maka ukurannya bukan hanya baik dan tidak baik. Tapi ketika bicara soal aktivitas komunikasi, bicaranya efektif atau tidak efektif. Ketika bicara efektif atau tidak efektif, yang harus dipikirkan itu bukan hanya pada transfer informasi, tapi juga pada transfer knowledge, pada transfer ilmu pengetahuan.

Bahwa kebebasan berpendapat tentu saja oleh negara diatur sedemikian rupa, itu menurut saya bukan lalu membuat kita menjadi semaunya, tapi berhati -hati. Berhati -hati di sini menurut saya adalah bahwa ketika kita menyampaikan sebuah informasi, maka informasi itu harus dipastikan benar. Informasi itu harus dipastikan benar dan teruji kebenarannya kira -kira begitu. Kebebasan berpendapat juga itu menghormati hak orang lain. Bahwa ada hak orang lain yang harus kita perhatikan ketika misalnya kita lalu menyampaikan sebuah informasi.

Menyakiti orang atau tidak, kira -kira begitu. Karena ini bicara soal efektivitas komunikasi. Komunikasinya menjadi efektif, kira -kira begitu. Nah, tentu saja kehatian -kehatian berkomunikasi ini, kehatian -kehatian berkomunikasi ini juga menghindarkan diri kita atau menghindarkan orang lain dari penafsiran yang tidak benar dengan apa yang kita sampaikan.

Dalam perspektif komunikasi itu ketika terjadi ada misinformasi, misunderstanding, itu jangan -jangan yang menjadi sumber persoalannya itu bukan penerimanya, bukan komunikan, tapi komunikatornya. Maka disini yang harus dipahami dengan benar bahwa informasinya juga harus dipahami dengan pas, kira -kira begitu. Tentu saja ketika bicara soal, tadi juga sempat disinggung ada sebuah penelitian mengatakan bahwa netizen Indonesia ini adalah netizen paling tidak sopan se -Asia Tenggara. Tapi di penelitian yang lain menariknya adalah bahwa warga negara Indonesia itu warga negara yang ramah.

Kita menjadi orang yang tidak bisa menerima perbedaan -perbedaan itu. Nah, saya ingin menentik beratkan bahwa barangkali ada beberapa informasi yang disampaikan oleh kita itu adalah informasi yang mungkin benar menurut kita, tapi perlu dicek kebenarannya menurut orang lain. Maka sering menggunakannya itu saring sebelum sharing. Itu menjadi penting.

Maka saring sebelum sharing ini itu harus dimulai dengan pastikan bahwa informasi berasal dari sumber yang terpercaya dan diuji kebenarannya. Jadi pastikan bahwa informasi yang kita sampaikan itu informasi yang berasal dari sumber yang terpercaya dan sudah teruji kebenarannya.

Narasumber lainnya, Didi menambahkan ketika kita berpendapat dan bertemukasi di ruang digital ada hal -hal yang perlu kita perhatikan. Ada 3 tips cukup penting. Pertama, pastikan apa yang ingin kita sampaikan, apa yang ingin kita apa namanya, ungkapkan di ruang digital itu adalah hal fakta. Jadi betul -betul itu fakta. Yang kedua, pastikan yang kita sampaikan itu benar -benar fakta tapi bermanfaat. Jadi emang fakta tapi bermanfaat juga. Jadi kalau pun ada fakta tapi tidak bermanfaat yang enggak usah disampaikan, enggak usah disebar, enggak usah dibagikan. Stop sampai di kita.

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *