H. Muhammad Farhan, S.E. (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Anak Muda Jaga Pemilu Damai”

Jendelakaba.com–Jakarta–H. Muhammad Farhan, S.E. (Anggota Komisi 1 DPR RI) Hadiri Ngobrol Bareng Legislator webinar yang digelar Kominfo RI dengan tema “Anak Muda Jaga Pemilu Damai” secara online melalui platform zoom meeting pada Senin, 05 Februari 2024.

Beliau menyampaikan bahwa Ketika kita berbicara tentang pemilu damai, penting untuk menekankan pentingnya menghindari segala bentuk konflik atau ketegangan yang dapat muncul selama masa kampanye dan pemungutan suara. Anak muda perlu memahami bahwa perbedaan pendapat adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi, namun, penyelesaian perbedaan tersebut sebaiknya dilakukan dengan cara-cara yang santun dan mengedepankan dialog. Bersikap bijak dalam menyikapi perbedaan pendapat akan membantu menciptakan atmosfer pemilu yang damai dan kondusif.

Pentingnya literasi politik juga harus diakui oleh anak muda. Memahami platform dan visi misi dari calon-calon yang akan dipilih merupakan langkah awal untuk membuat keputusan yang cerdas. Dengan memiliki pemahaman yang baik tentang isu-isu politik, anak muda dapat lebih berkontribusi secara positif dalam membentuk opini publik dan memilih pemimpin yang sesuai dengan nilai-nilai yang mereka anut. Anak muda juga perlu menghindari terlibat dalam politik identitas atau propaganda yang dapat memecah belah masyarakat. Pemilu seharusnya menjadi ajang untuk memilih pemimpin berdasarkan kemampuan dan kompetensi, bukan berdasarkan faktor-faktor yang dapat menimbulkan konflik. Menjaga pemilu damai berarti menolak segala bentuk provokasi dan berupaya membangun kesadaran akan persatuan dan kesatuan di tengah perbedaan.

Dalam menjaga pemilu damai, media sosial juga memegang peran penting. Anak muda sebagai pengguna aktif media sosial harus memiliki sikap kritis terhadap informasi yang diterima dan berusaha menyebarkan informasi yang benar. Menghindari menyebarkan hoaks atau informasi palsu akan membantu menciptakan ruang diskusi yang sehat dan bermanfaat. Melalui kesadaran, literasi politik, sikap bijak dalam menghadapi perbedaan, dan penolakan terhadap politik identitas, anak muda dapat menjadi agen perubahan dalam menjaga pemilu damai. Dengan keterlibatan aktif dan bertanggung jawab, anak muda dapat membantu menciptakan proses pemilu yang adil, transparan, dan menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi di negeri ini.

Salah satu narasumber dalam webinar, Wawan Ichwanuddin, S.Si. (Peneliti BRIN) memaparkan bahwa Anak muda merupakan tulang punggung masa depan bangsa, dan partisipasi mereka dalam pesta demokrasi perlu diapresiasi. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa pemahaman mendalam tentang proses pemilu, peran serta tanggung jawab sebagai pemilih, dan pemahaman terkait dampak pemilihan terhadap kemajuan negara menjadi faktor krusial dalam menjaga kestabilan sosial. Selain itu juga menunjukkan bahwa literasi politik menjadi hal yang esensial bagi anak muda dalam menghadapi pemilu.

Pemahaman tentang calon, partai, serta platform politik menjadi landasan utama untuk membuat keputusan yang cerdas. Oleh karena itu, perlu adanya pendekatan edukasi yang lebih intensif terkait literasi politik di kalangan anak muda agar mereka dapat membuat keputusan yang berdasarkan informasi yang akurat dan objektif, menghindari penyebaran informasi palsu, serta mampu menganalisis dan memilah informasi politik dengan bijak.

Selain literasi politik, penelitian ini menyoroti pula pentingnya dialog antar-generasi sebagai langkah nyata dalam menjaga pemilu damai. Menciptakan ruang diskusi yang terbuka dan menghargai perbedaan pandangan menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran kolektif bahwa perbedaan pendapat adalah bagian dari dinamika demokrasi. Adanya keberagaman dalam pemikiran politik di kalangan anak muda tidak seharusnya menjadi sumber konflik, melainkan sebagai kekuatan untuk mencapai kesepakatan yang bersama-sama mengarah pada kemajuan bangsa.

Khairul Ikhwan (Digital and Sosial Media Enthusiast) juga menyampaikan bahwasanya penting bagi anak muda untuk menjadi agen perubahan dalam menciptakan wacana yang positif di ruang digital. Sosial media sering kali menjadi sarana bagi perdebatan dan konflik. Oleh karena itu, anak muda perlu membangun budaya diskusi yang sehat, menghormati perbedaan pendapat, dan menghindari kampanye hitam yang dapat merusak citra calon maupun pemilu secara keseluruhan. Dengan menciptakan ruang yang inklusif dan mendukung, anak muda dapat memainkan peran penting dalam meredakan ketegangan dan mempromosikan pemilu yang damai.

Kemudian, dalam konteks penggunaan media sosial, anak muda juga dapat memanfaatkannya untuk mengadvokasi kepentingan politik yang mereka anut. Dengan berbagi ide, gagasan, dan harapan melalui platform digital, mereka dapat membangun momentum positif yang mendukung tujuan pemilu yang demokratis. Penting untuk diingat bahwa setiap tindakan online memiliki potensi untuk memengaruhi opini publik, dan oleh karena itu, anak muda harus bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial sebagai sarana ekspresi dan advokasi.

Terakhir, penting untuk menciptakan kolaborasi antara pemuda dan pihak-pihak terkait, termasuk pemerintah, lembaga pemilihan umum, dan organisasi masyarakat. Melalui kolaborasi yang kokoh, kita dapat memastikan bahwa pemilu berlangsung secara transparan dan akuntabel. Anak muda dapat memainkan peran sebagai pengawas independen dan membantu memastikan bahwa setiap tahapan pemilu berjalan sesuai aturan. Dengan demikian, kita bersama-sama dapat mewujudkan pemilu yang damai, adil, dan representatif bagi seluruh lapisan masyarakat.

Respon (1)

  1. I will immediately seize your rss as I can’t find your email subscription hyperlink or e-newsletter service.
    Do you’ve any? Please allow me recognise so
    that I could subscribe. Thanks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *