Jendelakaba.com — Korban tewas akibat ledakan tungku smelter di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, terus bertambah. Hingga saat ini total korban meninggal dunia telah mencapai 18 orang, sedangkan puluhan orang lainnya masih menjalani perawatan intensif. Sementara pigak Kepolisian masih terus melakukan investigasi terkait kejadian ini.
Ledakan tungku smelter itu terjadi di PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), Minggu (24/12/2023). Perusahaan ini merupakan salah satu tenant atau penyewa yang beroperasi di kawasan industri Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).
”Ledakan yang terjadi di Smelter tersebut merupakan kelalaian yang telah menimbulkan hilangnya nyawa orang lain, artinya ada Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang saya duga tidak sesuai, tidak dipenuhi dan/atau tidak berjalan dengan baik,” kata Rifyan Ketua Umum PP SEPMI saat dihubungi di Jakarta, Selasa (26/12/2023) siang.
Seperti diketahui bahwa peristiwa ledakan tungku smelter itu terjadi pada Minggu pukul 05.30 Wita saat pekerja memperbaiki tungku pembakaran. Saat itu, pekerja juga memasang pelat di bagian tungku. Berdasarkan hasil investigasi awal, penyebab ledakan diduga karena di bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan.
Di lokasi juga terdapat banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan komponen tungku. Ledakan menjadi parah karena ledakan pertama memicu beberapa tabung oksigen di sekitar area ikut meledak. Kebakaran tungku berhasil dipadamkan setelah hampir empat jam, yakni pukul 09.10.
“Ini perusahaan besar, maka kelalaian seperti ini harusnya tidak terjadi. Untuk itu, saya merasa negara perlu melakukan intervensi yang serius atas kejadian ini kepada perusahaan. Saya juga berharap agar ada evaluasi menyeluruh mengingat masih ada potensi bahaya yang lebih besar akan terjadi jika ini dibiarkan,” lanjut Rifyan yang juga merupakan seorang Advokat tersebut.
Rifyan juga menegaskan bahwa betapa pentingnya setiap perusahaan yang berinvestasi di Indonesia memperhatikan keamanan kerja dan dampak terhadap lingkungan saat perushaaan-perusahaan ini beroperasi. Sebab bagaimana pun potensi kerugian yang dialami oleh pekerja dan masyarakat sekitar akan sangat besar jika ada kelalaian atau bahkan kesengajaan. Olehnya Rifyan meminta negara mengevaluasi izin perusahaan dan jika terbukti ada kelalaian negara harus mencabut izin perusahaan.
“Negara jangan main-main, ini persoalan serius” pesan Rifyan. Negara harus serius dan berhati-hati, agar tidak ada korban lagi yang ditimbulkan lagi akibat hadirnya perusahaan ini. Selanjutnya Rifyan mengapresiasi kinerja Polri yang bergerak cepat menangani persoalan ini, sebab jika tidak ancaman bahaya yang lebih besar akan terjadi jika tidak ada gerakan taktis dan terukur yang dilakukan pasca peristiwa ini.