Jendelakaba.com – Siberut Selatan, 25 Juli 2023 Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Shintawai dari Universitas Andalas telah berhasil melaksanakan penelitian, pengabdian masyarakat dan sosialisasi kesehatan gigi di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Muara Siberut, Kecamatan Siberut Selatan, dalam upaya mempromosikan kesadaran mengenai “Oral Health” (kesehatan gigi) kepada Masyarakat Suku Mentawai. Kegiatan ini berlangsung pada hari 21-25 Juli 2023, sebagai bagian dari misi tim untuk membantu meningkatkan pemahaman tentang perawatan gigi dan mulut di kalangan Suku Mentawai.
Tim Shintawai merasa penting untuk merespons tradisi kerik gigi yang sudah lama menjadi bagian integral dari budaya Mentawai. Dalam kerik gigi, gigi-gigi tertentu dikerik, yang telah menjadi tradisi. Namun, mereka sadar bahwa tujuan utama bukanlah menghilangkan tradisi ini, tetapi lebih kepada mencari pendekatan yang sesuai untuk membantu perempuan Mentawai yang meneruskan tradisi ini agar tetap menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka.
drg. Eni Rahmi, Sp.Pros, Dosen Pendamping Tim PKM-RE Shintawai dan sekaligus Wakil Dekan 3 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas, menjelaskan, “Kita tidak berharap kebiasaan ini akan ditinggalkan karena merupakan kekayaan budaya Indonesia, tapi lebih fokus mengupayakan bagaimana pendekatan pada masyarakat Mentawai khususnya perempuan yang meneruskan tradisi ini sehingga kesehatan gigi dan mulut mereka dapat ditingkatkan.” Dengan kata lain, mereka mencoba untuk menggabungkan nilai-nilai budaya dengan praktik-praktik kesehatan modern untuk mencapai keseimbangan.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Ekspedisi Riset Budaya Kerik Gigi Suku Mentawai. Ekspedisi ini berlangsung dari tanggal 21 hingga 25 Juli 2023, dan merupakan salah satu langkah konkrit untuk memahami dampak dari praktik kerik gigi terhadap kesehatan mulut dan gigi, khususnya pada perempuan Mentawai.
dr. Zulia Refeni, Kepala Puskesmas Muara Siberut, juga memberikan apresiasi tinggi terhadap upaya Tim Shintawai. Beliau menyatakan, “Menurut saya apa yang dilakukan oleh tim sangat bagus sekali dengan begitu seluruh masyarakat tahu dengan budaya yang ada di Mentawai yaitu khususnya kerik gigi yang merupakan identitas Mentawai.” Ini adalah bukti bahwa upaya Tim Shintawai mendapatkan dukungan yang kuat dari pihak berwenang dan pemangku kepentingan setempat.
Riset ini juga menjadi salah satu proyek yang dilombakan pada Program Kreativitas Mahasiswa tahun ini. Fokusnya adalah untuk mengangkat urgensi kesehatan gigi dan mulut serta untuk mengukur seberapa besar pengaruh tradisi kerik gigi terhadap oral health. Tim ini diketuai oleh Azizah Rahma Tita dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan beranggotakan Fitri Dwi Syahti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Awal Ikhwani dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Imalatunil Khairah (FKG), dan Soni Muhammad Rafi (FKG). Mereka berharap hasil riset ini dapat memberikan kontribusi positif dalam upaya meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masyarakat Suku Mentawai dengan tetap memahami dan menghormati nilai-nilai budaya yang ada.