Khazanah
Oleh : Syaiful Anwar
Dosen FE Unand Kampus II Payakumbuh
Ummu Thalhah ketika anaknya mati, dengan tegar berdiri di atas kesedihannya, hingga pedihnya musibah tidak lagi terasa, dan kesedihan tidak lagi datang bersama bencana. Yang ada hanyalah ganjaran dan pahala belaka. Kelezatan dan manisnya pahala telah membuatnya lupa akan pahitnya penderitaan. Dia berhias diri untuk suaminya seakan-akan kembali ke masa malam perkawinan, hingga kagetlah suaminya, dan ketika dia gelisah berkatalah sang istri: Hai Abu Thalhah, andaikan seseorang meminjamkan pinjaman sesuatu kepada keluarga, lalu dia menagih pinjaman tersebut, adakah yang melarang mereka melakukan hal itu?” Suaminya menjawab: Tidak!” Istrinya langsung menyambung: “Maka anggaplah anakmu demikian Mendengar hal itu, suaminya langsung naik darah dan melapor kepada Rasulullah Saw. Rasulullah malah tenang dan langsung memberikan selamat kepadanya dalam bentuk doa, “Ya Allah, berkatilah mereka”. Tidak lama kemudian, Allah mengganti musibah mereka dan memberi keluarga itu seorang anak.
Ada juga teladan Imran bin Hashin yang bersabar atas musibah yang menghujaninya selama tiga puluh tahun. Dia tergeletak bagaikan tulang belulang yang terbentang di atas kasurnya. Ketika saudaranya mengunjunginya bersama dengan Imam asy-Sya‘bi dan melihatnya bagai terikat di atas kasur; ikatan yang tak lain adalah urat-uratnya yang telah hancur, dagingnya yang meleleh dan tulangnya yang lemah, maka menangislah saudaranya. Tapi sahabat Imran bin Hashin menenangkannya, “Janganlah engkau menangis, sesungguhnya apa yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling aku cintai.”
Teladanilah Basyir ath-Thabari yang kerbaunya sebanyak empat ratus ekor dirampas oleh balatentara Romawi. Kemudian budak-budak penjaga kerbau-kerbau tesebut menghadap kepadanya dan melaporkan, Wahai Tuan kami, kerbau-kerbaumu telah hilang. Dia malah menjawab, Dan kalian juga, pergilah semaunya bersama kerbau-kerbau itu. Demi Allah, kalian telah bebas! mendengar kejadian itu, anaknya memprotes dengan halus, “Wahai bapakku, apakah kita telah menjadi miskin?” Basyir menjawab, “Diamlah wahai anakku, sesungguhnya Allah sedang mengujiku, maka aku ingin Dia menambah ujian-Nya.”
Teladani pula Ibnu Abbas r.a., ketika anak perempuannya meninggal, maka pulanglah dia dan berkata, Aurat yang telah dilindungi oleh Allah, pertolongan yang dicukupkan oleh Allah, pahala yang telah diberikan oleh-Nya, kemudian dia melaksanakan dua rakaat shalat dan kemudian berkata, Kami telah melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah‖. Allah berfirman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 45)
#Syaiful_Anwar
#Fakultas_Ekonomi
#Universitas_Andalas
#Kampus2_Payakumbuh
#Pil_Anti_Sedih
#Katakan_Sesungguhnya_Apa_Yang_Paling_Dicintai_Oleh_Allah_Adalah_Yang
_Paling_Aku_Cintai